25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Bayar Rp3,5 Juta, LPI Sumut Minim Peserta

Foto: LPI Sumut LPI Sumut tahun 2015 hanya diikuti 5 tim SMP dan 6 tim SMA. Kategori SMP diikuti oleh Medan, Deliserdang, Batubara, Labuhanbatu Utara, dan Tanjungbalai. Sedangkan tingkat SMA diikuti oleh Medan (2 tim), Labuhanbatu Selatan, Deliserdang, Labuhanbatu dan Batubara.
Foto: LPI Sumut
LPI Sumut tahun 2015 hanya diikuti 5 tim SMP dan 6 tim SMA. Kategori SMP diikuti oleh Medan, Deliserdang, Batubara, Labuhanbatu Utara, dan Tanjungbalai. Sedangkan tingkat SMA diikuti oleh Medan (2 tim), Labuhanbatu Selatan, Deliserdang, Labuhanbatu dan Batubara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tingkat Sumatera Utara di Lapangan PPLP Sumut, Jalan Sekolah Pembangunan, Medan Sunggal, minim peserta. Hal ini disebabkan setiap peserta dibebankan untuk membayar uang sebesar Rp3,5 juta.

LPI Sumut tahun 2015 hanya diikuti 5 tim SMP dan 6 tim SMA. Kategori SMP diikuti oleh Medan, Deliserdang, Batubara, Labuhanbatu Utara, dan Tanjungbalai. Sedangkan tingkat SMA diikuti oleh Medan (2 tim), Labuhanbatu Selatan, Deliserdang, Labuhanbatu dan Batubara.

Minimnya peserta ini diduga akibat dari adanya kewajiban setiap tim untuk membayar sebesar Rp3,5 juta. Kewajiban itu dibebankan kepada peserta karena Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatera Utara mengaku tidak memiliki anggaran, karena tak tertampung di APBD 2015.

Alasan Dispora Sumut ini menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, LPI merupakan wadah pembinaan usia dini dan sudah seharusnya menjadi tanggungjawab mereka. “Sangat mengherankan jika peserta LPI Sumut dikutip biaya Rp3,5 juta. Ini kan pembinaan, seharusnya pemerintah yang memberikan, tapi kondisinya kok malah sebaliknya,” ungkap sumber yang minta namanya tidak disebutkan.

Ketua Pelaksana LPI Sumut, Syafii Pily membenarkan adanya uang Rp3,5 juta yang dibebankan kepada masing-masing peserta. Menurutnya, kewajiban itu merupakan kesepakatan bersama saat rapat. “Semua sudah disepakati setiap tim memberikan konstribusi sebesar Rp3,5 juta untuk pelaksanaan tingkat provinsi,” ungkapnya.

Pilly membantah minimnya peserta akibat adanya kewajiban membayar Rp3,5 juta. Katanya, pelaksanaan LPI Kab/Kota berjenjang ke tingkat provinsi. “Tidak semua kab/kota mengelar LPI. Mereka putar daerah, tidak mungkin tidak digelar tingkat provinsi,” tegasnya.

Pelatih tim sepak bola PPLP Sumut ini menambahkan, anggaran untuk penggelaran LPI Sumut memang tidak ditampung di APBD, karena LPI sudah lama vakum. “LPI dari pusat saja sudah vakum, makanya kita tidak mengajukan di APBD Provinsi Sumut. Lagipula, ini merupakan tuan rumah bersama,” ungkapnya.

LPI Sumut sendiri dibuka oleh Kadispora Sumut, Baharuddin Siagian di Lapangan PPLP Sumut Jalan Pembangunan, Medan Sunggal (14/12). Bahar berharap agar semua pemain tidak membidik juara semata, tapi menunjukkan kualitas yang di dapat diklub masing-masing. (dek)

Foto: LPI Sumut LPI Sumut tahun 2015 hanya diikuti 5 tim SMP dan 6 tim SMA. Kategori SMP diikuti oleh Medan, Deliserdang, Batubara, Labuhanbatu Utara, dan Tanjungbalai. Sedangkan tingkat SMA diikuti oleh Medan (2 tim), Labuhanbatu Selatan, Deliserdang, Labuhanbatu dan Batubara.
Foto: LPI Sumut
LPI Sumut tahun 2015 hanya diikuti 5 tim SMP dan 6 tim SMA. Kategori SMP diikuti oleh Medan, Deliserdang, Batubara, Labuhanbatu Utara, dan Tanjungbalai. Sedangkan tingkat SMA diikuti oleh Medan (2 tim), Labuhanbatu Selatan, Deliserdang, Labuhanbatu dan Batubara.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tingkat Sumatera Utara di Lapangan PPLP Sumut, Jalan Sekolah Pembangunan, Medan Sunggal, minim peserta. Hal ini disebabkan setiap peserta dibebankan untuk membayar uang sebesar Rp3,5 juta.

LPI Sumut tahun 2015 hanya diikuti 5 tim SMP dan 6 tim SMA. Kategori SMP diikuti oleh Medan, Deliserdang, Batubara, Labuhanbatu Utara, dan Tanjungbalai. Sedangkan tingkat SMA diikuti oleh Medan (2 tim), Labuhanbatu Selatan, Deliserdang, Labuhanbatu dan Batubara.

Minimnya peserta ini diduga akibat dari adanya kewajiban setiap tim untuk membayar sebesar Rp3,5 juta. Kewajiban itu dibebankan kepada peserta karena Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatera Utara mengaku tidak memiliki anggaran, karena tak tertampung di APBD 2015.

Alasan Dispora Sumut ini menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, LPI merupakan wadah pembinaan usia dini dan sudah seharusnya menjadi tanggungjawab mereka. “Sangat mengherankan jika peserta LPI Sumut dikutip biaya Rp3,5 juta. Ini kan pembinaan, seharusnya pemerintah yang memberikan, tapi kondisinya kok malah sebaliknya,” ungkap sumber yang minta namanya tidak disebutkan.

Ketua Pelaksana LPI Sumut, Syafii Pily membenarkan adanya uang Rp3,5 juta yang dibebankan kepada masing-masing peserta. Menurutnya, kewajiban itu merupakan kesepakatan bersama saat rapat. “Semua sudah disepakati setiap tim memberikan konstribusi sebesar Rp3,5 juta untuk pelaksanaan tingkat provinsi,” ungkapnya.

Pilly membantah minimnya peserta akibat adanya kewajiban membayar Rp3,5 juta. Katanya, pelaksanaan LPI Kab/Kota berjenjang ke tingkat provinsi. “Tidak semua kab/kota mengelar LPI. Mereka putar daerah, tidak mungkin tidak digelar tingkat provinsi,” tegasnya.

Pelatih tim sepak bola PPLP Sumut ini menambahkan, anggaran untuk penggelaran LPI Sumut memang tidak ditampung di APBD, karena LPI sudah lama vakum. “LPI dari pusat saja sudah vakum, makanya kita tidak mengajukan di APBD Provinsi Sumut. Lagipula, ini merupakan tuan rumah bersama,” ungkapnya.

LPI Sumut sendiri dibuka oleh Kadispora Sumut, Baharuddin Siagian di Lapangan PPLP Sumut Jalan Pembangunan, Medan Sunggal (14/12). Bahar berharap agar semua pemain tidak membidik juara semata, tapi menunjukkan kualitas yang di dapat diklub masing-masing. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/