29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Enam Atlet Positif Doping

JAKARTA-Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) segera mempublikasikan siapa atlet yang disanksi atas penggunaan doping di PON 2012 lalu. Sejak menerima hasil pemeriksaan dari laboratorium anti doping di Bangkok beberapa pekan silam, pekan ini LADI akan segera membeber atlet pelaku tindakan tak sportif itu.

Pekan lalu, proses hearing pada atlet yang dicurigai sudah dijalani oleh LADI. Dari 781 atlet PON yang mengumpulkan sampel urin kepada PB PON lalu dikirim ke Bangkok, delapan di antaranya positif.

Rinciannya, yakni atlet Balap Sepeda, Wushu, Gulat, Menembak, Judo, dan Kano masing-masing satu orang. Sedangkan Binaraga ada dua orang.
Jika dilihat dari provinsi mana mereka berasal, Jabar menjadi yang paling banyak. Yakni tiga orang. Yakni dari cabor Binaraga, Menembak, dan Kano. Sisanya dari Sumbar (Binaraga), Sumut (Wushu), Sumsel (Judo), Jakarta (Balap Sepeda), dan Papua (Gulat).

Ketua LADI Dwi Hatmisari Ambarukmi, menyatakan, surat keputusan (SK) soal satu nama atet yang positif menggunakan doping di PON sudah ada di mejanya. Setelah ditandatangani, pekan ini SK itu akan dikirim kepada atlet. “Surat akan kami kirim besok (hari ini, red) kepada atlet. Dan sesuai handbook WADA (World Anti Doping Agency) pengumuman kepada publik dilakukan maksimal 20 hari setelah surat keputusan diterima atlet,” tutur Dwi, Rabu (6/3).

Dari proses hearing yang dilakukan minggu lalu, LADI sudah memanggil dua atlet Binaraga. Satu sudah pasrah sedang yang lain minta sampel B tes urin dibuka. Enam atlet lainnya pun minta sampel B mereka dibuka.

Dari informasi yang didapat, satu nama atlet Binaraga asal Sumbar yang pasrah saat hearing karena dicurigai menggunakan zat perangsang di PON lalu berinisial IS. Namun saat ditanyakan kepada Dwi, perempuan berkaca mata itu enggan berkomentar. “Doping ini masalah yang sensitif dan menyangkut martabat seorang atlet. Karena SK belum dikirim kepada atlet, saya tak mau berkata ya atau tidak,” jelas Dwi.

Koordinator result management LADI Adi Cahyo menuturkan kasus doping ini tak terjadi di PON 2012 lalu saja. Mantan Wakil Sekjen KONI itu menyatakan, sejak 2000 lalu, dalam penyelenggaraan multi even empat tahunan selalu saja ada kasus doping, kecuali 2008 lalu. “Saya menangangi ini sejak lama. Pada 2000 lalu ada enam kasus. Di 2004 ada lima. 2008 nihil. 2012 menjadi yang terbanyak dengan delapan kasus,” ungkap pria asal Surabaya itu.

Soal pencabutan medali emas dan rekor yang dinyatakan doping sudah pasti dilakukan. Merujuk kepada pengalaman yang lalu, karena kasus doping ditemukan usai PON, maka pencabutan medali biasanya dilakukan KONI Pusat yang mewakili PB PON. (dra/jpnn)

JAKARTA-Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) segera mempublikasikan siapa atlet yang disanksi atas penggunaan doping di PON 2012 lalu. Sejak menerima hasil pemeriksaan dari laboratorium anti doping di Bangkok beberapa pekan silam, pekan ini LADI akan segera membeber atlet pelaku tindakan tak sportif itu.

Pekan lalu, proses hearing pada atlet yang dicurigai sudah dijalani oleh LADI. Dari 781 atlet PON yang mengumpulkan sampel urin kepada PB PON lalu dikirim ke Bangkok, delapan di antaranya positif.

Rinciannya, yakni atlet Balap Sepeda, Wushu, Gulat, Menembak, Judo, dan Kano masing-masing satu orang. Sedangkan Binaraga ada dua orang.
Jika dilihat dari provinsi mana mereka berasal, Jabar menjadi yang paling banyak. Yakni tiga orang. Yakni dari cabor Binaraga, Menembak, dan Kano. Sisanya dari Sumbar (Binaraga), Sumut (Wushu), Sumsel (Judo), Jakarta (Balap Sepeda), dan Papua (Gulat).

Ketua LADI Dwi Hatmisari Ambarukmi, menyatakan, surat keputusan (SK) soal satu nama atet yang positif menggunakan doping di PON sudah ada di mejanya. Setelah ditandatangani, pekan ini SK itu akan dikirim kepada atlet. “Surat akan kami kirim besok (hari ini, red) kepada atlet. Dan sesuai handbook WADA (World Anti Doping Agency) pengumuman kepada publik dilakukan maksimal 20 hari setelah surat keputusan diterima atlet,” tutur Dwi, Rabu (6/3).

Dari proses hearing yang dilakukan minggu lalu, LADI sudah memanggil dua atlet Binaraga. Satu sudah pasrah sedang yang lain minta sampel B tes urin dibuka. Enam atlet lainnya pun minta sampel B mereka dibuka.

Dari informasi yang didapat, satu nama atlet Binaraga asal Sumbar yang pasrah saat hearing karena dicurigai menggunakan zat perangsang di PON lalu berinisial IS. Namun saat ditanyakan kepada Dwi, perempuan berkaca mata itu enggan berkomentar. “Doping ini masalah yang sensitif dan menyangkut martabat seorang atlet. Karena SK belum dikirim kepada atlet, saya tak mau berkata ya atau tidak,” jelas Dwi.

Koordinator result management LADI Adi Cahyo menuturkan kasus doping ini tak terjadi di PON 2012 lalu saja. Mantan Wakil Sekjen KONI itu menyatakan, sejak 2000 lalu, dalam penyelenggaraan multi even empat tahunan selalu saja ada kasus doping, kecuali 2008 lalu. “Saya menangangi ini sejak lama. Pada 2000 lalu ada enam kasus. Di 2004 ada lima. 2008 nihil. 2012 menjadi yang terbanyak dengan delapan kasus,” ungkap pria asal Surabaya itu.

Soal pencabutan medali emas dan rekor yang dinyatakan doping sudah pasti dilakukan. Merujuk kepada pengalaman yang lalu, karena kasus doping ditemukan usai PON, maka pencabutan medali biasanya dilakukan KONI Pusat yang mewakili PB PON. (dra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/