Yang bisa dilakukan Indah kemudian hanyalah menghibur dan terus meghidupkan semangat Rio di saat sulit seperti ini. Bahwa yang menyebabkan kursi balapnya lepas bukan karena performa Rio yang buruk tapi semata karena dana. ”Saya bilang: ”Yang penting cita-citamu jadi pembalap F1 sudah terwujud. Kamu juga sudah banyak memberi masukan bagus buat tim supaya mobil itu jadi kenceng. Jadi bukan kamu yang jelek, tapi cuma dananya nggak cukup, itu aja!”,” unkapnya.
Seperti diumumkan Manor, untuk sisa musim 2016, dia akan tetap bersama skuad Banburry tersebut sebagai pembalap cadangan. Artinya dia akan tetap berperan untuk mengembangkan mobil MRT05. ”Minggu depan rencananya dia juga akan ke Belgia (seri ke-13 di Belgia),” sebut Indah.
Seperti pembalap cadangan di tim-tim F1 lainnya Rio juga diperbolehkan turun di kejuaraan lainnya. Seperti pembalap cangan Manor lainnya Alexander Rossi, yang kini turun di ajang Indy Car 500. Namun karena saat ini sudah di tengah musim akan sulit bagi Rio untuk menjalin kontrak dengan sebuah tim balap. ”Boleh sih balapan di kejuaran lain, tapi apa Rio mau ya? Saya belum tanya ke dia,” terang istri mantan pembalap nasional Sinyo Haryanto tersebut.
Tentang masa depan Rio, sang manajer Piers Hunnisett memastikan fokus mereka tetap membalap di F1. Karena itu mereka akan terus berupaya mendapatkan dana sponsor untuk kembali ke F1 musim depan. ”F1 (target utama). Dia sudah mencapai hasil baik dan dia pantas berada di F1. Jadi fokus kami sekarang adalah F1,” jawab Hunnisett.
Pengumuman Manor tersebut langsung mendapat reaksi beragam dari netizen. Bukan hanya fans asli Indonesia, tapi banyak pecinta F1 luar negeri yang menyayangkan keputusan itu. Mereka menyebut Rio adalah pembalap potensial yang mampu mengimbangi performa rekan setimnya Pascal Wehrlein yang digadang-gadang menjadi bintang masa depan Formula 1. Misalnya mampu mengimbangi performanya di sesi kualifikasi. Hingga balapan ke-12, kedudukan head-to-head keduanya 7-5 untuk Pascal.
Meski belum pernah finis lebih baik dari Wehrlein di balapan, sejumlah media asing menyebutnya bukan karena buruknya performa Rio. Tapi lebih kepada ketidak beruntungan dan kesalahan strategi dalam pemilihan ban. (cak/jpg/adz)