SAO PAULO, SUMUTPOS.CO – Inggris dan Uruguay sama-sama belum meraih satu pun kemenangan di dalam fase grup D di Piala Dunia 2014 ini. Satu kekalahan pada laga perdana membuat kedua tim harus berebut tiga angka untuk mempertahankan nafasnya bersaing demi satu tempat di babak 16 Besar.
Artinya, siapa yang menang dini hari nanti bakal terus melanjutkan perjalanannya, dan yang tumbang mesti bersiap terbang pulang. Arena Corinthians, Sao Paulo, akan menjadi saksi langkah penting kedua negara tersebut. (Siaran langsung ANTv/TV One mulai pukul 02.00 WIB)
Laga kedua fase grup D ini digadang-gadang menjadi tonggak awal kembalinya bomber andalan Uruguay, Luis Suarez. Tidak adanya nama Suarez diklaim sebagai salah satu kunci mengapa La Celeste secara mengejutkan ditumbangkan Kosta Rika 1-3 pada laga perdananya.
Pemain berjuluk El Pistolero tersebut menyatakan dirinya sudah fit dari cedera lutut kiri yang membekapnya. Kembalinya Suarez dipercaya sebagai kunci utama Uruguay untuk mengakhiri perjalanan Inggris lebih awal. Apalagi, pada musim 2013/2014 lalu, Suarez mampu menduduki tahta pencetak gol terbanyak di Premier League.
Namun, bukan soal Suarez yang bakal menjadi faktor utama yang menentukan hasil laga ini. Melainkan bagaimana manuver Roy Hodgson untuk memperbaiki performa timnya setelah dipecundangi Italia di Manaus. Salah satunya dengan memaksimalkan peran Wayne Rooney di sentral penyerangan.
Hodsgon menggeser posisi lebih ke dalam setelah sebelumnya menjadi flank kiri ketika melawan Italia. Posisi yang dianggap tidak maksimal dalam membantu penyerangan The Three Lions. Banyak media yang menganggap langkah Hodgson kali ini sebagai suatu perjudian terbesar Inggris.
Sebab, langkah itu diambil pada saat Inggris memerlukan kemenangan untuk mendukung perjalanannya di Piala Dunia. Diberitakan di DailyMail, gelandang senior timnas Inggris, Frank Lampard, menganggap penempatan Rooney di peran nomor 10 atau second striker bakal menjadi pembeda Inggris.
Dengan konsekuensinya Raheem Sterling digeser ke posisi flank kiri. ” Dia pemain yang luar biasa, dan jika kami bisa melanjutkan perjalanan dengan baik di Piala Dunia ini, maka pemain seperti Wayne-lah yang harus ditarik ke depan,” ujar Lampard yang dalam laga ini belum akan masuk line up Hodgson.
Satu manuver tersebut sepertinya sudah dianggap cukup oleh Hodgson untuk menjawab kepercayaan publik Inggris. Permainan skuadnya saat dikalahkan Italia tidak buruk. Modal itulah yang membuatnya percaya diri tetap memasang komposisi yang sama di laga kedua ini.
Menurutnya, dua laga terakhir termasuk melawan Uruguay ini bakal bisa dilalui timnya dengan mudah. “Kami pasti dapat menuntaskan pekerjaan melawan Uruguay dan Kosta Rika dengan baik. Saya dengan penuh percaya diri menyebut tim kami pasti bisa lolos,” koarnya dikutip dari ESPN.
Kembalinya Suarez dalam komposisi pilihan Oscar Tabarez pun tidak dianggapnya sinyal bakal berakhirnya asa Inggris. Sebaliknya, dia menilai Suarez sekarang sudah tidak pada level terbaiknya. Ketajaman Suarez dengan koleksi 31 golnya sepanjang Premier League lalu disebut-sebut tidak akan berlanjut di Brasil.
“Luis memang pemain potensial, tetapi dia hanya akan menjadi penyerang kelas dunia sebenarnya jika dia mampu menunjukkan ketajamannya di level dunia. Dia tidak dapat disejajarkan dengan Diego Maradona, Pele, Franz Backenbauer, Johan Cruyff, pun dengan Andrea Pirlo,” tuturnya.
Mendapatkan pandangan seperti itu, Suarez siap pun menunjukkan bahwa pandangan Hodgson itu salah. Sebaliknya, bomber berusia 27 gol itu pun membuka “aib” yang dimiliki oleh timnas Inggris tahun ini. Simpulan itu didapatkannya setelah dia punya pengalaman bermain di Premier League selama empat musim.
Suarez menggaris bawahi kelemahan Inggris ada di sektor pertahanan. Dari situlah dia berharap rekan-rekannya yang lain bisa memanfaatkannya menjadi sebagai kunci pembeda. “Saya tahu semua pemain Inggris, baik rekan setim ataupun lawan. Kekurangan mereka itu di pertahanan yang lemah, itu harus kami eksploitasi,” ungkapnya kepada Daily Star.
Di sisi lain, Tabarez sendiri tidak mau kegagalan pada laga perdana berlanjut. Pasalnya, jika ini terus berlanjut, maka Uruguay akan kembali merasakan mimpi buruknya pada Piala Dunia 2002 silam. Ketika itu, Uruguay harus angkat koper lebih awal lantaran tidak mampu mengantongi satu pun kemenangan.
Dilansir dari Forza Italian, Tabarez sudah mengunci kekuatan utama Inggris. Permainan menyerang ala skuad muda dan pergerakan Steven Gerrard sudah masuk dalam agenda kewaspadaannya. Dia menganggap kekalahan Inggris dari Italia lalu hanya sebuah ketidak beruntungan semata.
Untuk memastikan kemenangan, Tabarez menegaskan timnya bakal berubah dari laga pertama. “Semuanya akan kami ubah. Mulai dari cara kami bermain sampai dengan sisi teknis harus berbeda. Pemain harus mengawasi bagaimana kekuatan pemain Inggris, dan kemudian mengontrolnya,” bebernya. “Kami membutuhkan kemenangan, begitu juga dengan Inggris,” tegasnya. (ren)