25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

SBY Ingin Jadi Guru Setelah Lengser

Presiden SBY
Presiden SBY

 

SUMUTPOS.CO – Bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), profesi guru adalah profesi yang familiar. Dia menguraikan hampir semua saudaranya berprofesi sebagai tenaga pengajar. SBY sendiri pernah menjadi tenaga pengajar di Akademi Militer. Karena itu, dia mengungkapkan keinginannya menjadi guru, jika nanti “tidak lagi menjabat Presiden RI.

“Setelah saya mengemban tugas (sebagai Presiden), rasanya yang pas “bagi saya adalah guru. Saya tanya boleh tidak, setelah jadi presiden pakai seragam ini (seragam PGRI),”ujar SBY dalam acara puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN), dan HUT Ke-68 PGRI, di Jakarta Convention Center (JCC), kemarin (27/11).

SBY mengisahkan, selama 30 tahun berkarir di militer, dia sempat menjadi tenaga pengajar selama enam tahun. Tiga tahun pengajar infanteri dan tiga tahun sisanya sebagai dosen seskoad. “Seperlima hidup saya menjadi guru. Guru di TNI gajinya juga tidak besar oleh karena itu harus pandai-pandai mengatur dapur agar tetap mengepul,”kisahnya.

Dalam kesempatan tersebut, SBY juga kembali menyinggung pemilu presiden 2014. Dia pun berpesan kepada para politikus untuk tidak mengorbankan guru dalam pemilu. “Jangan mengorbankan guru dengan cara meminta sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh undang-undang. Biasanya kalau ada apa-apa yang jadi korban adalah para guru,” kata SBY.

SBY pun berpesan kepada para gubernur, bupati, walikota agar memberi kesempatan kepada para guru menjalankan tugasnya. “Karena pada saatnya, mereka akan menggunakan hak pilihnya,”ujarnya. Sementara kepada para guru, SBY meminta agar merek menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara dalam Pemilu 2014. “Jangan jadi Golput, gunakan hak pilih. Karena sebagian guru adalah pegawai negeri, maka patuhilah ketentuan undang-undang, laksanakan netralitas sebagai pegawai negeri,” lanjutnya.

SBYmenambahkan, pihaknya juga berharap kepada guru sebagai pendidik, untuk ikut menciptakan suasana tertib, tenteram dan damai ditengah pasanya suhu politik. “Ikutlah mengingatkan pihak-pihak lain untuk jangan mudah bertengkar, bermusuhan, apalgi melakukan aksi-aksi kekerasan,” tambahnya.

Presiden RI keenam tersebut juga mengimbau para guru” pada saatnya nanti untuk dengarkan dan menyimak baik-baik apa yang dikampanyekan para peserta Pemilu 2014 maupun Pilpres 2014. “Terutama apa pandangan dan kebijakan beliau serta solusi yang akan diambil beliau-beliau dibidang pendidikan, peningkatan kemampuan serta kesejahteraan guru,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY juga memberikan penghargaan” tanda kehormatan Satya Lencana Pendidikan kepada 56 orang guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah berprestasi dan berdedikasi dalam menjalankan tugasnya.

Dalam acara peringatan HGN tersebut, sejumlah menteri juga tampak hadir. Selain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, tampak hadir pula Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali, dan Menteri Perlindungan Perempuan dan Perlindangan Anak Linda Gumelar.

M. Nuh dalam sambutannya juga sedikit menyinggung perihal masa jabatan SBY yang sudah hampir habis itu. Nuh mengatakan bahwa dengan berakhirnya masa jabatan sang presiden, ia berharap nantinya program-program yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan dan guru akan terus dilanjutkan oleh presiden selanjutnya.

