26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Tetangga: Ibadahnya Bagus, makanya Masih Dilindungi…

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Lettu CPN Abdi Darmain, korban selamat dari jatuhnya helikopter Bell 412 tersebut. Abdi kini masih dalam penanganan medis di RSAL Tarakan.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Lettu CPN Abdi Darmain, korban selamat dari jatuhnya helikopter Bell 412 tersebut. Abdi kini masih dalam penanganan medis di RSAL Tarakan.

SUMUTPOS.CO – Korban insiden jatuhnya helikopter jenis Bell 412 milik TNI AD bertambah. Tim SAR dan TNI yang melakukan pencarian korban heli yang jatuh di pegunungan di Desa Long Sulit, Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) setelah mengalami lost contact pada Kamis (24/11), menemukan tiga awak heli.

Kondisi ketiga awak tersebut dilaporkan meninggal dunia. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Sabrar Fadhilla mengatakan, penemuan tiga awak tersebut terjadi Senin (28/11) pada pukul 13.00 WITA.

Mereka yang gugur adalah Lettu CPN Ginas Sasmita Aji asal Jogjakarta, Sertu Bayu Sadeli Putra asal Dumai, dan Praka Suyanto asal Madiun. Ketiga jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tarakan untuk dilakukan prosedur medis, dan selanjutnya langsung dibawa ke Landasan Udara (Lanud) Tarakan untuk disemayamkan.

“Direncanakan pada tanggal 29 November 2016 ketiga korban gugur akan diterbangkan ke daerah asal masing-masing,” kata Sabrar di Jakarta, kemarin.

Fadhila menjelaskan masih ada satu awak heli yang masih dinyatakan hilang. Dia adalah Lettu Yohanes Syahputra. “Masih dalam pencarian,” ujarnya.

Tim SAR dan TNI lebih dulu menemukan Lettu CPN Abdi Darmain yang merupakan korban selamat dari jatuhnya helikopter Bell 412 tersebut. Abdi kini masih dalam penanganan medis di RSAL Tarakan.

Terkait penyebab jatuhnya heli buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) pada 2013 tersebut, Fadhila mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi di lapangan. “Perlu waktu untuk olah data dari lapangan,” ujarnya.

Namun, sebelumnya dia mengatakan bahwa heli yang membawa logistik untuk kebutuhan pasukan di perbatasan Indonesia-Malaysia di Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan tersebut dalam kondisi sangat prima dan masih layak terbang. “Panel-panel kalau ada yang kurang satu strip saja tidak akan terbang,” ucap Fadhila saat menggelar konferensi pers di Media Center pada Minggu malam (27/11).

Tadi malam Sumut Pos menyambangi rumah Lettu Cpn Abdi Darmain (29), yang selamat dari kecelakaan itu, di Jalan Mapilindo No 15, Lingkungan XII, Kelurahan Tegalrejo, Medan Perjuangan. Saat Sumut Pos tiba di rumah bercat putih itu, mulanya pintunya terbuka. Tampak dua balita kembar mengintip di balik pintu berjerjak besi.

Tak lama berselang, seorang wanita yang belakangan di ketahui bernama Dina (37), kakak Abdi Darmain, muncul di depan pintu. Namun tanpa berbicara sepatah katapun, dia lantas menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat.

Sumut Pos sempat berusaha memanggil wanita itu, namun tak ada jawaban. Saat ditanyakan keberadaan ibunya, Dina menyahut dari dalam rumah. “Ibu enggak ada. Pergi berobat,” ketusnya.

Ternyata, sikap Dina kepada awak Sumut Pos diperhatikan oleh Jon Simanjuntak (45), tetangga mereka.

“Kenapa ditutup pintunya bang?,” tanya Jon.

“Enggak tahu bang,” jawab Sumut Pos.

Akhirnya, Jon pun membuka cerita tentang sosok Abdi Darmain. Menurutnya, Abdi pemuda yang baik dan dikenal sebagai anak yang pintar.

“Sekitar dua bulan lalu, dia kemari. Sempat kami ngobrol-ngobrol. Merokok di sini (kedai). Baiklah anaknya. Almarhum bapaknya pegawai bank,” ujar Jon.

