26 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Klub Bantah Mau Mogok

Ketum PSSI, Letjen Eddy Rahmayadi ikut dalam pertemuan dengan klub Liga 1.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Rencana 15 klub Liga 1 yang berniat untuk mogok kompetisi di pekan ke-29 mendatang, ternyata hanya ancaman kosong semata. Buktinya, mayoritas klub kasta tertinggi kompetisi tanah air itu, tidak bisa berbuat apa-apa setelah diundang oleh PT LIB (Liga Indonesia Baru) untuk melakukan pertemuan dengan PSSI di Hotel Sultan, Senayan-Jakarta, sore kemarin (10/9).

Parahnya lagi, setelah melakukan pertemuan tertutup selama tiga jam itu, para dedengkot dari 15 klub yang pada awal pekan lalu menyampaikan kritik keras kepada operator dan mengancam mogok berkompetisi tersebut, bersikap seperti pengecut. Mereka kompak untuk ngacir tanpa bersedia memberikan komentar apapun ke media.

“Jangan saya, jangan saya,” kata Gede Widiade, juru bicara Forum Komunikasi Klub Profesional Indonesia atau forum dari 15 klub, saat dihadang oleh awak media di depan pintu pertemuan. “Kalau saya ditanya soal Persija Jakarta, saya mau menjawab, tapi kalau soal pertemuan tadi, jangan berharap saya mau jawab,” tegasnya.

Klub yang sempat mengancam mogok kompetisi tersebut, adalah Arema FC, Persela Lamongan, Gresik United, Sriwijaya FC, Madura United, Persipura Jayapura, Perseru Serui, Borneo FC, Barito Putera, Mitra Kukar, Persija Jakarta, Semen Padang, PSM Makassar, Persiba Balikpapan dan Bhayangkara FC. Itu karena mereka menilai operator tidak transparan.

Sementara 3 klub yang belum bergabung, adalah PS TNI, Persib Bandung dan Bali United. Dari total 18 klub pesert Liga 1, hanya Perseru yang absen. Manajer Bhayangkara FC yang keluar belakangan juga memutuskan untuk tidak memberikan banyak komentar. “Intinya semua masalah sudah selesai dan kompetisi berjalan lagi seperti biasanya. Saya masih baru di sepak bola, jadi tidak bisa memberikan komentar,” ujar.

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi yang juga ikut dalam pertemuan tersebut, menyatakan bahwa, ketegangan yang terjadi antara mayoritas klub dan operator tersebut, karena hanya ada masalah komunikasi saja. ” Memang ada kesalahpahaman, tapi sudah clear. Mereka yang katanya mau mogok itu juga tadi tidak mengaku mau mogok,” kata Edy.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar yang ikut dalam pertemuan tersebut juga menambahkan bahwa, 15 klub tersebut juga kompak tidak mau mengakui soal manuver politik yang dilakukan awal pekan lalu. “Kata mereka hanya tiga klub yang melakukan aksi itu. Tapi, saat ditanya tiga klub itu siapa saja, mereka juga diam. Ini kan aneh,” ujar Umuh.

Di sisi lain, Direktur Utama PT LIB, Berlinton Siahaan mengatakan bahwa, mereka tetap konsisten dengan jadwal kompetisi yang sudah mereka tentukan. “Kompetisi tinggal satu bulan lagi berakhir. Dan, kami putuskan untuk fokus mengawal semua pertandingan tersisa agar berjalan lancar,” ujar Berlinton. (ben/jpnn/don)

Ketum PSSI, Letjen Eddy Rahmayadi ikut dalam pertemuan dengan klub Liga 1.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO  – Rencana 15 klub Liga 1 yang berniat untuk mogok kompetisi di pekan ke-29 mendatang, ternyata hanya ancaman kosong semata. Buktinya, mayoritas klub kasta tertinggi kompetisi tanah air itu, tidak bisa berbuat apa-apa setelah diundang oleh PT LIB (Liga Indonesia Baru) untuk melakukan pertemuan dengan PSSI di Hotel Sultan, Senayan-Jakarta, sore kemarin (10/9).

Parahnya lagi, setelah melakukan pertemuan tertutup selama tiga jam itu, para dedengkot dari 15 klub yang pada awal pekan lalu menyampaikan kritik keras kepada operator dan mengancam mogok berkompetisi tersebut, bersikap seperti pengecut. Mereka kompak untuk ngacir tanpa bersedia memberikan komentar apapun ke media.

“Jangan saya, jangan saya,” kata Gede Widiade, juru bicara Forum Komunikasi Klub Profesional Indonesia atau forum dari 15 klub, saat dihadang oleh awak media di depan pintu pertemuan. “Kalau saya ditanya soal Persija Jakarta, saya mau menjawab, tapi kalau soal pertemuan tadi, jangan berharap saya mau jawab,” tegasnya.

Klub yang sempat mengancam mogok kompetisi tersebut, adalah Arema FC, Persela Lamongan, Gresik United, Sriwijaya FC, Madura United, Persipura Jayapura, Perseru Serui, Borneo FC, Barito Putera, Mitra Kukar, Persija Jakarta, Semen Padang, PSM Makassar, Persiba Balikpapan dan Bhayangkara FC. Itu karena mereka menilai operator tidak transparan.

Sementara 3 klub yang belum bergabung, adalah PS TNI, Persib Bandung dan Bali United. Dari total 18 klub pesert Liga 1, hanya Perseru yang absen. Manajer Bhayangkara FC yang keluar belakangan juga memutuskan untuk tidak memberikan banyak komentar. “Intinya semua masalah sudah selesai dan kompetisi berjalan lagi seperti biasanya. Saya masih baru di sepak bola, jadi tidak bisa memberikan komentar,” ujar.

Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi yang juga ikut dalam pertemuan tersebut, menyatakan bahwa, ketegangan yang terjadi antara mayoritas klub dan operator tersebut, karena hanya ada masalah komunikasi saja. ” Memang ada kesalahpahaman, tapi sudah clear. Mereka yang katanya mau mogok itu juga tadi tidak mengaku mau mogok,” kata Edy.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar yang ikut dalam pertemuan tersebut juga menambahkan bahwa, 15 klub tersebut juga kompak tidak mau mengakui soal manuver politik yang dilakukan awal pekan lalu. “Kata mereka hanya tiga klub yang melakukan aksi itu. Tapi, saat ditanya tiga klub itu siapa saja, mereka juga diam. Ini kan aneh,” ujar Umuh.

Di sisi lain, Direktur Utama PT LIB, Berlinton Siahaan mengatakan bahwa, mereka tetap konsisten dengan jadwal kompetisi yang sudah mereka tentukan. “Kompetisi tinggal satu bulan lagi berakhir. Dan, kami putuskan untuk fokus mengawal semua pertandingan tersisa agar berjalan lancar,” ujar Berlinton. (ben/jpnn/don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/