26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pele dan Maradona Tetap Melegenda

Pele_0kSEJAK kali pertama bergulir pada 1930, pentas Piala Dunia selalu melahirkan pemain bintang. Tapi, di antara sekian bintang yang lahir di ajang empat tahunan tersebut, hanya dua yang layak menyandang predikat legenda atau pemain terhebat sepanjang masa. Pele (Brasil) dan Diego Maradona (Argentina).

—–
HINGGA kini memang masih menjadi perdebatan siapa yang terbaik antara Pele dan Diego Maradona. Opini publik pun terbelah. Apalagi, keduanya berasal dari dua negara yang secara tradisional selalu terlibat rivalitas tinggi di lapangan.

Memang, secara prestasi di Piala Dunia, Pele bisa menepuk dada. Pele memenangkan tiga gelar Piala Dunia, yaitu pada 1958, 1962, dan 1970. Sedangkan Maradona hanya meraih satu titel Piala Dunia, yaitu pada 1986.

Selain itu, Pele memiliki dua Copa Libertadores, dua Piala Intercontinental, dan beberapa titel lainnya di Brasil. FIFA juga menobatkannya sebagai Pemain Terbaik Abad Ke-20 sembilan tahun lalu.

Namun, Maradona secara karir di level klub lebih mentereng ketimbang Pele. Sebab, sepanjang karirnya Pele tak pernah merasakan atmosfer kompetisi Eropa. Bandingkan dengan Maradona yang pernah menorehkan prestasi bersama Barcelona (Spanyol) dan Napoli (Italia).

Maradona juga dianggap sebagai dewa bagi sebagian kalangan karena dia seorang diri membawa Argentina merengkuh gelar juara pada 1986. Golnya yang meliuk-liuk dari tengah lapangan melewati beberapa pemain Inggris pun dianggap sebagai gol terbaik abad ke-20 versi FIFA. Dia juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Abad Ke-20 berdasar jajak pendapat pembaca.

Hingga kini pun Maradona masih menganggap dirinya yang terbaik. Itu sebabnya, dia sempat kesal ketika Pele mendapat penghargaan FIFA Ballon d”Or Prix d”Honneur atau Pemain Terbaik Dunia Sepanjang Masa dari FIFA saat acara gala Ballon d”Or 2013 Januari lalu.

Maradona memandang pemberian penghargaan tersebut sebagai kesalahan terbesar buat FIFA. Sebab, dia merasa sudah pernah menerima penghargaan serupa pada 1996.

“Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Pele menerima Ballon d”Or sebelum saya? Saya menerima penghargaan tersebut di Paris (1996). Jadi, untuk membuat Pele sebagai orang pertama yang menerima penghargaan tersebut adalah kesalahan besar,” kecam Maradona kepada ESPN.

“Menurutku, Pele akan selalu menjadi yang terbaik nomor dua setelah Maradona. Lihatlah di negaranya sendiri, Brasil, Pele adalah olahragawan terbaik kedua setelah Ayrton Senna,” cetusnya.

Pendukung Maradona hingga kini juga masih menganggap pemain pujaannya sebagai legenda. Mereka menganggap tak adil jika seorang pemain dinilai lebih unggul hanya dari koleksi trofinya. Pele masih berusia 17 tahun ketika meraih Piala Dunia 1958, tapi dia cedera dalam dua edisi berikutnya sehingga kurang memberikan dampak terhadap tim.

Di Italia 1970 Pele menjadi salah seorang anggota dari tim terbaik dunia bersama Tostao, Rivelino, Carlos Alberto, Gerson, dan Jairzinho. Tanpa seorang Pele pun, Brasil dianggap sudah bisa memenangi Piala Dunia 1970.

Di sisi lain, Maradona membawa tim Tango ke tangga juara di Meksiko 1986. Sulit melupakan aksinya menjebol gawang Inggris dengan melewati lima pemain sekaligus. Pemain yang hanya bertinggi badan 165 cm bisa mencetak gol fantastis dengan kawalan para pemain Eropa yang secara postur lebih tinggi.

Sayangnya, Maradona punya sisi minus di luar lapangan yang mengurangi pamor kebintangannya. Dia pernah menerima sanksi dari FIFA gara-gara doping di Piala Dunia 1994. Dia juga dikenal sebagai pecandu obat bius.

Sebaliknya, Pele menghabiskan banyak waktu pensiunnya dengan aktif berpolitik, mulai menjadi menteri di negeri sendiri, memerangi korupsi dengan kampanye bernama dirinya sendiri, dan bergiat dalam badan organisasi PBB. Maradona” Lebih sering mengisi lembaran media dengan upaya pemulihan dirinya dari kecanduan narkoba.

Meski demikian, ini tidak berarti Pele tak punya musuh. Pelatih timnas Brasil Luiz Felipe Scolari pernah merasa sangat terganggu saat Pele merecoki pemilihan skuadnya pada kualifikasi Piala Dunia 2002.

