32.9 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

Pengalaman Gunawan dan Noviana Menjadi Finisher New York City Marathon 2016

14-11-kaki-pengalaman-gunawan-dan-noviana-1

SUMUTPOS.CO,  Bagi runners, siapa sih yang tidak mendambakan medali finisher New York City Marathon? Gunawan Hadiwidjaja dan Noviana Sadikin menceritakan pengalaman mereka mengikuti satu di antara enam ajang world marathon majors itu.

Laporan SOFYAN HENDRA dari New York

‘CONGRATULATIONS!” 

Para pengunjung Don Giovanni Ristorante kompak berseru lantang begitu melihat dua orang memasuki pintu resto dengan medali tergantung di leher. Sambil bertepuk tangan, mereka semua yang tengah menikmati hidangan di restoran Italia itu memberikan selamat kepada dua finisher New York City (NYC) Marathon yang baru masuk tersebut.

Gunawan Hadiwidjaja, yang ketika itu juga sedang makan malam di tempat tersebut bersama sang istri, Noviana Sadikin, pun berceletuk. ”Wah, kami enggak bawa (medali, Red) ya,” ujarnya agak menyesal. Padahal, Gunawan dan Noviana merupakan bagian dari 49.595 finisher NYC Marathon yang berlangsung pekan lalu, tepatnya Minggu pagi (6/11).

Menjadi finisher NYC Marathon merupakan hal luar biasa. Juga membanggakan. Warga Kota New York pun memberikan apresiasi yang spesial. Hingga Rabu atau tiga hari setelah ajang tahunan tersebut, Jawa Pos masih menemui beberapa finisher yang mengalungkan medalinya sambil berjalan di stasiun kereta bawah tanah.

Ada 45 pelari asal Indonesia yang berpartisipasi di sana. Sebanyak 13 orang di antara jumlah itu adalah perempuan. Noviana berada di urutan kedua untuk kategori perempuan dengan catatan waktu 5 jam, 2 menit, 27 detik. Perempuan yang sering naik podium dalam event lari di Surabaya tersebut terpaut 3 menit dari Riana Montisano, 38, yang meraih catatan 4 jam, 59 menit, 3 detik.

Menurut Novi, sapaan Noviana, catatan waktu itu memang bukan capaian terbaiknya. Namun, dalam setiap ajang lari, kata dia, banyak faktor yang memengaruhi. ”Kondisi dan situasi saat itulah yang paling penting,” kata anggota komunitas lari SPG Runner itu.

Untuk mengikuti ajang di mancanegara, yang juga perlu diperhatikan adalah masa adaptasi. Novi dan Gunawan tiba di New York sepekan sebelum ajang tersebut dilangsungkan.

Yang paling sulit adalah menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca. Apalagi suhu bisa berubah-ubah. Dia bercerita, saat start, pelapis dan sarung tangan harus dikenakan agar tidak kedinginan. Namun beberapa saat setelah lari, pelapis dan sarung tangan harus dilepas karena kepanasan.

Saat NYC Marathon digelar, suhu bergerak di kisaran 5-12 derajat Celsius. Karena musim gugur, peserta harus menghadapi satu masalah lagi: windy. Angin kencang dan dingin sering tiba-tiba menerpa berlawanan dengan arah lari. Belum lagi ketika melewati Verrazano-Narrow Bridge yang ikonik itu. ”Kalau di jembatan, bisa masuk angin tuh,” ucap runner 45 tahun tersebut.

Gunawan juga excited bisa finis di NYC Marathon. Apalagi kondisi kakinya sedang tidak optimal. ”Karena cedera ini, saya sudah pengin naik subway saja rasanya,” canda pria 47 tahun yang juga hobi bersepeda itu. Dia finis dengan catatan 5 jam, 32 menit, 3 detik. (*/c5/tom/azw)

 

14-11-kaki-pengalaman-gunawan-dan-noviana-1

SUMUTPOS.CO,  Bagi runners, siapa sih yang tidak mendambakan medali finisher New York City Marathon? Gunawan Hadiwidjaja dan Noviana Sadikin menceritakan pengalaman mereka mengikuti satu di antara enam ajang world marathon majors itu.

Laporan SOFYAN HENDRA dari New York

‘CONGRATULATIONS!” 

Para pengunjung Don Giovanni Ristorante kompak berseru lantang begitu melihat dua orang memasuki pintu resto dengan medali tergantung di leher. Sambil bertepuk tangan, mereka semua yang tengah menikmati hidangan di restoran Italia itu memberikan selamat kepada dua finisher New York City (NYC) Marathon yang baru masuk tersebut.

Gunawan Hadiwidjaja, yang ketika itu juga sedang makan malam di tempat tersebut bersama sang istri, Noviana Sadikin, pun berceletuk. ”Wah, kami enggak bawa (medali, Red) ya,” ujarnya agak menyesal. Padahal, Gunawan dan Noviana merupakan bagian dari 49.595 finisher NYC Marathon yang berlangsung pekan lalu, tepatnya Minggu pagi (6/11).

Menjadi finisher NYC Marathon merupakan hal luar biasa. Juga membanggakan. Warga Kota New York pun memberikan apresiasi yang spesial. Hingga Rabu atau tiga hari setelah ajang tahunan tersebut, Jawa Pos masih menemui beberapa finisher yang mengalungkan medalinya sambil berjalan di stasiun kereta bawah tanah.

Ada 45 pelari asal Indonesia yang berpartisipasi di sana. Sebanyak 13 orang di antara jumlah itu adalah perempuan. Noviana berada di urutan kedua untuk kategori perempuan dengan catatan waktu 5 jam, 2 menit, 27 detik. Perempuan yang sering naik podium dalam event lari di Surabaya tersebut terpaut 3 menit dari Riana Montisano, 38, yang meraih catatan 4 jam, 59 menit, 3 detik.

Menurut Novi, sapaan Noviana, catatan waktu itu memang bukan capaian terbaiknya. Namun, dalam setiap ajang lari, kata dia, banyak faktor yang memengaruhi. ”Kondisi dan situasi saat itulah yang paling penting,” kata anggota komunitas lari SPG Runner itu.

Untuk mengikuti ajang di mancanegara, yang juga perlu diperhatikan adalah masa adaptasi. Novi dan Gunawan tiba di New York sepekan sebelum ajang tersebut dilangsungkan.

Yang paling sulit adalah menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca. Apalagi suhu bisa berubah-ubah. Dia bercerita, saat start, pelapis dan sarung tangan harus dikenakan agar tidak kedinginan. Namun beberapa saat setelah lari, pelapis dan sarung tangan harus dilepas karena kepanasan.

Saat NYC Marathon digelar, suhu bergerak di kisaran 5-12 derajat Celsius. Karena musim gugur, peserta harus menghadapi satu masalah lagi: windy. Angin kencang dan dingin sering tiba-tiba menerpa berlawanan dengan arah lari. Belum lagi ketika melewati Verrazano-Narrow Bridge yang ikonik itu. ”Kalau di jembatan, bisa masuk angin tuh,” ucap runner 45 tahun tersebut.

Gunawan juga excited bisa finis di NYC Marathon. Apalagi kondisi kakinya sedang tidak optimal. ”Karena cedera ini, saya sudah pengin naik subway saja rasanya,” canda pria 47 tahun yang juga hobi bersepeda itu. Dia finis dengan catatan 5 jam, 32 menit, 3 detik. (*/c5/tom/azw)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/