LONDON, SUMUTPOS.CO – Arsenal dituntut tampil lebih baik saat menjamu Sevilla di Stadion Emirates dalam lanjutan penyisihan grup B Liga Champions, Kamis (9/11) dini hari pukul 03.00 WIB. Pasalnya, performa kurang maksimal ditunjukkan The Gunners dalam 2 laga sebelumnya.
Akhir pekan lalu, Arsenal mengalami kekalahan perdana di Liga Inggris dari Newcastle dengan skor tipis 0-1. Tiga hari sebelumnya, anak asuh Mikel Arteta ini juga tumbang di tangan West Ham di ajang Piala Liga (Carabao Cup) dengan skor 1-3.
Kelemahan Arsenal pada 2 laga terakhir, disinyalir terletak pada aspek penyelesaian akhir alias finishing. Martin Odegaard dan kawan-kawan kerap bermain ofensif, tapi tak banyak gol yang bisa dilesakkan Arsenal. Dari total 28 kali melepaskan tembakan, Arsenal hanya bisa menghasilkan 1 gol dalam 2 pertandingan termutakhir. Gol tersebut juga dicetak Ben White, yang notabene adalah seorang bek.
Di sisi lain, para penyerang Arsenal seperti Eddie Nketiah justru kesulitan mencetak gol. Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, jelas dituntut untuk segera membenahi performa timnya. Perbaikan wajib dilakukan The Gunners, terlebih jika mereka ingin mendulang angka penuh atas Sevilla.
Laga kontra Sevilla ini juga bisa menjadi pelipur lara bagi Arsenal, utamanya untuk sang pelatih, Mikel Arteta. Pelatih asal Spanyol ini kentara sangat terpukul setelah timnya kalah 1-0 dari Newcastle di laga terakhir. Rekor sebelas laga tanpa kalah pun lenyap.
Tapi yang membuat Arteta mencak-mencak, lantaran dia merasa dizalimi. Menurutnya, proses gol Newcastle yang dicetak Anthonya Gordon sangat kontroversial. Menurutnya, ada tiga variabel penyebab gol itu harusnya tak sah yakni offside, pelanggaran, dan bola yang telah keluar dari garis lapangan.
Usai laga, dengan berapi-api Arteta terus mengulang kata-kata ini, “Memalukan”, “menyedihkan”, dan “tak bermartabat”, yang menandakan dirinya sangat kecewa dengan kontroversi tersebut. Dia juga mengecam standar wasit yang menurutnya “tidak dapat diterima” di kompetisi sekelas Liga Primer.
Arteta pastinya tak sudi timnya menelan tiga kekalah beruntun. Itu akan mengingatkannya pada periode suram awal musim 2021/22 saat The Gunners menelan tiga kekalahan beruntun, dan dia sempat terancam dipecat. Karenanya, duel kontra Sevilla pun karenanya harus dijadikan ajang pelipur lara.
Dari sisi lain, kualitas tim dan pemain Los Nervionenses jelas bukan lawan yang bisa diremehkan. Dalam urusan ketajaman tim, Sevilla punya Youssef En-Nesyri. Penyerang asal Maroko tersebut menjadi top skor tim musim ini, dengan koleksi 7 gol di semua kompetisi.
Pekan lalu En-Nesyri berhasil menyumbang 1 gol saat Sevilla bermain imbang 1-1 kontra Celta Vigo. Gol tersebut juga menandai lesakan ke-60 bagi Nesyri sepanjang membela Sevilla. (bbs/adz)