32.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Tinggalkan Juru Kunci, Barito Putra v PSMS Medan

IMBANG: Pemain PSMS Felipe Marthin merayakan golnya ke gawang Barito Putra di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Minggu (7/10) malam.

SUMUTPOS.CO – PSMS Medan membawa pulang satu poin dari lawatannya ke markas Barito Putera. Tim besutan Peter Butler menahan imbang Barito dengan skor 3-3 di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (7/10) malam. Gol Rachmat Hidayat pada menit ke-66 memastikan comeback PSMS setelah dua kali tertinggal.

Ini merupakan kali ketiga beruntun PSMS bisa mencuri poin di kandang lawan. Sebelumnya PSMS menahan imbang Persija 0-0 dan Perseru 1-1. Ini menjadi modal bagus PSMS untuk bertahan di Liga 1.

Apalagi hasil seri tersebut membuat Ayam Kinantan sementara keluar dari posisi juru kunci. Posisi yang sudah dihuni PSMS sejak 12 Juli 2018. Pasalnya Perseru yang mengoleksi poin yang sama, yakni 24 poin kalah head to head. Namun begitu, Perseru baru memainkan laga ke-24 kontra Persija pada hari ini, Senin (8/10).

Pelatih PSMS, Peter Butler mengaku senang dengan kemenangan ini. Menurutnya anak-anak asuhnya menerapkan instruksi dengan baik. “Saya senang sekali melihat pemain, mereka kalah 1-2 tapi mampu tunjukkan yang terbaik. Kita bermain defensif, tapi ofensif kita juga lebih baik. Babak pertama kita bagus ofensif, tapi defensif kita lemah. Lalu saya masukkan Felipe di babak kedua, dia mampu merepotkan pertahanan dan ciptakan gol. Kemudian Rachmad juga lakukan finishing yang baik,” ungkapnya.

Namun Butler kecewa dengan tim lawan. Terutama ofisial Barito yang ditudingnya telah memukulnya. “Saya heran kenapa ofisial bisa masuk lapangan dan pukul saya. Semua badan saya sakit, tapi saya kuat bisa menahan. Bagaiman asisten pelatih dan dua pemain dari kiri saya memukul saya. Situasi sepak bola Indonesia tidak baik. Padahal saya tunjuk hormat kepada wasit dan mereka,” ungkapnya.

Sementara itu winger PSMS, Rachmad Hidayat juga berharap satu poin ini sangat krusial untuk membantu PSMS keluar dari zona degradasi. “Seperti yang pelatih bilang, dari awal kita harus yakin. Percaya pada taktikal pelatih dan percaya dengan teman kita bisa ambil poin di sini. Alhamdulillah kita berhasil pulang bawa poin,” beber Rachmad.

Perjuangan PSMS meraih satu poin memang tak mudah. Laga ketat memang tersaji sejak awal laga. Tanpa Frets, Peter Butler memilih tiga penyerang sayap di lini depannya yakni Rachmat Hidayat, Antoni dan Shohei Matsunaga. Agresivitas PSMS langsung membuahkan hasil di enam menit awal lewat gol Matsunaga.

Berawal dari penetrasi Antoni di sektor sayap, umpannya diblok bek Barito. Bermaksud membuang bola, malah jatuh ke kaki Matsunaga yang dengan sigap langsung menaklukkan Aditya Harlan, kiper Barito. Namun Barito bereaksi cepat. Belum lagi habis kegembiraan PSMS, Laskar Antasari menyamakan skor lewat tandukan Douglas Packer.

Bahkan Barito berbalik unggul menit ke-15. Kemelut di depan gawang Abdul Rohim dimanfaatkan Marcel Sacramento dan skor menjadi 2-1 hingga turun minum.

Di babak kedua, PSMS coba bangkit. Butler memasukkan Felipe Martins menggantikan Legimin Raharjo. Artinya posisi Matsunaga ditarik ke tengah. Strategi itu membuahkan hasil. Baru berjalan dua menit, Felipe Martins mencetak gol perdananya untuk PSMS sekaligus menyamakan skor 2-2.

Namun Barito kembali menyajikan kesulitan untuk PSMS. Berselang empat menit, Marcel Sacramento mencetka brace memanfaatkan kesalahan barisan pemain belakang PSMS.

PSMS tak menyerah. Mereka terus mencari celah pertahanan PSMS. Serangan-serangan sayap berhasil merepotkan barisan pertahanan Barito dikoordinir Hansamu Yama. Hasilnya gol penyama kedudukan hadir lewat aksi Rachmat Hidayat di menit ke-66. Tendangan Felipe mengenai tiang gawang, bola muntah disambar Rachmat. PSMS pun memperkuat pertahananya di sisa laga. Termasuk memasukkan Muhammad Roby. Skor imbang 3-3 bertahan hingga peluit panjang. (don)

IMBANG: Pemain PSMS Felipe Marthin merayakan golnya ke gawang Barito Putra di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Minggu (7/10) malam.

