30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Prestasi Menurun, Desak Revolusi Asprov PSSI Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sepak bola Sumatera Utara saat ini sedang dalam kondisi memperihatinkan. Baik di level amatir maupun profesional, sepak bola Sumut belum menunjukkan prestasi membanggakan.

Hal itu dikatakan Pemerhati Sepak Bola Sumut, Idris SE di Medan, Minggu (4/2/2024). “Sepak bola Sumut saat ini sedang terpuruk. Perlu perbaikan menyeluruh agar bisa bangkit kembali,” ujar Idris.

Idris menjelaskan, di level profesional, dua tim asal Sumut, yakni Sada Sumut dan PSDS Deliserdang sudah degradasi ke Liga 3. Begitu juga dengan PSMS Medan, tidak mampu berbicara banyak di babak 12 besar Liga 2 musim ini.

“Capaian tiga klub profesional asal Sumut di Liga 2 musim ini menunjukkan sepak bola Sumut sedang terpuruk. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengelolaan,” tambahnya.

Namun menurut Idris faktor yang paling penting adalah kurangnya pembinaan sehingga tim asal Sumut kesulitan mendapatkan pemain berkualitas. Terbukti, klub-klub Sumut banyak mengandalkan pemain luar daerah.

“Bahkan Labura Hebat sebagai juara Liga 3 tingkat Sumut banyak mengandalkan pemain luar daerah. Kabarnya mereka banyak memakai pemain PSAD,” paparnya.

Mantan CEO PSMS ini menambahkan situasi ini terjadi karena pembinaan sepak bola di Sumut tidak berjalan baik. Pembinaan tidak berjalan karena kompetisi juga tidak ada.

“Semua itu seperti mata rantai. Kalau kompetisi ada, maka pembinaan dipastikan berjalan. Namun di Sumut kompetisi tidak ada, sehingga pembinaan di klub tidak berjalan. Bahkan banyak klub di Sumut tidak lagi aktif lagi,” jelasnya.

Bukti banyak klub di Sumut tidak aktif lagi terlihat pada pelaksanaan Liga 3 zona Sumut tahun 2023/2024 hanya diikuti 13 tim. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya. “Jumlah klub di Sumut menurun dari tahun sebelumnya,” tagasnya.

Untuk itu, Idris mendesak agar dilakukan revolusi di sepak bola Sumut, khususnya Asprov PSSI Sumut. Sebab Idris menilai menurunkan prestasi sepak bola di Sumut merupakan tanggungjawab Asprov PSSI Sumut.

“Revolusi di Asprov PSSI Sumut sangat mendesak. Apalagi saat ini Asprov PSSI Sumut tanpa pimpinan. Segara dilakukan KLB untuk memilih ketua umum. Akan sulit melakukan pembinaan kalau tidak ada leader atau motor di Asprov PSSI Sumut,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, Idris mengharapkan dukungan kepala daerah dalam hal pembinaan sepak bola. Ini dilakukan agar melahirkan pemain berkualitas dan generasi muda terhindar dari pengaruh narkoba. “Kepala daerah harus memberikan dukungan terhadap pembinaan sepak bola,” pungkasnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sepak bola Sumatera Utara saat ini sedang dalam kondisi memperihatinkan. Baik di level amatir maupun profesional, sepak bola Sumut belum menunjukkan prestasi membanggakan.

Hal itu dikatakan Pemerhati Sepak Bola Sumut, Idris SE di Medan, Minggu (4/2/2024). “Sepak bola Sumut saat ini sedang terpuruk. Perlu perbaikan menyeluruh agar bisa bangkit kembali,” ujar Idris.

Idris menjelaskan, di level profesional, dua tim asal Sumut, yakni Sada Sumut dan PSDS Deliserdang sudah degradasi ke Liga 3. Begitu juga dengan PSMS Medan, tidak mampu berbicara banyak di babak 12 besar Liga 2 musim ini.

“Capaian tiga klub profesional asal Sumut di Liga 2 musim ini menunjukkan sepak bola Sumut sedang terpuruk. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengelolaan,” tambahnya.

Namun menurut Idris faktor yang paling penting adalah kurangnya pembinaan sehingga tim asal Sumut kesulitan mendapatkan pemain berkualitas. Terbukti, klub-klub Sumut banyak mengandalkan pemain luar daerah.

“Bahkan Labura Hebat sebagai juara Liga 3 tingkat Sumut banyak mengandalkan pemain luar daerah. Kabarnya mereka banyak memakai pemain PSAD,” paparnya.

Mantan CEO PSMS ini menambahkan situasi ini terjadi karena pembinaan sepak bola di Sumut tidak berjalan baik. Pembinaan tidak berjalan karena kompetisi juga tidak ada.

“Semua itu seperti mata rantai. Kalau kompetisi ada, maka pembinaan dipastikan berjalan. Namun di Sumut kompetisi tidak ada, sehingga pembinaan di klub tidak berjalan. Bahkan banyak klub di Sumut tidak lagi aktif lagi,” jelasnya.

Bukti banyak klub di Sumut tidak aktif lagi terlihat pada pelaksanaan Liga 3 zona Sumut tahun 2023/2024 hanya diikuti 13 tim. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya. “Jumlah klub di Sumut menurun dari tahun sebelumnya,” tagasnya.

Untuk itu, Idris mendesak agar dilakukan revolusi di sepak bola Sumut, khususnya Asprov PSSI Sumut. Sebab Idris menilai menurunkan prestasi sepak bola di Sumut merupakan tanggungjawab Asprov PSSI Sumut.

“Revolusi di Asprov PSSI Sumut sangat mendesak. Apalagi saat ini Asprov PSSI Sumut tanpa pimpinan. Segara dilakukan KLB untuk memilih ketua umum. Akan sulit melakukan pembinaan kalau tidak ada leader atau motor di Asprov PSSI Sumut,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, Idris mengharapkan dukungan kepala daerah dalam hal pembinaan sepak bola. Ini dilakukan agar melahirkan pemain berkualitas dan generasi muda terhindar dari pengaruh narkoba. “Kepala daerah harus memberikan dukungan terhadap pembinaan sepak bola,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/