25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Satu Kampung Hilang Tertimbun Tanah, Satu Kecamatan Terendam Lumpur 4 Meter

istimewa
BANTU KORBAN: Personel TNI mengevakuasi korban gempa dan tsunami yang selamat ke pengungsian, Minggu (30/9). Sementara foto kanan, rumah-rumah penduduk rusak berat diguncang gempa.

SUMUTPOS.CO – GEMPA bumi disusul tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), benar-benar meluluhlantakkan banyak bangunan. Bahkan, ada satu kampung di Palu yang hilang ditelan tanah. Hal itu diceritakan Arman (45), seorang pengungsi yang ditemui JawaPos.com (grup Sumut Pos) di rumah dinas Gubernur Sulteng, Jalan M Yamin, Minggu (30/9).

Dia mengatakan, kampung itu sudah lenyap. Gempa bumi yang mengguncang Palu membuat kontur tanah bergeser hingga menimbulkan longsor. “Di situ pak kalau kita mau lihat. Itu kasihan satu kampung habis ditimbun sama longsor pas gempa sama tsunami itu datang. Jalan lubang, putus semua rumah-rumah penduduk sampai tidak kelihatan karena sudah tenggelam ditutup tanah langsung. Hilang itu kampung,” ujar Arman.

Sesuai dengan arah yang ditunjukkan Arman, kampung itu berada di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan. Arman sendiri sempat mendatangi lokasi kampung yang sudah kehilangan peradaban tersebut. Menurut Arman, sebagian besar bangunan baik permanen maupun semi peramanen tertimbun di bawah tanah kering.

Jalan aspal yang membentang menuju pusat kampung itu terbelah. Aksesnya terputus. “Kemungkinan pak, di sana pas sebelum air datang, gempa dulu, karena agak lama gempanya. Langsung terbelah jalan, sampai masuk di kampung baru langsung tertimbun, seperti diisap, ditarik masuk ke dalam tanah. Kayak digulung begitu baru ditutup tanah,” paparnya.

Di sana, ia bahkan sempat meminta sedikit keterangan dari warga asli setempat terkait terimbunnya lokasi tersebut. Amran juga sempat memperlihatkan sejumlah dokumentasi foto kondisi kampung yang disebut dihuni ratusan jiwa penduduk itu kepada JawaPos.com.

Di foto yang diperlihatkan, puing-puing bangunan rumah nyaris tak terlihat akibat tertimbun tanah. Di atas timbunan terpampang pemandangan layaknya pematang sawah yang ditumbuhi rerumputan dan ladang tandus.

Sayangnya, Amran enggan memberikan gambar itu kepada awak media. Alasannya dia tidak ingin menambah beban kekhawatiran dan membuat suasana di Palu semakin genting. “Saya kasih liat saja karena kami ini sebelum ke sini (rumah dinas gubernur, Red) singgah dulu ke sana, lihat betul itu kenyataannyan disana. Ternyata memang parah sekali,” ucapnya.

Sejauh ini sama sekali belum ada bala bantuan di kampung tersebut. Diperkirakan banyak korban yang masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang roboh.

istimewa
BANTU KORBAN: Personel TNI mengevakuasi korban gempa dan tsunami yang selamat ke pengungsian, Minggu (30/9). Sementara foto kanan, rumah-rumah penduduk rusak berat diguncang gempa.

SUMUTPOS.CO – GEMPA bumi disusul tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), benar-benar meluluhlantakkan banyak bangunan. Bahkan, ada satu kampung di Palu yang hilang ditelan tanah. Hal itu diceritakan Arman (45), seorang pengungsi yang ditemui JawaPos.com (grup Sumut Pos) di rumah dinas Gubernur Sulteng, Jalan M Yamin, Minggu (30/9).

Dia mengatakan, kampung itu sudah lenyap. Gempa bumi yang mengguncang Palu membuat kontur tanah bergeser hingga menimbulkan longsor. “Di situ pak kalau kita mau lihat. Itu kasihan satu kampung habis ditimbun sama longsor pas gempa sama tsunami itu datang. Jalan lubang, putus semua rumah-rumah penduduk sampai tidak kelihatan karena sudah tenggelam ditutup tanah langsung. Hilang itu kampung,” ujar Arman.

Sesuai dengan arah yang ditunjukkan Arman, kampung itu berada di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan. Arman sendiri sempat mendatangi lokasi kampung yang sudah kehilangan peradaban tersebut. Menurut Arman, sebagian besar bangunan baik permanen maupun semi peramanen tertimbun di bawah tanah kering.

Jalan aspal yang membentang menuju pusat kampung itu terbelah. Aksesnya terputus. “Kemungkinan pak, di sana pas sebelum air datang, gempa dulu, karena agak lama gempanya. Langsung terbelah jalan, sampai masuk di kampung baru langsung tertimbun, seperti diisap, ditarik masuk ke dalam tanah. Kayak digulung begitu baru ditutup tanah,” paparnya.

Di sana, ia bahkan sempat meminta sedikit keterangan dari warga asli setempat terkait terimbunnya lokasi tersebut. Amran juga sempat memperlihatkan sejumlah dokumentasi foto kondisi kampung yang disebut dihuni ratusan jiwa penduduk itu kepada JawaPos.com.

Di foto yang diperlihatkan, puing-puing bangunan rumah nyaris tak terlihat akibat tertimbun tanah. Di atas timbunan terpampang pemandangan layaknya pematang sawah yang ditumbuhi rerumputan dan ladang tandus.

Sayangnya, Amran enggan memberikan gambar itu kepada awak media. Alasannya dia tidak ingin menambah beban kekhawatiran dan membuat suasana di Palu semakin genting. “Saya kasih liat saja karena kami ini sebelum ke sini (rumah dinas gubernur, Red) singgah dulu ke sana, lihat betul itu kenyataannyan disana. Ternyata memang parah sekali,” ucapnya.

Sejauh ini sama sekali belum ada bala bantuan di kampung tersebut. Diperkirakan banyak korban yang masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang roboh.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/