25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Prancis vs Maroko: Jinakkan Pembunuh Raksasa

AL KHOR, SUMUTPOS.CO – Prancis siap menjinakkan pembunuh raksasa, Maroko di babak semifinal Piala Dunia 2022, dini hari nanti. Target Les Bleus adalah kembali ke final dan mempertahankan gelar yang mereka raih empat tahun lalu.

Sebelum pertandingan di Al Bayt Stadium, Al Khor ini, Maroko melibas para raksasa Eropa. Di awal turrnamen, mereka menekuk Belgia dan mengimbangi Kroasia untuk melangkah ke fase knockout sebagai juara grup.

Setelah itu, mereka mengeliminasi Spanyol dan Portugal di fase knockout. Maroko memulangkan Spanyol di babak 16 besar sebelum kemudian menggilas Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di perempatfinal. Sukses ini menjadi bukti bagaimana berbahayanya Maroko di Piala Dunia edisi ke-22 ini. Akan tetapi, pemain-pemain Prancis sepertinya cukup percaya diri bisa mengakhiri kejutan Singa Atlasn

“Kami memiliki cukup pengalaman untuk tidak jatuh ke dalam perangkap ini. Terserah kami para pemain berpengalaman untuk mempersiapkan semua orang untuk pertempuran lain ini,” kata bek Prancis, Raphael Varane di situs FFF.

Palang pintu Manchester United itu mengakui Maroko adalah tim yang bertahan dengan sangat baik dan yakin ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit. Namun, ia memastikan Tim Ayam Jantan akan berjuang membongkar benteng pertahanan Maroko yang sejauh ini baru kebobolan satu kali.

“Apa yang menanti kita akan menjadi sangat rumit. Di atas segalanya, jangan santai. Ini adalah semifinal Piala Dunia: Anda harus memberikan segalanya dan berjuang sampai akhir karena tempat di final harus diraih dan Anda harus tampil sangat, sangat bagus,” tegasnya.

Di babak delapan besar, Prancis mengalahkan Inggris dengan skor 2-1. Varane menegaskan, kemenangan itu membuktikan mereka sudah menjalani kompetisi yang hebat. “Lolos ke empat besar sudah merupakan performa yang hebat. Tetapi satu-satunya tujuan sebenarnya adalah untuk menang (juara). Kami adalah pesaing dan itulah yang kami inginkan,” jelas eks pemain Real Madrid tersebut.

“Kami tetap fokus dan fokus pada apa yang ada di depan kami dan pertandingan berikutnya. Beginilah cara kami membangun kesuksesan kami dan kami harus melanjutkan,” lanjut Varane.

Terlepas dari respek yang ia tunjukkan sejak awal, Pelatih Prancis, Didier Deschamps mendukung optimisme anak asuhnya. Ia mengatakan mereka masih memiliki ambisi untuk dipuaskan dan mereka harus benar-benar fokus. “Kami sudah mencapai semifinal, semakin dekat ke final, dan ini adalah pencapaian penting, jadi kami bisa percaya diri, tapi kami memiliki pertandingan besar pada hari Rabu (Kamis),” katanya di The Analyst.

Menurut Deschamps, sebagai juara bertahan, mereka sudah berhasil mengatasi kutukan. Itu merujuk pada kegagalan Italia, Spanyol, dan Jerman melewati penyisihan grup sebagai pemegang gelar di tiga edisi terdahulu. “Di masa lalu, juara dunia tidak selalu tampil bagus di Piala Dunia dan kami telah mengatasi tantangan itu, tetapi kami memiliki pertandingan penting pada hari Rabu (Kamis). Kami bisa puas dengan apa yang telah kami lakukan sejauh ini, meskipun kami ingin melangkah lebih jauh,” ujar Deschamps.

Memang masuk akal jika Prancis cukup percaya diri menghentikan Maroko. Selain unggul pengalaman dan kualitas skuat, sang lawan juga terganggu cedera pemain dan sanksi. Dua bek tengah utama Maroko, Naif Aguerd dan Romain Saiss kemungkinan besar akan absen akibat cedera. Hakim Ziyech yang tampil luar biasa sepanjang turnamen juga sempat mengalami masalah saat mereka mengalahkan Portugal. Sementara Walid Cheddira tidak bisa diturunkan karena mendapat kartu merah di laga terakhir.

