32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Wow… Penonton Jepang Bangga Rio

LAP PERTAMA WEHRLEIN SEMPURNA
Sementara bagi Manor-Mercedes, GP Tiongkok menjadi pembuktian bahwa mobil mereka semakin kompetitif. MRT05 sudah mampu bertarung dengan tim-tim lain seperti Sauber, Renault, dan bahkan Haas.

Rookie Manor Pascal Wehrlein melakoni seri ketiga dengan sangat baik. Start dari posisi 21, dia langsung menyodok ke posisi 16. Dia juga cukup lama menembus zona 10 besar (bahkan sempat sebentar di posisi empat!) pada 15 lap awal. Itu sebelum pit stop memaksanya kembali mundur ke belakang.

’’Ya aku kembali melakukan start bagus. Aku bisa melewati beberapa pembalap karena aku berada pada posisi yang tepat. Lap pertamaku sempurna,’’ kata Wehrlein ketika ditemui di hospitality Manor usai balapan.

Berkali-kali, Wehrlein memenangi pertarungan melawan Felipe Nasr (Sauber-Ferrari), Romain Grosjean (Haas-Ferrari) dan juga rookie lainnya, Jolyon Palmer (Renault). Pada akhirnya, pembalap 21 tahun asal Jerman itu finis di peringkat ke-18. ’’Balapanku kali ini sangat bagus. Dengan strategi tepat, pada akhirnya aku bisa finis di depan satu Renault, satu Haas, dan satu Sauber,’’ ujarnya.

Terkait GP berikutnya di Rusia, pembalap 22 tahun tersebut mengaku belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Soalnya, dia belum pernah membalap di sana. Namun dengan hasil bagus di dua seri terakhir, pembalap cadangan Mercedes musim lalu itu mengaku sudah siap menghadapinya. ’’Kita lihat nanti,’’ ucapnya.

Di sisi lain, tim Rio Haryanto kembali melakukan strategi ban yang berbeda dengan Wehrlein. Pada pit stop terakhir yakni di lap 44 dari 56 putaran yang dilombakan, Wehrlein mengganti ban dengan supersoft. Sementara itu, Rio yang pit stop lebih cepat di lap 40, mengganti ban dengan medium lalu bertahan sampai akhir lomba.

Soal perbedaan strategi yang kembali terjadi, Rio menyebut keputusan itu sudah benar. Dia juga mengatakan, dengan mempertahankan ban medium hingga akhir, jaraknya dengan Wehrlein menjadi tidak terlalu jauh. ’’Dibandingkan dengan Bahrain, strategi kali ini lebih tepat,’’ ulasnya.

Rio finis di urutan ke-21 tepat di depan Palmer. Jarak keduanya juga terpaut cukup jauh yakni 2,166 detik. ’’Secara posisi, memang balapan hari ini kurang bagus. Tapi secara overall, kami membuktikan bahwa mobil kami mampu bersaing dengan Renault dan Sauber,’’ tandasnya.

Berbeda dengan Wehrlein, tahun lalu Rio telah membalap di Rusia pada ajang GP2. Dia mengatakan telah mengenal sirkuit tersebut. Dibandingkan Shanghai, Sochi Autodrom tidak lebih sadis dalam menggerus permukaan ban. Artinya, tidak akan ada pit stop sampai tiga kali seperti kemarin. ’’Tahun lalu saya mendapatkan hasil bagus di sana,’’ katanya. Di Sochi pada GP2 2015, Rio menempati posisi runner-up pada sprint race dan peringkat lima di feature race.

LAP PERTAMA WEHRLEIN SEMPURNA
Sementara bagi Manor-Mercedes, GP Tiongkok menjadi pembuktian bahwa mobil mereka semakin kompetitif. MRT05 sudah mampu bertarung dengan tim-tim lain seperti Sauber, Renault, dan bahkan Haas.

Rookie Manor Pascal Wehrlein melakoni seri ketiga dengan sangat baik. Start dari posisi 21, dia langsung menyodok ke posisi 16. Dia juga cukup lama menembus zona 10 besar (bahkan sempat sebentar di posisi empat!) pada 15 lap awal. Itu sebelum pit stop memaksanya kembali mundur ke belakang.

’’Ya aku kembali melakukan start bagus. Aku bisa melewati beberapa pembalap karena aku berada pada posisi yang tepat. Lap pertamaku sempurna,’’ kata Wehrlein ketika ditemui di hospitality Manor usai balapan.

Berkali-kali, Wehrlein memenangi pertarungan melawan Felipe Nasr (Sauber-Ferrari), Romain Grosjean (Haas-Ferrari) dan juga rookie lainnya, Jolyon Palmer (Renault). Pada akhirnya, pembalap 21 tahun asal Jerman itu finis di peringkat ke-18. ’’Balapanku kali ini sangat bagus. Dengan strategi tepat, pada akhirnya aku bisa finis di depan satu Renault, satu Haas, dan satu Sauber,’’ ujarnya.

Terkait GP berikutnya di Rusia, pembalap 22 tahun tersebut mengaku belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Soalnya, dia belum pernah membalap di sana. Namun dengan hasil bagus di dua seri terakhir, pembalap cadangan Mercedes musim lalu itu mengaku sudah siap menghadapinya. ’’Kita lihat nanti,’’ ucapnya.

Di sisi lain, tim Rio Haryanto kembali melakukan strategi ban yang berbeda dengan Wehrlein. Pada pit stop terakhir yakni di lap 44 dari 56 putaran yang dilombakan, Wehrlein mengganti ban dengan supersoft. Sementara itu, Rio yang pit stop lebih cepat di lap 40, mengganti ban dengan medium lalu bertahan sampai akhir lomba.

Soal perbedaan strategi yang kembali terjadi, Rio menyebut keputusan itu sudah benar. Dia juga mengatakan, dengan mempertahankan ban medium hingga akhir, jaraknya dengan Wehrlein menjadi tidak terlalu jauh. ’’Dibandingkan dengan Bahrain, strategi kali ini lebih tepat,’’ ulasnya.

Rio finis di urutan ke-21 tepat di depan Palmer. Jarak keduanya juga terpaut cukup jauh yakni 2,166 detik. ’’Secara posisi, memang balapan hari ini kurang bagus. Tapi secara overall, kami membuktikan bahwa mobil kami mampu bersaing dengan Renault dan Sauber,’’ tandasnya.

Berbeda dengan Wehrlein, tahun lalu Rio telah membalap di Rusia pada ajang GP2. Dia mengatakan telah mengenal sirkuit tersebut. Dibandingkan Shanghai, Sochi Autodrom tidak lebih sadis dalam menggerus permukaan ban. Artinya, tidak akan ada pit stop sampai tiga kali seperti kemarin. ’’Tahun lalu saya mendapatkan hasil bagus di sana,’’ katanya. Di Sochi pada GP2 2015, Rio menempati posisi runner-up pada sprint race dan peringkat lima di feature race.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/