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Lettu CPN Abdi Darmain, korban selamat dari jatuhnya helikopter Bell 412 tersebut. Abdi kini masih dalam penanganan medis di RSAL Tarakan.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Lettu CPN Abdi Darmain, korban selamat dari jatuhnya helikopter Bell 412 tersebut. Abdi kini masih dalam penanganan medis di RSAL Tarakan.

SUMUTPOS.CO – Korban insiden jatuhnya helikopter jenis Bell 412 milik TNI AD bertambah. Tim SAR dan TNI yang melakukan pencarian korban heli yang jatuh di pegunungan di Desa Long Sulit, Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara) setelah mengalami lost contact pada Kamis (24/11), menemukan tiga awak heli.

Kondisi ketiga awak tersebut dilaporkan meninggal dunia. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Sabrar Fadhilla mengatakan, penemuan tiga awak tersebut terjadi Senin (28/11) pada pukul 13.00 WITA.

Mereka yang gugur adalah Lettu CPN Ginas Sasmita Aji asal Jogjakarta, Sertu Bayu Sadeli Putra asal Dumai, dan Praka Suyanto asal Madiun. Ketiga jenazah telah dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Tarakan untuk dilakukan prosedur medis, dan selanjutnya langsung dibawa ke Landasan Udara (Lanud) Tarakan untuk disemayamkan.

“Direncanakan pada tanggal 29 November 2016 ketiga korban gugur akan diterbangkan ke daerah asal masing-masing,” kata Sabrar di Jakarta, kemarin.

Fadhila menjelaskan masih ada satu awak heli yang masih dinyatakan hilang. Dia adalah Lettu Yohanes Syahputra. “Masih dalam pencarian,” ujarnya.

Tim SAR dan TNI lebih dulu menemukan Lettu CPN Abdi Darmain yang merupakan korban selamat dari jatuhnya helikopter Bell 412 tersebut. Abdi kini masih dalam penanganan medis di RSAL Tarakan.

Terkait penyebab jatuhnya heli buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) pada 2013 tersebut, Fadhila mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi di lapangan. “Perlu waktu untuk olah data dari lapangan,” ujarnya.

Namun, sebelumnya dia mengatakan bahwa heli yang membawa logistik untuk kebutuhan pasukan di perbatasan Indonesia-Malaysia di Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan tersebut dalam kondisi sangat prima dan masih layak terbang. “Panel-panel kalau ada yang kurang satu strip saja tidak akan terbang,” ucap Fadhila saat menggelar konferensi pers di Media Center pada Minggu malam (27/11).

Tadi malam Sumut Pos menyambangi rumah Lettu Cpn Abdi Darmain (29), yang selamat dari kecelakaan itu, di Jalan Mapilindo No 15, Lingkungan XII, Kelurahan Tegalrejo, Medan Perjuangan. Saat Sumut Pos tiba di rumah bercat putih itu, mulanya pintunya terbuka. Tampak dua balita kembar mengintip di balik pintu berjerjak besi.

Tak lama berselang, seorang wanita yang belakangan di ketahui bernama Dina (37), kakak Abdi Darmain, muncul di depan pintu. Namun tanpa berbicara sepatah katapun, dia lantas menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat.

Sumut Pos sempat berusaha memanggil wanita itu, namun tak ada jawaban. Saat ditanyakan keberadaan ibunya, Dina menyahut dari dalam rumah. “Ibu enggak ada. Pergi berobat,” ketusnya.

Ternyata, sikap Dina kepada awak Sumut Pos diperhatikan oleh Jon Simanjuntak (45), tetangga mereka.

“Kenapa ditutup pintunya bang?,” tanya Jon.

“Enggak tahu bang,” jawab Sumut Pos.

Akhirnya, Jon pun membuka cerita tentang sosok Abdi Darmain. Menurutnya, Abdi pemuda yang baik dan dikenal sebagai anak yang pintar.

“Sekitar dua bulan lalu, dia kemari. Sempat kami ngobrol-ngobrol. Merokok di sini (kedai). Baiklah anaknya. Almarhum bapaknya pegawai bank,” ujar Jon.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/