26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sakit, Petinju Legendaris Sumut Butuh Bantuan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Inilah kisah sang petinju legendaris yg telah banyak memperoleh prestasi di dunia tinju nasional maupun internasional, serta mengharumkan nama Indonesia umumnya, dan daerah Sumatera Utara (Sumut) khususnya.

Prestasi pertama Erwinsyah tercatat pada 1977, dia berhasil meraih medali emas kelas bulu STE Aceh. Pada tahun yang sama, dia juga mempersembahkan medali emas kelas bulu pada PON IX/1977, setelah petinju asal DKI Jakarta menarik diri di partai final, memberikan Erwinsyah kemenangan tak bertanding.

Erwinsyah semakin menunjukkan kehebatannya dengan meraih medali emas kelas ringan di Piala ASEAN II/1977 yang digelar di Singapura. Prestasinya semakin berkembang pada 1979, karena dia berhasil memperoleh medali perak kelas ringan di Piala Presiden RI II/1979 Jakarta, dan medali perunggu di Turnamen Tinju Internasional Paris, Prancis.

Pada SEA Games X/1979 di Jakarta, Erwinsyah kembali mengukir prestasi dengan meraih medali perak kelas ringan.

Prestasi Erwinsyah tidak berhenti di situ. Pada tahun yang sama, dia juga berhasil mempersembahkan medali perunggu kelas bulu pada Kejuaraan Asia 1979 yang diadakan di Bombay. Pada 1980, Erwinsyah kembali meraih medali perak kelas ringan di Piala ASEAN V/1980 di Surabaya.

Pada 1981, menjadi tahun penting dalam karirnya. Erwinsyah memperoleh medali perunggu kelas ringan pada Piala Presiden RI IV/1981 Jakarta, dan tidak hanya itu, dia juga berhasil meraih medali emas kelas bulu di STE Medan 1981.

Puncak keberhasilan datang pada 1982 silam, ketika Erwinsyah menjadi juara kelas bulu Kejurnas Semarang 1982, usai mengalahkan Mika Tobing di final. Dia juga dinobatkan sebagai petinju terbaik.

Erwinsyah terus mengejar keunggulan pada 1985, dan dia meraih medali emas kelas ringan pada PON XI/1985 Jakarta, setelah mengalahkan Mika Tobing dalam pertandingan final. Prestasi ini menjadi lebih berarti, karena Tim Sumut menjadi Juara Umum PON XI, dan Erwinsyah meraih medali perunggu di Jerman Timur pada 1986.

Erwinsyah, yang berbagi momen keberhasilan dengan petinju lainnya, seperti Damanhur Siregar dan Ucok Tanamal, memandang setiap prestasinya sebagai hadiah bagi Sumut dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Erwinsyah, seorang petinju berbakat asal Sumut, yang telah mengukir prestasi cukup membanggakan dalam dunia tinju nasional dan internasional. Dengan dedikasi dan ketangguhannya, Erwinsyah berhasil meraih sejumlah medali emas, perak, dan perunggu sepanjang karirnya yang cemerlang.

Erwinsyah kini sedang berjuang melawan penyakitnya. Penuh harapan bagi Erwinsyah agar dapat sembuh dengan kondisinya sekarang, yang sedang terbaring di Rumah Sakit Sembiring, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang, yang berjarak lebih kurang 15 kilometer dari Kota Medan, tempat kelahirannya. (rel/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Inilah kisah sang petinju legendaris yg telah banyak memperoleh prestasi di dunia tinju nasional maupun internasional, serta mengharumkan nama Indonesia umumnya, dan daerah Sumatera Utara (Sumut) khususnya.

Prestasi pertama Erwinsyah tercatat pada 1977, dia berhasil meraih medali emas kelas bulu STE Aceh. Pada tahun yang sama, dia juga mempersembahkan medali emas kelas bulu pada PON IX/1977, setelah petinju asal DKI Jakarta menarik diri di partai final, memberikan Erwinsyah kemenangan tak bertanding.

Erwinsyah semakin menunjukkan kehebatannya dengan meraih medali emas kelas ringan di Piala ASEAN II/1977 yang digelar di Singapura. Prestasinya semakin berkembang pada 1979, karena dia berhasil memperoleh medali perak kelas ringan di Piala Presiden RI II/1979 Jakarta, dan medali perunggu di Turnamen Tinju Internasional Paris, Prancis.

Pada SEA Games X/1979 di Jakarta, Erwinsyah kembali mengukir prestasi dengan meraih medali perak kelas ringan.

Prestasi Erwinsyah tidak berhenti di situ. Pada tahun yang sama, dia juga berhasil mempersembahkan medali perunggu kelas bulu pada Kejuaraan Asia 1979 yang diadakan di Bombay. Pada 1980, Erwinsyah kembali meraih medali perak kelas ringan di Piala ASEAN V/1980 di Surabaya.

Pada 1981, menjadi tahun penting dalam karirnya. Erwinsyah memperoleh medali perunggu kelas ringan pada Piala Presiden RI IV/1981 Jakarta, dan tidak hanya itu, dia juga berhasil meraih medali emas kelas bulu di STE Medan 1981.

Puncak keberhasilan datang pada 1982 silam, ketika Erwinsyah menjadi juara kelas bulu Kejurnas Semarang 1982, usai mengalahkan Mika Tobing di final. Dia juga dinobatkan sebagai petinju terbaik.

Erwinsyah terus mengejar keunggulan pada 1985, dan dia meraih medali emas kelas ringan pada PON XI/1985 Jakarta, setelah mengalahkan Mika Tobing dalam pertandingan final. Prestasi ini menjadi lebih berarti, karena Tim Sumut menjadi Juara Umum PON XI, dan Erwinsyah meraih medali perunggu di Jerman Timur pada 1986.

Erwinsyah, yang berbagi momen keberhasilan dengan petinju lainnya, seperti Damanhur Siregar dan Ucok Tanamal, memandang setiap prestasinya sebagai hadiah bagi Sumut dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Erwinsyah, seorang petinju berbakat asal Sumut, yang telah mengukir prestasi cukup membanggakan dalam dunia tinju nasional dan internasional. Dengan dedikasi dan ketangguhannya, Erwinsyah berhasil meraih sejumlah medali emas, perak, dan perunggu sepanjang karirnya yang cemerlang.

Erwinsyah kini sedang berjuang melawan penyakitnya. Penuh harapan bagi Erwinsyah agar dapat sembuh dengan kondisinya sekarang, yang sedang terbaring di Rumah Sakit Sembiring, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang, yang berjarak lebih kurang 15 kilometer dari Kota Medan, tempat kelahirannya. (rel/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/