“Saya harap, warisan dan yang diwarisi dapat berjalan dengan baik. Sehingga penerima warisan juga mendapat jaminan yang sama seperti janji pemberi warisan awal,” tuturnya. Selain itu, Nuh juga menghimbau para guru untuk terus meningkatkan pendidikan di Indonesia. Para guru juga diminta untuk bekerja lebih keras dan kreatif dalam pengabdian mereka sebagai tenaga pendidik. (Ken/mia)

Presiden SBY
Presiden SBY

 

SUMUTPOS.CO – Bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), profesi guru adalah profesi yang familiar. Dia menguraikan hampir semua saudaranya berprofesi sebagai tenaga pengajar. SBY sendiri pernah menjadi tenaga pengajar di Akademi Militer. Karena itu, dia mengungkapkan keinginannya menjadi guru, jika nanti “tidak lagi menjabat Presiden RI.

“Setelah saya mengemban tugas (sebagai Presiden), rasanya yang pas “bagi saya adalah guru. Saya tanya boleh tidak, setelah jadi presiden pakai seragam ini (seragam PGRI),”ujar SBY dalam acara puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN), dan HUT Ke-68 PGRI, di Jakarta Convention Center (JCC), kemarin (27/11).

SBY mengisahkan, selama 30 tahun berkarir di militer, dia sempat menjadi tenaga pengajar selama enam tahun. Tiga tahun pengajar infanteri dan tiga tahun sisanya sebagai dosen seskoad. “Seperlima hidup saya menjadi guru. Guru di TNI gajinya juga tidak besar oleh karena itu harus pandai-pandai mengatur dapur agar tetap mengepul,”kisahnya.

Dalam kesempatan tersebut, SBY juga kembali menyinggung pemilu presiden 2014. Dia pun berpesan kepada para politikus untuk tidak mengorbankan guru dalam pemilu. “Jangan mengorbankan guru dengan cara meminta sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh undang-undang. Biasanya kalau ada apa-apa yang jadi korban adalah para guru,” kata SBY.

SBY pun berpesan kepada para gubernur, bupati, walikota agar memberi kesempatan kepada para guru menjalankan tugasnya. “Karena pada saatnya, mereka akan menggunakan hak pilihnya,”ujarnya. Sementara kepada para guru, SBY meminta agar merek menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara dalam Pemilu 2014. “Jangan jadi Golput, gunakan hak pilih. Karena sebagian guru adalah pegawai negeri, maka patuhilah ketentuan undang-undang, laksanakan netralitas sebagai pegawai negeri,” lanjutnya.

SBYmenambahkan, pihaknya juga berharap kepada guru sebagai pendidik, untuk ikut menciptakan suasana tertib, tenteram dan damai ditengah pasanya suhu politik. “Ikutlah mengingatkan pihak-pihak lain untuk jangan mudah bertengkar, bermusuhan, apalgi melakukan aksi-aksi kekerasan,” tambahnya.

Presiden RI keenam tersebut juga mengimbau para guru” pada saatnya nanti untuk dengarkan dan menyimak baik-baik apa yang dikampanyekan para peserta Pemilu 2014 maupun Pilpres 2014. “Terutama apa pandangan dan kebijakan beliau serta solusi yang akan diambil beliau-beliau dibidang pendidikan, peningkatan kemampuan serta kesejahteraan guru,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY juga memberikan penghargaan” tanda kehormatan Satya Lencana Pendidikan kepada 56 orang guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah berprestasi dan berdedikasi dalam menjalankan tugasnya.

Dalam acara peringatan HGN tersebut, sejumlah menteri juga tampak hadir. Selain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, tampak hadir pula Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali, dan Menteri Perlindungan Perempuan dan Perlindangan Anak Linda Gumelar.

M. Nuh dalam sambutannya juga sedikit menyinggung perihal masa jabatan SBY yang sudah hampir habis itu. Nuh mengatakan bahwa dengan berakhirnya masa jabatan sang presiden, ia berharap nantinya program-program yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan dan guru akan terus dilanjutkan oleh presiden selanjutnya.

“Saya harap, warisan dan yang diwarisi dapat berjalan dengan baik. Sehingga penerima warisan juga mendapat jaminan yang sama seperti janji pemberi warisan awal,” tuturnya. Selain itu, Nuh juga menghimbau para guru untuk terus meningkatkan pendidikan di Indonesia. Para guru juga diminta untuk bekerja lebih keras dan kreatif dalam pengabdian mereka sebagai tenaga pendidik. (Ken/mia)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/