Ical membenarkan, dirinya pernah menyampaikan bahwa posisi rangkap jabatan ketua umum Golkar dan ketua DPR akan menyulitkan untuk membagi waktu. Namun, dia mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan Novanto terkait hal itu. ”Saya sudah tanya, beliau bilang bisa. Jadi, tidak ada masalah dengan rangkap jabatan,” jelasnya.
Terkait kesepakatan ketiga untuk Akom, Ical menyerahkan keputusan tersebut kepada DPP. Dalam hal ini, Ical menyiratkan bahwa posisi baru Akom nanti tidak lagi berada di internal Golkar. ”Saudara Ade kan diberi jabatan kenegaraan. Nanti wanbin, DPP, dan Ade akan bertemu untuk membicarakannya,” ujar Ical.
Novanto sendiri tidak banyak memberikan pernyataan. Pria yang juga populer dengan panggilan Setnov itu hanya menyatakan apresiasinya kepada Ical yang telah menyetujui keputusan DPP. ”Pak Ical punya pengalaman dan kemampuan. Apa yang dinasihatkan Pak Ical akan saya usahakan sebaik-baiknya,” ujar Novanto. Dia menambahkan bahwa proses selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada DPR.
Di tempat yang sama, Yorrys menegaskan bahwa posisi baru Akom nanti bisa saja berada di eksternal Golkar. Sebab, secara internal, saat ini posisi yang ada justru lebih rendah daripada jabatan Akom. ”Apakah mau kembali ketua Fraksi Golkar, terserah dia. Namun, dia kan pernah bilang tidak mau maju lagi 2019. Apakah posisi baru nanti sebagai duta besar, BPK, OJK, atau menteri, itu kita perjuangkan,” jelasnya.
Menurut Yorrys, nanti hanya ada tiga pihak yang membahas posisi baru Akom. Mereka adalah Ical selaku ketua wanbin, Novanto sebagai ketua umum, dan Ade sendiri. Pergantian tinggal menunggu prosedur di DPR. ”Semua sudah selesai. Kita tunggu di DPR saja sekarang,” tuturnya. (bay/c9/fat/adz)