VILLENEUVE-D’ASCQ – Rugby adalah olahraga nomor satu di Wales. Namun melesatnya Wales ke perempat final Euro 2016 dan sebagai satu-satunya wakil Britania Raya di Prancis membuat sepak bola semakin termasyhur di Wales.
Fans Wales sangat bergairah buat memberikan dukungan bagi timnya di delapan besar ini. Pasca absen 58 tahun di pentas sepak bola mayor, Euro kali ini menjadi titik balik kebangkitan sepak bola Wales.
Dini hari nanti (1/7) di Stade Pierre-Mauroy, Wales akan ditantang oleh Belgia di babak delapan besar. Belgia jelas lebih difavoritkan menang dan lolos ketimbang Wales yang berstatus debutan ini.
Nah, menuju laga ini skuad Wales terlihat demikian rileks. Rabu (29/6) lalu anak asuh Chris Coleman tersebut ditulis Daily Mail bersantai di kawasan Dinard, pantai di barat laut Prancis.
Robson-Kanu, Ben Davies, Wayne Hennessey, dan Gareth Bale mampir ke sebuah kedai dan menikmati milkshake. Sam Vokes dan David Edwards menikmati es krim juga bermain sepak bola pantai dengan warga setempat. Kapten Ashley Williams pun meladeni foto-foto dengan pengunjung di pantai.
Seperti diberitakan The Telegraph kemarin (30/6) arsitek Wales Chris Coleman mengatakan laga lawan Belgia ini adalah pesan yang sangat kuat buat masa generasi penerus Wales. Terutama mereka yang menggemari sepak bola.
“Petualangan Wales tak akan berhenti disini,” kata Coleman soal laga lawan Belgia ini. Kalimat penedek namun penuh makna dari suksesor Gary Speed itu jelas mengisyaratkan seandainya Wales siap habis-habisan demi tiket semifinal.
Coleman makin gembira karena bek yang juga leader lini belakang Ashley Williams sudah fit dan bisa berlaga. Seperti diberitakan Sky Sports kemarin (30/6), Williams yang mengalami cedera bahu ketika lawan Irlandia Utara (25/6) sudah membaik.
Pria 46 tahun itu melemparkan tekanan delapan besar dengan berkata justru Belgia yang seharusnya nervous. Belgia yang saat ini menanggung label ‘Generasi Emas’ kalau terpeleset akan menanggung malu yang besar.
“Seluruh dunia akan menanti apa yang akan dilakukan Marc (Wilmots). Banyak yang iri akan kualitas dan kekuatan skuad Marc karena inti dan cadangan sama bagusnya,” kata Coleman. “Namun semua kelebihan itu malah akan menghadirkan problem tersendiri,” tambah mantan pelatih Fulham tersebut.
Rata-rata agresivitas Wales masih di bawah Belgia. Rata-rata gol Belgia selajuh ini adalah dua. Dalam empat laga, delapan gol dihasilkan De Rode Duivels, julukan Belgia.
Sementara Wales ada di bawahnya tipis. Dalam empat laga, The Dragons, julukan Wales, menhasilkan tujuh gol. Artinya rata-rata per laga Wales mencatatkan 1,75 gol.
Dalam setiap laganya, rata-rata shot on target Belgia 2,1 kali. Lalu Wales 1,7 kali. Juga dalam seni men-dribble bola, pemain-pemain Belgia jauh lebih handal ketimbang Wales. Belgia punya angka sukses dribble per laga 1,5 kali, sedang Wales hanya 1,2 kali.
Kepada The Telegraph Coleman juga menyatakan tak ada pengawaln khusus kepada sosok kapten tim belgia, Eden Hazard yang bermain luar biasa. Kontribusi Hazard sungguh mengatrol tim. Yakni satu gol dan tiga assist.
Coleman juga menambahkan karakter-karakter permainan Belgia secara individu sudah terbaca. Alasannya banyak diantara penggawa Belgia yang bermain buat klub-klub Premier League.
Misalnya Thibaut Courtois (Chelsea), Eden Hazard (Chelsea), Toby Alderweireld (Tottenham HOtspur), Jan Vertonghen (Tottenham Hotspur), Romelu Lukaku (Everton), Marouane Fellaini (Manchester United), dan Kevin de Bruyne (Manchester City).
“Apakah kami takut pada satu nama, yakni Eden Hazard? Jawabnya tidak dan kami tak akan melakukan penjagaan spesial kepadanya,” tutur Coleman.