Tapi Pelatih Maroko Walid Reragui menegaskan bahwa dirinya senang jika Prancis percaya diri dan meremehkan anak asuhnya. “Saya harap Prancis tidak menghormati kami, karena itu akan sulit jika mereka melakukannya,” katanya di RMC Sport.

Bagi Walid Reragui tim asuhannya yang sudah membuat sejarah baru bagi sepak bola Afrika dengan lolos ke semifinal seperti halnya Prancis masih punya ambisi besar. “Saya ingin berada di final,” tegas Walid Reragui.

Meski begitu, pelatih kelahiran Prancis itu mengakui ini akan menjadi pertandingan terberat negaranya. “Semakin jauh Anda melangkah, semakin sulit permainannya. Kami melawan juara dunia dengan pemain kelas dunia dan pelatih yang sangat bagus, mungkin yang terbaik di dunia,” ujarnya di Daily Mail.

Namun, ia menjamin mereka akan menunjukkan keinginan yang besar di lapangan. “Mengapa tidak mencapai final Piala Dunia? Kami datang ke kompetisi ini untuk mengubah pola pikir di benua kami. Jika kami mengatakan semifinal sudah cukup, saya tidak setuju,” katanya.

Kylian Mbappe yang mencetak lima gol sejak fase grup akan menjadi ancaman utama Maroko. Namun, Walid Reragui memastikan timnya tidak akan membuat rencana anti-Mbappe.

Tugas meredam Mbappe menurutnya akan ia serahkan kepada Achraf Hakimi yang menjadi rekan setim serta sahabatnya di PSG. “Mereka adalah dua juara. Achraf sangat termotivasi untuk mengalahkan temannya,” ungkap Walid Reragui.

Prancis yang hanya akan kehilangan Lucas Hernandez menang tiga kali dan tidak terkalahkan di lima pertemuan sebelumnya. Akan tetapi, satu dari dua hasil seri itu terjadi pada pertemuan terakhir kedua negara 2007 silam. Saat itu, mereka bermain imbang 2-2.

Perhitungan superkomputer Opta menempatkan Prancis sebagai favorit besar dengan peluang 64,3% memenangkan pertandingan dalam waktu normal. Maroko sementara itu hanya memiliki peluang kemenangan 13%. Sedangkan peluang imbang dan perpanjangan waktu ada di angka 22,7%. (amr/jpg)

AL KHOR, SUMUTPOS.CO – Prancis siap menjinakkan pembunuh raksasa, Maroko di babak semifinal Piala Dunia 2022, dini hari nanti. Target Les Bleus adalah kembali ke final dan mempertahankan gelar yang mereka raih empat tahun lalu.

Sebelum pertandingan di Al Bayt Stadium, Al Khor ini, Maroko melibas para raksasa Eropa. Di awal turrnamen, mereka menekuk Belgia dan mengimbangi Kroasia untuk melangkah ke fase knockout sebagai juara grup.

Setelah itu, mereka mengeliminasi Spanyol dan Portugal di fase knockout. Maroko memulangkan Spanyol di babak 16 besar sebelum kemudian menggilas Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di perempatfinal. Sukses ini menjadi bukti bagaimana berbahayanya Maroko di Piala Dunia edisi ke-22 ini. Akan tetapi, pemain-pemain Prancis sepertinya cukup percaya diri bisa mengakhiri kejutan Singa Atlasn

“Kami memiliki cukup pengalaman untuk tidak jatuh ke dalam perangkap ini. Terserah kami para pemain berpengalaman untuk mempersiapkan semua orang untuk pertempuran lain ini,” kata bek Prancis, Raphael Varane di situs FFF.

Palang pintu Manchester United itu mengakui Maroko adalah tim yang bertahan dengan sangat baik dan yakin ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit. Namun, ia memastikan Tim Ayam Jantan akan berjuang membongkar benteng pertahanan Maroko yang sejauh ini baru kebobolan satu kali.

“Apa yang menanti kita akan menjadi sangat rumit. Di atas segalanya, jangan santai. Ini adalah semifinal Piala Dunia: Anda harus memberikan segalanya dan berjuang sampai akhir karena tempat di final harus diraih dan Anda harus tampil sangat, sangat bagus,” tegasnya.

Di babak delapan besar, Prancis mengalahkan Inggris dengan skor 2-1. Varane menegaskan, kemenangan itu membuktikan mereka sudah menjalani kompetisi yang hebat. “Lolos ke empat besar sudah merupakan performa yang hebat. Tetapi satu-satunya tujuan sebenarnya adalah untuk menang (juara). Kami adalah pesaing dan itulah yang kami inginkan,” jelas eks pemain Real Madrid tersebut.

