27.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Manajemen Diminta Pecat Miftah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kekalahan PSMS dari PSIM di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (12/1) sore, membuat publik sepak bola Kota Medan kecewa. Mereka kembali mendesak agar Manajemen PSMS mengakhiri kontrak pelatih Miftahudin Mukson.

Para penggemar PSMS menilai dengan performa seperti dua pertandingan sebelumnya, berat peluang PSMS untuk lolos ke babak semifinal. “Kalau mainnya seperti itu, maka berat peluang PSMS untuk lolos,” ujar Pengamat Sepak Bola Kota Medan, Ahmad Mulyadi usai pertandingan PSIM melawan PSMS, Jumat (12/1).

Ahmad Mulyadi justru lebih percaya kepada Asisten Pelatih PSMS saat ini, Legimin Raharjo. “Biarlah PSMS tanpa Miftahudin. Beri kesempatan kepada Legimin. Saya justru lebih percaya kepada Legimin karena dia orang Medan,” tegas Ahmad Mulyadi.

Mantan pengurus PSMS itu menambahkan, kekalahan PSMS dari PSIM sebenarnya sudah diprediksi. Pasalnya, Ayam Kinantan memiliki raihan buruk pada Liga 2 musim ini, yakni sulit menang di kandang maupun tandang ketika menghadapi tim luar Sumut.

Penampilan buruk PSMS juga sudah terlihat sejak awal melawan PSIM. Mantan Anggota DPRD Sumut ini menilai, Ayam Kinantan tidak memiliki pola permainan dan strategi yang jelas pada babak pertama. “Permainan PSMS seperti gantung, tidak menyerang dan tidak bertahan,” ungkapnya.

Kelemahan paling terlihat adalah buruknya performa gelandang bertahan Eduardus yang baru pertama kali jadi starter di PSMS. Dia kesulitan menghentikan serangan lawan, sehingga lini pertahanan PSMS harus kerepotan.

“Kedua gol lawan di babak pertama akibat buruknya gelandang bertahan dalam menghentikan serangan lawan. Ditambah lagi performa lini pertahanan yang buruk. Lengkap sudah kelemahan PSMS. Ini merupakan bukti bahwa pelatih kurang jeli,” tegasnya.

Penampilan PSMS sedikit membaik di babak kedua setelah Eduardus diganti dengan Munadi. Hasilnya Ayam Kinantan mampu mencetak gol balasan melalui Nico Malau. Namun setelah itu, PSMS kembali kesulitan menembus pertahahan lawan.

“Salah satu kelemahan pelatih adalah sering terlambat memasukkan pemain pengganti. Seperti pertandingan ini, pemain dengan tipe menyerang seperti Assanur Rijal dan Rahmad Illahi seharusnya dimasukkan lebih awal, karena posisi kita ketinggalan,” tambahnya.

Melihat strategi dan permainan tersebut, Ahmad Mulyadi meminta agar Manajemen PSMS mengakhiri kerja sama dengan Miftahudin Mukson. Pelatih berusia 50 tahun itu dinilai belum layak menangani tim sebesar PSMS. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kekalahan PSMS dari PSIM di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (12/1) sore, membuat publik sepak bola Kota Medan kecewa. Mereka kembali mendesak agar Manajemen PSMS mengakhiri kontrak pelatih Miftahudin Mukson.

Para penggemar PSMS menilai dengan performa seperti dua pertandingan sebelumnya, berat peluang PSMS untuk lolos ke babak semifinal. “Kalau mainnya seperti itu, maka berat peluang PSMS untuk lolos,” ujar Pengamat Sepak Bola Kota Medan, Ahmad Mulyadi usai pertandingan PSIM melawan PSMS, Jumat (12/1).

Ahmad Mulyadi justru lebih percaya kepada Asisten Pelatih PSMS saat ini, Legimin Raharjo. “Biarlah PSMS tanpa Miftahudin. Beri kesempatan kepada Legimin. Saya justru lebih percaya kepada Legimin karena dia orang Medan,” tegas Ahmad Mulyadi.

Mantan pengurus PSMS itu menambahkan, kekalahan PSMS dari PSIM sebenarnya sudah diprediksi. Pasalnya, Ayam Kinantan memiliki raihan buruk pada Liga 2 musim ini, yakni sulit menang di kandang maupun tandang ketika menghadapi tim luar Sumut.

Penampilan buruk PSMS juga sudah terlihat sejak awal melawan PSIM. Mantan Anggota DPRD Sumut ini menilai, Ayam Kinantan tidak memiliki pola permainan dan strategi yang jelas pada babak pertama. “Permainan PSMS seperti gantung, tidak menyerang dan tidak bertahan,” ungkapnya.

Kelemahan paling terlihat adalah buruknya performa gelandang bertahan Eduardus yang baru pertama kali jadi starter di PSMS. Dia kesulitan menghentikan serangan lawan, sehingga lini pertahanan PSMS harus kerepotan.

“Kedua gol lawan di babak pertama akibat buruknya gelandang bertahan dalam menghentikan serangan lawan. Ditambah lagi performa lini pertahanan yang buruk. Lengkap sudah kelemahan PSMS. Ini merupakan bukti bahwa pelatih kurang jeli,” tegasnya.

Penampilan PSMS sedikit membaik di babak kedua setelah Eduardus diganti dengan Munadi. Hasilnya Ayam Kinantan mampu mencetak gol balasan melalui Nico Malau. Namun setelah itu, PSMS kembali kesulitan menembus pertahahan lawan.

“Salah satu kelemahan pelatih adalah sering terlambat memasukkan pemain pengganti. Seperti pertandingan ini, pemain dengan tipe menyerang seperti Assanur Rijal dan Rahmad Illahi seharusnya dimasukkan lebih awal, karena posisi kita ketinggalan,” tambahnya.

Melihat strategi dan permainan tersebut, Ahmad Mulyadi meminta agar Manajemen PSMS mengakhiri kerja sama dengan Miftahudin Mukson. Pelatih berusia 50 tahun itu dinilai belum layak menangani tim sebesar PSMS. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/