27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

2 Ribu Bencana, Kerugian 11 Triliun

Salahsatu rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa 5,5 SR di Padangsidimpuan,bulan Juli lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Lebih 2 Ribu bencana tercatat menghantam indonesia sepanjang tahun 2017. Mengakibatkan 377 orang tewas, dan membuat 2,5 juta jiwa mengungsi. Bencana-bencana ini juga menyebabkan kerugian sampai Rp. 11 triliun.

Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sementara menunjukkan 2.341 kejadian bencana selama tahun 2017. Terdiri dari banjir (787 kejadian), Puting beliung (716 kejadian), tanah longsor (614 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (96 kejadian), banjir dan tanah longsor (76 kejadian), kekeringan (19 kejadian), gempabumi (20 kejadian), gelombang pasang dan abrasi (11 kejadian), dan letusan gunungapi (2 kejadian).

“Sekitar 99 persen adalah bencana hidrometeorologi, yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca dan aliran permukaan, “ kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNP, Sutopo Purwo Nugroho kemarin (29/12).

Selain bencana Hidrometerologis, bencana lain adalah gempa. Dari Data BMKG menunjukkan selama tahun 2017, telah terjadi 6.893 kali gempa. 208 gempa berkekuatan 5 SR, yang getarannya terasa ada 573 kali. 19 diantaranya menimbulkan kerusakan. Dampak gempa yang merusak adalah gempa 6,9 SR di Barat Daya Tasikmalaya yang menyebabkan lebih dari 5.200 rumah rusak.

“Artinya, kalau dirata-rata, setiap hari terjadi 19 kal gempa di indonesia,” kata Sutopo.

Sementara bencana-bencana di indonesia telah tercatata merenggut 377 nyawa. Membuat 1.005 orang luka-luka dan 3.494.319 orang mengungsi dan menderita. Bencana juga merusak 47.442 unit rumah rusak, 10.457 diataranya rusak berat. 10.470 rumah rusak sedang dan 26.515 rumah rusak ringan.

Banjir tercatat merendam 365.194 unit rumah. Serta merusak 2.083 unit bangunan fasilitas umum. Mencakup 1.272 unit fasilitas pendidikan, 698 unit fasilitas peribadatan dan 113 fasilitas kesehatan.

Sutopo menjelaskan, Bencana longsor adalah yang paling mematikan. Membunuh 156 orang, dan melukai 168 jiwa, serta membuat 52.930 jiwa mengungsi dan menderita.

Sutopo menjelaskan, Seringkali skala longsor kecil. Namun menyebabkan satu keluarga meninggal dunia. Hal ini disebabkan jutaan masyarakat tinggal di daerah-daerah rawan longsor sedang hingga tinggi dengan kemampuan mitigasi yang belum memadai. “Penataan ruang masih belum memperhatikan resiko bencana, banyak masyrakat tinggal di daerah rawan,” katanya.

Bencana yang tak kalah merusakn adalah siklon tropis Cempaka yang terjadi pada 27-29 November 2017. Menebarkan bencana di 28 kabupaten/kota di Jawa. Banjir, longsor dan puting beliung yang ditimbulkan menyebabkan 41 orang tewas, 13 orang luka-luka dan 4.888 rumah rusak. Daerah yang paling terdampak adalah di Pacitan, Wonogiri, Kulon Progo dan Gunung Kidul karena berdekatan dengan posisi Siklon Tropis Cempaka.

Dari sebaran bencana, daerah paling banyak terjadi bencana adalah di Jawa Tengah, dengan 600 kejadian, Jawa Timur 419 kejadian, Jawa Barat 316 kejadian, disusul Aceh 89 kejadian, dan Kalimantan Selatan 57 kejadian.

Salahsatu rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa 5,5 SR di Padangsidimpuan,bulan Juli lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Lebih 2 Ribu bencana tercatat menghantam indonesia sepanjang tahun 2017. Mengakibatkan 377 orang tewas, dan membuat 2,5 juta jiwa mengungsi. Bencana-bencana ini juga menyebabkan kerugian sampai Rp. 11 triliun.

Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sementara menunjukkan 2.341 kejadian bencana selama tahun 2017. Terdiri dari banjir (787 kejadian), Puting beliung (716 kejadian), tanah longsor (614 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (96 kejadian), banjir dan tanah longsor (76 kejadian), kekeringan (19 kejadian), gempabumi (20 kejadian), gelombang pasang dan abrasi (11 kejadian), dan letusan gunungapi (2 kejadian).

“Sekitar 99 persen adalah bencana hidrometeorologi, yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca dan aliran permukaan, “ kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNP, Sutopo Purwo Nugroho kemarin (29/12).

Selain bencana Hidrometerologis, bencana lain adalah gempa. Dari Data BMKG menunjukkan selama tahun 2017, telah terjadi 6.893 kali gempa. 208 gempa berkekuatan 5 SR, yang getarannya terasa ada 573 kali. 19 diantaranya menimbulkan kerusakan. Dampak gempa yang merusak adalah gempa 6,9 SR di Barat Daya Tasikmalaya yang menyebabkan lebih dari 5.200 rumah rusak.

“Artinya, kalau dirata-rata, setiap hari terjadi 19 kal gempa di indonesia,” kata Sutopo.

Sementara bencana-bencana di indonesia telah tercatata merenggut 377 nyawa. Membuat 1.005 orang luka-luka dan 3.494.319 orang mengungsi dan menderita. Bencana juga merusak 47.442 unit rumah rusak, 10.457 diataranya rusak berat. 10.470 rumah rusak sedang dan 26.515 rumah rusak ringan.

Banjir tercatat merendam 365.194 unit rumah. Serta merusak 2.083 unit bangunan fasilitas umum. Mencakup 1.272 unit fasilitas pendidikan, 698 unit fasilitas peribadatan dan 113 fasilitas kesehatan.

Sutopo menjelaskan, Bencana longsor adalah yang paling mematikan. Membunuh 156 orang, dan melukai 168 jiwa, serta membuat 52.930 jiwa mengungsi dan menderita.

Sutopo menjelaskan, Seringkali skala longsor kecil. Namun menyebabkan satu keluarga meninggal dunia. Hal ini disebabkan jutaan masyarakat tinggal di daerah-daerah rawan longsor sedang hingga tinggi dengan kemampuan mitigasi yang belum memadai. “Penataan ruang masih belum memperhatikan resiko bencana, banyak masyrakat tinggal di daerah rawan,” katanya.

Bencana yang tak kalah merusakn adalah siklon tropis Cempaka yang terjadi pada 27-29 November 2017. Menebarkan bencana di 28 kabupaten/kota di Jawa. Banjir, longsor dan puting beliung yang ditimbulkan menyebabkan 41 orang tewas, 13 orang luka-luka dan 4.888 rumah rusak. Daerah yang paling terdampak adalah di Pacitan, Wonogiri, Kulon Progo dan Gunung Kidul karena berdekatan dengan posisi Siklon Tropis Cempaka.

Dari sebaran bencana, daerah paling banyak terjadi bencana adalah di Jawa Tengah, dengan 600 kejadian, Jawa Timur 419 kejadian, Jawa Barat 316 kejadian, disusul Aceh 89 kejadian, dan Kalimantan Selatan 57 kejadian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/