30.6 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Atlet Rogoh Kocek Pribadi

Foto: IST/SUMUT POS  Perwakilan atlet dari cabor freestyle football dan break dance (Bboy) sedang berdikusi membicarakan persiapan TAFISA di Medan, Selasa (4/10).
Foto: IST/SUMUT POS
Perwakilan atlet dari cabor freestyle football dan break dance (Bboy) sedang berdikusi membicarakan persiapan TAFISA di Medan, Selasa (4/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menghadapi The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games di Jakarta, 6-12 Agustus, Atlet Sumatera Utara sepertinya tak bisa berharap banyak dengan dukungan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut. Mereka harus merogoh kocek pribadi demi membela panji Sumut dalam ajang sekaliber yang diikuti 110 negara tersebut.

Hal tersebut diutarakan oleh perwakilan beberapa cabor yang ada di Federasi Olahraga Rekreasi dan Masyarakat Indonesia (FORMI) Sumut. Di antaranya, cabor freestyle football, break dance (Bboy) maupun freestyle BMX.

“Tentunya kami sangat kecewa dengan sikap Dispora Sumut. Jelas kami butuh dukungan, karena kami tidak bisa berangkat ke sana. Kami sendiri seperti merasa dianaktirikan lah dari atlet atau cabor lain yang ada di bawah KONI Sumut,” ucap Baroy, perwakilan Bboy.

Hal senada diungkapkan Ilham Harahap mewakili cabor freestyle football. Dia ingin kepedulian pemerintah provinsi itu benar nyata, tanpa membeda-bedakan cabor maupun atletnya, atau pun event yang diikutinya.

“Kami sudah desak terus FORMI Sumut agar bisa membantu, karena anggaran untuk FORMI dari Dispora Sumut itu kan ada. Tapi Dispora bilang kalau kepengurusan FORMI saat ini belum jelas, padahal sudah ada surat mandat dari pusat,” katanya.

Dengan kondisi ini, atlet Sumut terpaksa harus mencari jalan keluar sendiri. “Hasilnya, terpaksa kami harus utang dulu lah untuk beli tiket biar bisa berangkat dulu ke Jakarta. Kan miris kali rasanya kalau begini ceritanya,” sambung Ilham yang akan menjadi delegasi kontingen Sumut oleh panpel TAFISA.

Lebih lanjut, Ilham mengaku kesal karena Dispora Sumut hanya memberikan bantuan sebesar Rp 5 Juta untuk kontingen yang ingin berangkat. Jumlah tersebut diakuinya sangat kecil dan tidak layak diberikan mengingat jumlah kontingen yang banyak dan kebutuhan juga besar.

“Bisa-bisa kami terlantar lah di sana, padahal kami juga bawa nama Sumut. Tak seharusnya Dispora Sumut bersikap demikian, kami jelas sangat kecewa,” tambah dia.

Sebelumnya Kadispora Sumut, H Baharuddin Siagian didampingi Kasi Olahraga Masyarakat Mazrinal Nasution dan Kabid Sarana dan Prasarana Sujamrat Amro menyiapkan bantuan sebanyak Rp 5 Juta untuk kontingen Sumut ke TAFISA. Hal tersebut diungkapkannya saat menerima audiensi FORMI Sumut dan sejumlah atlet di Kantor Dispora Sumut, Selasa (4/10). (don/dek)

Foto: IST/SUMUT POS  Perwakilan atlet dari cabor freestyle football dan break dance (Bboy) sedang berdikusi membicarakan persiapan TAFISA di Medan, Selasa (4/10).
Foto: IST/SUMUT POS
Perwakilan atlet dari cabor freestyle football dan break dance (Bboy) sedang berdikusi membicarakan persiapan TAFISA di Medan, Selasa (4/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menghadapi The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games di Jakarta, 6-12 Agustus, Atlet Sumatera Utara sepertinya tak bisa berharap banyak dengan dukungan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut. Mereka harus merogoh kocek pribadi demi membela panji Sumut dalam ajang sekaliber yang diikuti 110 negara tersebut.

Hal tersebut diutarakan oleh perwakilan beberapa cabor yang ada di Federasi Olahraga Rekreasi dan Masyarakat Indonesia (FORMI) Sumut. Di antaranya, cabor freestyle football, break dance (Bboy) maupun freestyle BMX.

“Tentunya kami sangat kecewa dengan sikap Dispora Sumut. Jelas kami butuh dukungan, karena kami tidak bisa berangkat ke sana. Kami sendiri seperti merasa dianaktirikan lah dari atlet atau cabor lain yang ada di bawah KONI Sumut,” ucap Baroy, perwakilan Bboy.

Hal senada diungkapkan Ilham Harahap mewakili cabor freestyle football. Dia ingin kepedulian pemerintah provinsi itu benar nyata, tanpa membeda-bedakan cabor maupun atletnya, atau pun event yang diikutinya.

“Kami sudah desak terus FORMI Sumut agar bisa membantu, karena anggaran untuk FORMI dari Dispora Sumut itu kan ada. Tapi Dispora bilang kalau kepengurusan FORMI saat ini belum jelas, padahal sudah ada surat mandat dari pusat,” katanya.

Dengan kondisi ini, atlet Sumut terpaksa harus mencari jalan keluar sendiri. “Hasilnya, terpaksa kami harus utang dulu lah untuk beli tiket biar bisa berangkat dulu ke Jakarta. Kan miris kali rasanya kalau begini ceritanya,” sambung Ilham yang akan menjadi delegasi kontingen Sumut oleh panpel TAFISA.

Lebih lanjut, Ilham mengaku kesal karena Dispora Sumut hanya memberikan bantuan sebesar Rp 5 Juta untuk kontingen yang ingin berangkat. Jumlah tersebut diakuinya sangat kecil dan tidak layak diberikan mengingat jumlah kontingen yang banyak dan kebutuhan juga besar.

“Bisa-bisa kami terlantar lah di sana, padahal kami juga bawa nama Sumut. Tak seharusnya Dispora Sumut bersikap demikian, kami jelas sangat kecewa,” tambah dia.

Sebelumnya Kadispora Sumut, H Baharuddin Siagian didampingi Kasi Olahraga Masyarakat Mazrinal Nasution dan Kabid Sarana dan Prasarana Sujamrat Amro menyiapkan bantuan sebanyak Rp 5 Juta untuk kontingen Sumut ke TAFISA. Hal tersebut diungkapkannya saat menerima audiensi FORMI Sumut dan sejumlah atlet di Kantor Dispora Sumut, Selasa (4/10). (don/dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/