25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

13 Hari di Lautan Es, 16 ABK WNI Bebas

JAKARTA – Kabar menggembirakan datang dari Antartika. Kapal pencari ikan Sparta yang 14 hari terjebak es, akhirnya bebas. Kapal berbendera Rusia dengan 32 ABK, termasuk 16 di antaranya WNI itu kini dalam perbaikan dan siap keluar lautan es setelah ditolong Kapal pemecah es Araon.

Koordinator Pelaksana Fungsi Protkons (protocol dan konsuler) KBRI Wellington, Selandia Baru Gufron Hariyanto melalui email yang dikirim ke Jawa Pos (Grup Sumut Pos), kemarin (28/12) menjelaskan, meski terjebak di tengah-tengah lautan es cukup lama, seluruh ABK dalam kondisi baik. “Termasuk para ABK WNI,” katanya.

Gufron mengatakan, para ABK yang terdampar ini tidak sampai mengalami kelaparan. Sebab, suplai bahan pangan disalurkan oleh pesawat Hercules milik Selandia Baru.

Selain menurunkan suplai bahan makanan, pesawat Hercules ini mengirim kebutuhan peralatan pompa air dan plat untuk menambal lambung kapal yang bolong.

Perkembangan evakuasi Kapal Sparta ini terus maju setelah kapal pemecah es Araon berhasil mendekati kapal Sparta. Dari website Rescue Coordination Center New Zealand (RCCNZ), kapal Araon ini berbendera Korea Selatan. Kapal pemecah es ini bertugas membuka jalur perairan yang akan dilalui untuk mengevakuasi kapal Sparta. Seperti diketahui, kapal Sparta ini dikelilingi es yang membeku.

Gufron juga mengatakan, setelah kapal Araon berhasil mendekati kapal Sparta, upaya pertama adalah transfer bahan bakar. “Sekitar 180 ton bahan bakar dari kapal Sparta dipindah ke kapal Araon,” ucap dia.
Menurut pihak KBRI Wellington, tragedi kapal terdampar di Antartika memang sangat langka. Dia memperkirakan, kejadian yang menimpa kapal Sparta ini yang pertama dalam dua tahun terakhir. Pihak KBRI sendiri belum bisa memastikan jalur yang dilalu kapal Sparta ini sebenarnya rawan ditutup es atau tidak. Pihak KBRI masih menunggu hasil koordinasi dengan Rescue Coordination Center New Zealand (RCCNZ). (wan/nw/jpnn)

JAKARTA – Kabar menggembirakan datang dari Antartika. Kapal pencari ikan Sparta yang 14 hari terjebak es, akhirnya bebas. Kapal berbendera Rusia dengan 32 ABK, termasuk 16 di antaranya WNI itu kini dalam perbaikan dan siap keluar lautan es setelah ditolong Kapal pemecah es Araon.

Koordinator Pelaksana Fungsi Protkons (protocol dan konsuler) KBRI Wellington, Selandia Baru Gufron Hariyanto melalui email yang dikirim ke Jawa Pos (Grup Sumut Pos), kemarin (28/12) menjelaskan, meski terjebak di tengah-tengah lautan es cukup lama, seluruh ABK dalam kondisi baik. “Termasuk para ABK WNI,” katanya.

Gufron mengatakan, para ABK yang terdampar ini tidak sampai mengalami kelaparan. Sebab, suplai bahan pangan disalurkan oleh pesawat Hercules milik Selandia Baru.

Selain menurunkan suplai bahan makanan, pesawat Hercules ini mengirim kebutuhan peralatan pompa air dan plat untuk menambal lambung kapal yang bolong.

Perkembangan evakuasi Kapal Sparta ini terus maju setelah kapal pemecah es Araon berhasil mendekati kapal Sparta. Dari website Rescue Coordination Center New Zealand (RCCNZ), kapal Araon ini berbendera Korea Selatan. Kapal pemecah es ini bertugas membuka jalur perairan yang akan dilalui untuk mengevakuasi kapal Sparta. Seperti diketahui, kapal Sparta ini dikelilingi es yang membeku.

Gufron juga mengatakan, setelah kapal Araon berhasil mendekati kapal Sparta, upaya pertama adalah transfer bahan bakar. “Sekitar 180 ton bahan bakar dari kapal Sparta dipindah ke kapal Araon,” ucap dia.
Menurut pihak KBRI Wellington, tragedi kapal terdampar di Antartika memang sangat langka. Dia memperkirakan, kejadian yang menimpa kapal Sparta ini yang pertama dalam dua tahun terakhir. Pihak KBRI sendiri belum bisa memastikan jalur yang dilalu kapal Sparta ini sebenarnya rawan ditutup es atau tidak. Pihak KBRI masih menunggu hasil koordinasi dengan Rescue Coordination Center New Zealand (RCCNZ). (wan/nw/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/