31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Bobby Diminta Bantu PSMS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kegagalan PSMS Medan lolos ke Liga 1 menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola Kota Medan. Semua pihak diharapkan duduk bersama memikirkan bagaimana kemajuan klub yang dijuluki Ayam Kinantan ini ke depan.

Hal itu dikatakan Pemerhati Sepak Bola Sumatera Utara, Rafriandi Nasution kepada wartawan, Selasa (18/1). “Jangan saling menyalahkan. Sekarang kita fokus bagaimana PSMS ke depan,” ujar Rafriandi.

Rafriandi menambahkan, Liga 2 musim 2021 menjadi pelajaran, dimana tiga tim yang lolos memang baik secara finansial. Persis Solo dan Rans Cilegon disebut layak menjadi contoh PSMS, karena dikelola dengan manajemen professional.

“PSMS harus mencontoh kedua klub itu. Mereka benar-benar ditangani dengan manajemen profesional. Mereka benar-benar paham dengan industri sepak bola,” paparnya.

Kaesang Pangareb dan Raffi Ahmad dinilai mampu menjadikan sepakbola sebagai industri, sehingga mengundang pasar dan promosinya bisa menghasilkan dukungan iklan produk dan investasi keuangan.

“Kalau tak salah, kedua klub itu menghabiskan anggaran sekitar Rp80 miliar hingga Rp90 miliar semusim. Itu semua berasal dari sponsor. Jadi wajar mereka promosi ke Liga 1,” sebut Rafriandi.

Sedangkan untuk PSMS, Rafriandi menilai kekuatan modalnya pada Liga 2 musim 2021 masih jauh dari target kisaran Rp25 miliar hingga Rp30 miliar. Dengan modal minim, tentu manajemen kesulitan mendatangkan pemain dan pelatih berkualitas.

Mantan Ketua Badan Liga Instansi (BLI) Sumatera Utara ini percaya PSMS bisa mengikuti langkah mereka. Namun dengan syarat dilakukan perbaikan di manajemen dan memberikan kesempatan kepada investor.

“Berikan kesempatan kepada investor. Saya menilai masih banyak pengusaha muda di Kota Medan ini yang peduli dengan PSMS. Berikan kesempatan kepada mereka,” harapnya.

Rafriandi menyarankan agar Wali Kota Medan, Bobby Nasution ikut membantu PSMS. Sebagai sosok muda, Bobby dinilai sangat tepat untuk membantu PSMS.

“Saya kira Pak Bobby Nasution juga bisa membantu PSMS. Saya yakin, kalau tepat komunukasi dan ketemu formulanya, Bobby Nasution bisa menemukan figur yang tepat mengelola PSMS, sehingga kembali menjadi kebanggaan warga Medan,” paparnya.

Selain itu, Bobby disebutkan memiliki daya tarik tersendiri. Dia yakin, bila Bobby mengambil peran, maka banyak investor yang datang. “Saya kira, Pak Bobby sudah bisa duduk bersama dengan Pak Edy Rahmayadi dan Pak Kodrat Shah untuk membicarakan kemajuan PSMS itu,” harapnya.

Rafriandi menambahkan, dengan keterlibatan Bobby Nasution, maka Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara bisa fokus mempersiapkan tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024. Masih benyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait tuan rumah PON 2024 nanti.

“Persiapan tuan rumah PON 2024 itu cukup banyak, mulai dari venue, atlet, pemberdayaan ekonomi dan lainnya. Saya kira, sudah saatnya Gubsu kita fokus ke sana,” pungkasnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kegagalan PSMS Medan lolos ke Liga 1 menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola Kota Medan. Semua pihak diharapkan duduk bersama memikirkan bagaimana kemajuan klub yang dijuluki Ayam Kinantan ini ke depan.

Hal itu dikatakan Pemerhati Sepak Bola Sumatera Utara, Rafriandi Nasution kepada wartawan, Selasa (18/1). “Jangan saling menyalahkan. Sekarang kita fokus bagaimana PSMS ke depan,” ujar Rafriandi.

Rafriandi menambahkan, Liga 2 musim 2021 menjadi pelajaran, dimana tiga tim yang lolos memang baik secara finansial. Persis Solo dan Rans Cilegon disebut layak menjadi contoh PSMS, karena dikelola dengan manajemen professional.

“PSMS harus mencontoh kedua klub itu. Mereka benar-benar ditangani dengan manajemen profesional. Mereka benar-benar paham dengan industri sepak bola,” paparnya.

Kaesang Pangareb dan Raffi Ahmad dinilai mampu menjadikan sepakbola sebagai industri, sehingga mengundang pasar dan promosinya bisa menghasilkan dukungan iklan produk dan investasi keuangan.

“Kalau tak salah, kedua klub itu menghabiskan anggaran sekitar Rp80 miliar hingga Rp90 miliar semusim. Itu semua berasal dari sponsor. Jadi wajar mereka promosi ke Liga 1,” sebut Rafriandi.

Sedangkan untuk PSMS, Rafriandi menilai kekuatan modalnya pada Liga 2 musim 2021 masih jauh dari target kisaran Rp25 miliar hingga Rp30 miliar. Dengan modal minim, tentu manajemen kesulitan mendatangkan pemain dan pelatih berkualitas.

Mantan Ketua Badan Liga Instansi (BLI) Sumatera Utara ini percaya PSMS bisa mengikuti langkah mereka. Namun dengan syarat dilakukan perbaikan di manajemen dan memberikan kesempatan kepada investor.

“Berikan kesempatan kepada investor. Saya menilai masih banyak pengusaha muda di Kota Medan ini yang peduli dengan PSMS. Berikan kesempatan kepada mereka,” harapnya.

Rafriandi menyarankan agar Wali Kota Medan, Bobby Nasution ikut membantu PSMS. Sebagai sosok muda, Bobby dinilai sangat tepat untuk membantu PSMS.

“Saya kira Pak Bobby Nasution juga bisa membantu PSMS. Saya yakin, kalau tepat komunukasi dan ketemu formulanya, Bobby Nasution bisa menemukan figur yang tepat mengelola PSMS, sehingga kembali menjadi kebanggaan warga Medan,” paparnya.

Selain itu, Bobby disebutkan memiliki daya tarik tersendiri. Dia yakin, bila Bobby mengambil peran, maka banyak investor yang datang. “Saya kira, Pak Bobby sudah bisa duduk bersama dengan Pak Edy Rahmayadi dan Pak Kodrat Shah untuk membicarakan kemajuan PSMS itu,” harapnya.

Rafriandi menambahkan, dengan keterlibatan Bobby Nasution, maka Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara bisa fokus mempersiapkan tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024. Masih benyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait tuan rumah PON 2024 nanti.

“Persiapan tuan rumah PON 2024 itu cukup banyak, mulai dari venue, atlet, pemberdayaan ekonomi dan lainnya. Saya kira, sudah saatnya Gubsu kita fokus ke sana,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/