“Kami tetap fokus dan fokus pada apa yang ada di depan kami dan pertandingan berikutnya. Beginilah cara kami membangun kesuksesan kami dan kami harus melanjutkan,” lanjut Varane.

Terlepas dari respek yang ia tunjukkan sejak awal, Pelatih Prancis, Didier Deschamps mendukung optimisme anak asuhnya. Ia mengatakan mereka masih memiliki ambisi untuk dipuaskan dan mereka harus benar-benar fokus. “Kami sudah mencapai semifinal, semakin dekat ke final, dan ini adalah pencapaian penting, jadi kami bisa percaya diri, tapi kami memiliki pertandingan besar pada hari Rabu (Kamis),” katanya di The Analyst.

Menurut Deschamps, sebagai juara bertahan, mereka sudah berhasil mengatasi kutukan. Itu merujuk pada kegagalan Italia, Spanyol, dan Jerman melewati penyisihan grup sebagai pemegang gelar di tiga edisi terdahulu. “Di masa lalu, juara dunia tidak selalu tampil bagus di Piala Dunia dan kami telah mengatasi tantangan itu, tetapi kami memiliki pertandingan penting pada hari Rabu (Kamis). Kami bisa puas dengan apa yang telah kami lakukan sejauh ini, meskipun kami ingin melangkah lebih jauh,” ujar Deschamps.

Memang masuk akal jika Prancis cukup percaya diri menghentikan Maroko. Selain unggul pengalaman dan kualitas skuat, sang lawan juga terganggu cedera pemain dan sanksi. Dua bek tengah utama Maroko, Naif Aguerd dan Romain Saiss kemungkinan besar akan absen akibat cedera. Hakim Ziyech yang tampil luar biasa sepanjang turnamen juga sempat mengalami masalah saat mereka mengalahkan Portugal. Sementara Walid Cheddira tidak bisa diturunkan karena mendapat kartu merah di laga terakhir.

Tapi Pelatih Maroko Walid Reragui menegaskan bahwa dirinya senang jika Prancis percaya diri dan meremehkan anak asuhnya. “Saya harap Prancis tidak menghormati kami, karena itu akan sulit jika mereka melakukannya,” katanya di RMC Sport.

Bagi Walid Reragui tim asuhannya yang sudah membuat sejarah baru bagi sepak bola Afrika dengan lolos ke semifinal seperti halnya Prancis masih punya ambisi besar. “Saya ingin berada di final,” tegas Walid Reragui.

Meski begitu, pelatih kelahiran Prancis itu mengakui ini akan menjadi pertandingan terberat negaranya. “Semakin jauh Anda melangkah, semakin sulit permainannya. Kami melawan juara dunia dengan pemain kelas dunia dan pelatih yang sangat bagus, mungkin yang terbaik di dunia,” ujarnya di Daily Mail.

Namun, ia menjamin mereka akan menunjukkan keinginan yang besar di lapangan. “Mengapa tidak mencapai final Piala Dunia? Kami datang ke kompetisi ini untuk mengubah pola pikir di benua kami. Jika kami mengatakan semifinal sudah cukup, saya tidak setuju,” katanya.

Kylian Mbappe yang mencetak lima gol sejak fase grup akan menjadi ancaman utama Maroko. Namun, Walid Reragui memastikan timnya tidak akan membuat rencana anti-Mbappe.

Tugas meredam Mbappe menurutnya akan ia serahkan kepada Achraf Hakimi yang menjadi rekan setim serta sahabatnya di PSG. “Mereka adalah dua juara. Achraf sangat termotivasi untuk mengalahkan temannya,” ungkap Walid Reragui.

Prancis yang hanya akan kehilangan Lucas Hernandez menang tiga kali dan tidak terkalahkan di lima pertemuan sebelumnya. Akan tetapi, satu dari dua hasil seri itu terjadi pada pertemuan terakhir kedua negara 2007 silam. Saat itu, mereka bermain imbang 2-2.

Perhitungan superkomputer Opta menempatkan Prancis sebagai favorit besar dengan peluang 64,3% memenangkan pertandingan dalam waktu normal. Maroko sementara itu hanya memiliki peluang kemenangan 13%. Sedangkan peluang imbang dan perpanjangan waktu ada di angka 22,7%. (amr/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/