SUMUTPOS.CO – Liverpool akan menjamu AC Milan di Stadion Anfield pada matchday 1 Grup B Liga Champions 2021/22, Kamis (16/9) dini hari pukul 02:00 WIB. Dua tim ini memiliki sejarah panjang dan nama besar di Eropa. Liverpool merupakan pemilik enam titel European Cup/Champions League, sedangkan Milan adalah pemegang tujuh gelar juara.
Legenda hidup AC Milan, Kaka melayangkan warning alias peringatan keras soal ancaman kekuatan timnya di Liga Champions musim ini. Peraih Ballon d’Or 2008 itu memandang AC Milan memiliki kekuatan yang tak boleh diremehkan begitu saja oleh siapapun.
Meskipun baru comeback setelah tujuh tahun absen berlaga di Liga Champions, Kaka yakin AC Milan bisa merepotkan lawan-lawannya, termasuk Liverpool yang menjadi lawan pertama Rossoneri musim ini. “AC Milan sekarang telah kembali dengan rasa lapar yang terlihat berbeda,” ungkap Kaka kepada Gazzeta dello Sport.
“Liverpool boleh saja telah memenangkan juara dan berada di puncak selama bertahun-tahun. Tetapi antusiasme mereka yang bermain di turnamen untuk tim utama akan menjadi faktor pembeda nantinya,” tukasnya.
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp pun sadar betul kalau AC Milan bukanlah tim yang mudah untuk dikalahkan. Oleh karena itu, Klopp kini fokus memperbaiki kesalahan Liverpool saat menang lawan Leeds United lebih dulu agar bisa optimal saat jumpa AC Milan.
“Kami memiliki 30 peluang saat lawan Leeds United, tapi kami hanya menang 3-0. Tidak masalah kami setidaknya jadi tahu apa yang harus diperbaiki di laga selanjutnya (AC Milan),” kata Jurgen Klopp mengutip dari situs resmi klub.
Menurut Klopp, kesalahan Liverpool ada pada penyelesaian akhir yang buruk, lihat saja Sadio Mane tembak 10 kali tapi hanya 1 jadi gol. Oleh karena itu, Klopp tak ingin kejadian serupa terulang saat jumpa Milan.
Sepanjang sejarah Liga Champions, Liverpool dan Milan pernah dua kali bertemu di partai final Liga Champions. Pada 2005, kedua tim berjumpa di partai final Liga Champions. Dalam laga di Stadion Ataturk, Istanbul, AC Milan unggul sejak menit pertama melalui gol sang kapten Paolo Maldini. I Diavolo Rosso menambah 2 gol lewat bomber asal Argentina, Hernan Crespo. Skor 3-0 untuk AC Milan bertahan hingga babak pertama usai.
Hingga jelang akhir laga, kemenangan AC Milan sudah tampak di depan mata. Namun demikian, The Reds menunjukkan comeback epik, mencetak 3 gol hanya dalam rentang 6 menit sebelum babak kedua berakhir. Gol-gol Liverpool dicetak Steven Gerrad, Vladimir Smicer, serta Xabi Alonso.
Saat perpanjangan waktu, skor masih bertahan sama kuat. Oleh sebab itu, pemenang diputuskan lewat adu penalti. Dalam kesempatan tersebut, The Reds akhirnya jadi kampiun UCL 2005 usai menang 3-2 via babak tos-tosan. Hingga kini momen itu dikenang sebagai “Miracle of Istanbul”.
Dua tahun berselang di Yunani, kedua tim bertemu kembali di final UCL 2007. Dalam laga yang digelar di Stadion Olimpiade, Athena, Rossoneri bertekad balas dendam atas kekalahan menyakitkan di Istanbul. AC Milan memimpin di babak pertama lewat tendangan bebas Andrea Pirlo yang dibelokkan oleh Filippo Inzaghi.
Di babak kedua, Inzaghi kembali mencetak gol untuk menegaskan keunggulan AC Milan jadi 2-0. The Reds akhirnya hanya bisa membalas 1 gol lewat gol telat Dirk Kuyt. Laga balas dendam itu kemudian dikenang oleh para tifosi AC Milan sebagai “Miracle of Athena”.
Jelang laga nanti, Liverpool dan Milan sama-sama mengusung form yang menyakinkan. Di Premier League musim ini, pasukan Jurgen Klopp belum tersentuh kekalahan hingga pekan ke-4, tiga kali menang, sekali seri. Akhir pekan kemarin, mereka mengalahkan Leeds United 3-0 lewat gol-gol Sadio Mane, Fabinho, dan Mohamed Salah.
Sementara itu, Anak-anak asuh Stefano Pioli masih sempurna hingga pekan ke-3 (M3 S0 K0; gol 7-1). Terkini, mereka meremukkan tim tangguh Lazio 2-0 melalui gol-gol Rafael Leao dan Zlatan Ibrahimovic yang kembali dari cedera. (bbs)