“Jangan dengarkan dia. Pele tak becus jadi pelatih!” jawab Scolari yang kemudian malah sukses membawa Brasil juara dunia 2002. Sedikit batu sandungan dialami Pele ketika anaknya, Edinho, terjerat masalah narkoba dan dijatuhi hukuman penjara. (ady/c9/bas)

Pele_0kSEJAK kali pertama bergulir pada 1930, pentas Piala Dunia selalu melahirkan pemain bintang. Tapi, di antara sekian bintang yang lahir di ajang empat tahunan tersebut, hanya dua yang layak menyandang predikat legenda atau pemain terhebat sepanjang masa. Pele (Brasil) dan Diego Maradona (Argentina).

—–
HINGGA kini memang masih menjadi perdebatan siapa yang terbaik antara Pele dan Diego Maradona. Opini publik pun terbelah. Apalagi, keduanya berasal dari dua negara yang secara tradisional selalu terlibat rivalitas tinggi di lapangan.

Memang, secara prestasi di Piala Dunia, Pele bisa menepuk dada. Pele memenangkan tiga gelar Piala Dunia, yaitu pada 1958, 1962, dan 1970. Sedangkan Maradona hanya meraih satu titel Piala Dunia, yaitu pada 1986.

Selain itu, Pele memiliki dua Copa Libertadores, dua Piala Intercontinental, dan beberapa titel lainnya di Brasil. FIFA juga menobatkannya sebagai Pemain Terbaik Abad Ke-20 sembilan tahun lalu.

Namun, Maradona secara karir di level klub lebih mentereng ketimbang Pele. Sebab, sepanjang karirnya Pele tak pernah merasakan atmosfer kompetisi Eropa. Bandingkan dengan Maradona yang pernah menorehkan prestasi bersama Barcelona (Spanyol) dan Napoli (Italia).

Maradona juga dianggap sebagai dewa bagi sebagian kalangan karena dia seorang diri membawa Argentina merengkuh gelar juara pada 1986. Golnya yang meliuk-liuk dari tengah lapangan melewati beberapa pemain Inggris pun dianggap sebagai gol terbaik abad ke-20 versi FIFA. Dia juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Abad Ke-20 berdasar jajak pendapat pembaca.

Hingga kini pun Maradona masih menganggap dirinya yang terbaik. Itu sebabnya, dia sempat kesal ketika Pele mendapat penghargaan FIFA Ballon d”Or Prix d”Honneur atau Pemain Terbaik Dunia Sepanjang Masa dari FIFA saat acara gala Ballon d”Or 2013 Januari lalu.

Maradona memandang pemberian penghargaan tersebut sebagai kesalahan terbesar buat FIFA. Sebab, dia merasa sudah pernah menerima penghargaan serupa pada 1996.

“Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Pele menerima Ballon d”Or sebelum saya? Saya menerima penghargaan tersebut di Paris (1996). Jadi, untuk membuat Pele sebagai orang pertama yang menerima penghargaan tersebut adalah kesalahan besar,” kecam Maradona kepada ESPN.

“Menurutku, Pele akan selalu menjadi yang terbaik nomor dua setelah Maradona. Lihatlah di negaranya sendiri, Brasil, Pele adalah olahragawan terbaik kedua setelah Ayrton Senna,” cetusnya.

Pendukung Maradona hingga kini juga masih menganggap pemain pujaannya sebagai legenda. Mereka menganggap tak adil jika seorang pemain dinilai lebih unggul hanya dari koleksi trofinya. Pele masih berusia 17 tahun ketika meraih Piala Dunia 1958, tapi dia cedera dalam dua edisi berikutnya sehingga kurang memberikan dampak terhadap tim.

Di Italia 1970 Pele menjadi salah seorang anggota dari tim terbaik dunia bersama Tostao, Rivelino, Carlos Alberto, Gerson, dan Jairzinho. Tanpa seorang Pele pun, Brasil dianggap sudah bisa memenangi Piala Dunia 1970.

Di sisi lain, Maradona membawa tim Tango ke tangga juara di Meksiko 1986. Sulit melupakan aksinya menjebol gawang Inggris dengan melewati lima pemain sekaligus. Pemain yang hanya bertinggi badan 165 cm bisa mencetak gol fantastis dengan kawalan para pemain Eropa yang secara postur lebih tinggi.

Sayangnya, Maradona punya sisi minus di luar lapangan yang mengurangi pamor kebintangannya. Dia pernah menerima sanksi dari FIFA gara-gara doping di Piala Dunia 1994. Dia juga dikenal sebagai pecandu obat bius.

Sebaliknya, Pele menghabiskan banyak waktu pensiunnya dengan aktif berpolitik, mulai menjadi menteri di negeri sendiri, memerangi korupsi dengan kampanye bernama dirinya sendiri, dan bergiat dalam badan organisasi PBB. Maradona” Lebih sering mengisi lembaran media dengan upaya pemulihan dirinya dari kecanduan narkoba.

Meski demikian, ini tidak berarti Pele tak punya musuh. Pelatih timnas Brasil Luiz Felipe Scolari pernah merasa sangat terganggu saat Pele merecoki pemilihan skuadnya pada kualifikasi Piala Dunia 2002.

“Jangan dengarkan dia. Pele tak becus jadi pelatih!” jawab Scolari yang kemudian malah sukses membawa Brasil juara dunia 2002. Sedikit batu sandungan dialami Pele ketika anaknya, Edinho, terjerat masalah narkoba dan dijatuhi hukuman penjara. (ady/c9/bas)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/