KUTSEL, SUMUTPOS.CO – Akhirnya, rekor 99 pilot paralayang yang terbang bersamaan pada 2009 silam di Bukit Timbis, Desa Kutuh, Kuta Selatan akhirnya pecah, Minggu (16/10). Di Gunung Payung, sebanyak 110 pilot berhasil terbang bersamaan di udara untuk memecahkan rekor MURI. 110 pilot dipilih bukan tanpa alasan. 110 adalah untuk memperingati kongres ke-110 Federasi Aeronautica Internasional yang diselenggarakan di Bali.
Ketua FASI/Paralayang Indonesia Wahyu Yudha saat ditemui usai pemecahan rekor MURI kemarin mengatakan, sebenarnya ada 140 pilot yang tercatat terbang kali ini, namun yang tercatat adalah 110 pilot saja.
Dirinya juga mengatakan, tujuan pemecahan rekor kali ini adalah untuk menunjukkan perkembangan paralayang yang cukup pesat di Indonesia. Selain itu, ini juga menjadi pengumuman jika paralayang akan dipertandingkan dalam Asian Games 2018 mendatang. ini adalah keikutsertaan pertama kalinya cabor paralayang di Asian Games.
“Ini juga untuk menarik anak-anak muda dalam olahraga ini,” terangnya.
Sebenarnya, ada sekitar 150 pilot yang terbang kemarin. Bukan hanya dari Indonesia, tetapi dari berbagai negara turut mensukseskan acara ini seperti dari Jepang, India, dan Perancis. “Jujur, tidak gampang mengumpulkan pilot sebanyak ini dan dengan waktu yang telah ditentukan yakni harus terbang pukul 11.30-12.30,” terangnya.
Bagaiman tanggapannya dengan olahraga paralayang ini? Dirinya mengatakan jika paralayang adalah salah satu olahraga dirgantara yang perkembangannya paling pesat di Indonesia.
“Kalau seperti aeromodeling misalnya, yang terbang kan pesawatnya. Kalau paralayang, pilotnya juga ikut terbang,” jelasnya. Dirinya menambahkan, sejauh ini ada sekitar 1.600 pilot yang terdaftar dalam FASI/Paralayang.
Bagaimana dirinya melihat perkembangan di Bali setelah banyak tempat yang mulai terusik keberadaannya oleh pemabangunan hotel-hotel semisal Bukit Timbis? Dirinya menegaskan jika Bali harus sudah mulai bisa mencari tempat alternatif baru untuk olaharaga paralayang. “Misalanya saja Gunung Payung ini. kami bekerja sama dengan desa adat selain untuk olahraga, tetapi juga untuk rekreasi,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pilot paralayang yang menjadi saksi sejarah lahir rekor MURI kali ini, Thimas Widiananto mengungkapkan, Bali sangat istimewa karena memiliki wilayah yang bagus untuk olahraga paralayang. Peraih empat medali emas di SEA Games 2011 tersebut mengungkapkan, tempat terbang yang ada di Bali juga cukup jauh.
“Bali sangat istimewa karena punya pemandangan yang bagus dan istimewa. Tebing-tebing yang tinggi juga memungkinkan untuk terbang. Selain itu, jaraka terbang bisa lebih jauh daripada daerah lainnya di Indonesia,” ungkap pilot asal Solo, Jawa Tengah tersebut.
Bahkan dirinya mengatakan, jarak terbangnya bisa sampai Uluwatu jika melakukan take off dari Bukit Timbis atau Gunung Payung. Bagaimana perasaannya setelah berhasil menjadi bagian dari pemecahan rekor MURI kali ini? Dirinya mengatakan jika rekor MURI kali ini sangat istimewa dan dirinya berharap tahun depan bisa terpecahkan kembali.
“Jujur, It’s amazing. Kami terbang secara bersama-sama di udara dengan parasut yang berwarna-warni dan juga ada ratusan pilot yang terlibat. Ini sangat luar biasa bagi saya,” terang Thimas yang pada tahun 2009 ikut terlibat jug dalam pemecahan rekor 99 pilot.
Selain paralayang, paramotor dan gantole berhasil membukukan rekor MURI untuk pertama kalinya. Jika paramotor berhasil membukukan 30 pilot yang terbang secara bersamaan di Pantai Mertasari, gantole berhasil membukukan 25 pilot yang berhasil terbang secara bersamaan di Gunung Payung. (lit/jpg)