SUMUTPOS.CO – PSMS Medan membawa pulang satu poin dari lawatannya ke markas Barito Putera. Tim besutan Peter Butler menahan imbang Barito dengan skor 3-3 di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (7/10) malam. Gol Rachmat Hidayat pada menit ke-66 memastikan comeback PSMS setelah dua kali tertinggal.

Ini merupakan kali ketiga beruntun PSMS bisa mencuri poin di kandang lawan. Sebelumnya PSMS menahan imbang Persija 0-0 dan Perseru 1-1. Ini menjadi modal bagus PSMS untuk bertahan di Liga 1.

Apalagi hasil seri tersebut membuat Ayam Kinantan sementara keluar dari posisi juru kunci. Posisi yang sudah dihuni PSMS sejak 12 Juli 2018. Pasalnya Perseru yang mengoleksi poin yang sama, yakni 24 poin kalah head to head. Namun begitu, Perseru baru memainkan laga ke-24 kontra Persija pada hari ini, Senin (8/10).

Pelatih PSMS, Peter Butler mengaku senang dengan kemenangan ini. Menurutnya anak-anak asuhnya menerapkan instruksi dengan baik. “Saya senang sekali melihat pemain, mereka kalah 1-2 tapi mampu tunjukkan yang terbaik. Kita bermain defensif, tapi ofensif kita juga lebih baik. Babak pertama kita bagus ofensif, tapi defensif kita lemah. Lalu saya masukkan Felipe di babak kedua, dia mampu merepotkan pertahanan dan ciptakan gol. Kemudian Rachmad juga lakukan finishing yang baik,” ungkapnya.

Namun Butler kecewa dengan tim lawan. Terutama ofisial Barito yang ditudingnya telah memukulnya. “Saya heran kenapa ofisial bisa masuk lapangan dan pukul saya. Semua badan saya sakit, tapi saya kuat bisa menahan. Bagaiman asisten pelatih dan dua pemain dari kiri saya memukul saya. Situasi sepak bola Indonesia tidak baik. Padahal saya tunjuk hormat kepada wasit dan mereka,” ungkapnya.

Sementara itu winger PSMS, Rachmad Hidayat juga berharap satu poin ini sangat krusial untuk membantu PSMS keluar dari zona degradasi. “Seperti yang pelatih bilang, dari awal kita harus yakin. Percaya pada taktikal pelatih dan percaya dengan teman kita bisa ambil poin di sini. Alhamdulillah kita berhasil pulang bawa poin,” beber Rachmad.

Perjuangan PSMS meraih satu poin memang tak mudah. Laga ketat memang tersaji sejak awal laga. Tanpa Frets, Peter Butler memilih tiga penyerang sayap di lini depannya yakni Rachmat Hidayat, Antoni dan Shohei Matsunaga. Agresivitas PSMS langsung membuahkan hasil di enam menit awal lewat gol Matsunaga.

Berawal dari penetrasi Antoni di sektor sayap, umpannya diblok bek Barito. Bermaksud membuang bola, malah jatuh ke kaki Matsunaga yang dengan sigap langsung menaklukkan Aditya Harlan, kiper Barito. Namun Barito bereaksi cepat. Belum lagi habis kegembiraan PSMS, Laskar Antasari menyamakan skor lewat tandukan Douglas Packer.

Bahkan Barito berbalik unggul menit ke-15. Kemelut di depan gawang Abdul Rohim dimanfaatkan Marcel Sacramento dan skor menjadi 2-1 hingga turun minum.

Di babak kedua, PSMS coba bangkit. Butler memasukkan Felipe Martins menggantikan Legimin Raharjo. Artinya posisi Matsunaga ditarik ke tengah. Strategi itu membuahkan hasil. Baru berjalan dua menit, Felipe Martins mencetak gol perdananya untuk PSMS sekaligus menyamakan skor 2-2.

Namun Barito kembali menyajikan kesulitan untuk PSMS. Berselang empat menit, Marcel Sacramento mencetka brace memanfaatkan kesalahan barisan pemain belakang PSMS.

PSMS tak menyerah. Mereka terus mencari celah pertahanan PSMS. Serangan-serangan sayap berhasil merepotkan barisan pertahanan Barito dikoordinir Hansamu Yama. Hasilnya gol penyama kedudukan hadir lewat aksi Rachmat Hidayat di menit ke-66. Tendangan Felipe mengenai tiang gawang, bola muntah disambar Rachmat. PSMS pun memperkuat pertahananya di sisa laga. Termasuk memasukkan Muhammad Roby. Skor imbang 3-3 bertahan hingga peluit panjang. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/