Sementara itu, rekor pertemuan Anthony dengan Ng saat ini tertinggal tipis 2-3. Namun pada pertamuan terakhirnya di Korea Open 2017, Anthony menang dua game langsung dengan 21-18 dan 21-18.
“Kalau Anthony ketemu Ng Ka Long, rekornya menang kalah. Ini semua dikembalikan kepada kepercayaan dirinya. Dari kemarin di Prancis, Anthony sempat kena cedera, tapi sekarang sudah jauh lebih baik. Mudah-mudahan nanti mainnya bisa lebih jelas, dengan kondisi sekarang dan situasi yang nggak sama. Karena ini baru pertama kali ia turun di China Open. Biasanya kalau pertama-tama masih terganggu dari segi mental,” tutur Hendry.
Selain Anthony dan Jonatan, pemain senior profesional, Sony Dwi Kuncoro juga dipastikan tampil di turnamen ini. Namun sebelumnya, Sony harus lebih dulu melewati babak kualifikasi, melawan Kenta Nishimoto, Jepang.
China Open merupakan ajang ke-11 dari 13 seri Metlife BWF World Superseries. Turnamen ini memperebutkan total hadiah sebesar USD 700.000 atau setara dengan Rp 9,4 miliar. (adk/jpnn)
Jonatan dan Ginting Dapat Lawan Berat di China Open
FUZHOU, SUMUTPOS.CO – Dua tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie mendapat lawan tak mudah di babak pertama Tahoe China Open superseries premier yang digelar di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, mulai 14 hingga 19 November.
Jonatan harus meladeni Lin Dan (Tiongkok), sementara Anthony Ginting harus berhadapan dengan Ng Ka Long Angus dari Hongkong. Jika masing-masing mampu menaklukkan lawannya, Jonatan dan Anthony akan bertemu di babak dua.
Dilihat dari rekor pertemuannya, Jonatan masih tertinggal 1-3 dari Lin Dan. Pertemuan terakhir mereka terjadi di Autralian Open 2017 lalu, di mana Jonatan kalah dua game langsung dengan 14-21 dan 19-21.
“Kalau persiapannya sudah oke. Dari segi teknik, fisik segala macam sudah oke. Tapi kalau untuk ketemu Lin Dan atau siapapun, harus tetap optimis dulu. Di samping kita perlu lihat dan pelajari style permainan Lin Dan. Apalagi dia tuan rumah, jadi tidak gampang. Rekornya bagus, standarnya juga bagus. Jadi mesti balik ke Jonatan lagi, harus lebih percaya diri. Bukan menjadi beban, tapi menjadi kesempatan. Ini perlu perjuangan, tapi saya optimis, minimal dia bisa melewati dengan cara berpikirnya, strategi bermain, bukan dari menang kalahnya,” kata pelatih tunggal putra, Hendry Saputra seperti dikutip dari Badminton Indonesia.
Meski begitu, Hendry tak menampik jika Jonatan masih memiliki peluang untuk menang. Asalkan anak didiknya tersebut bisa tampil bagus menghadapi Lin Dan. “Untuk Jonatan kalau main normal peluangnya fifty-fifty, untuk menangnya nggak gampang. Tapi kalau dia bisa main bagus, kemungkinan besar untuk menang ada. Selalu harus tetap optimis. Turnamen di Tiongkok dan Hong Kong ini termasuk ujian buat mereka,” ujar Hendry.