26.7 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Eks Pelatih Fisik Timnas U-19 Gabung

Foto: Istimewa Menghadapi Piala Soeratin 2016, Kwarta U-17 menunjuk eks pelatih fisik tim nasional U-19, Suwanda sebagai pelatih fisik tim.
Foto: Istimewa
Menghadapi Piala Soeratin 2016, Kwarta U-17 menunjuk eks pelatih fisik tim nasional U-19, Suwanda sebagai pelatih fisik tim.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kwarta U-17 tak main-main menghadapi Piala Soeratin 2016. Burung Sumatera Muda menunjuk eks pelatih fisik tim nasional U-19, Suwanda sebagai pelatih fisik tim. Suwanda langsung melakukan tes fisik untuk Bayu Teddi dkk di Lapangan Simpang Beo, Laudendang.

Suwanda mengatakan dirinya bergabung dengan Kwarta karena saat ini memang berdomisili di Medan. Selain itu dia melihat Kwarta cukup konsisten dengan pembinaan pemain muda. “Ya sekarang domisili di sini, karena juga sedang tidak ada tawaran klub. Tapi saya senang di sini mereka cukup aktif dengan pembinaan pemain muda. Kenapa tidak, sekalian saya menyalurkan ilmu kepelatihan saya,” kata Suwanda.

Suwanda menjadi pelatih fisik timnas U-19 saat berada di bawah asuhan Fachri Husaini. Kala itu tim sedang mempersiapkan diri menghadapi even AFF U-19. Namun seiring pembekuan PSSI timnas U-19 pun dibubarkan. Dia juga pernah menjadi asisten Eduard Tjong di Persiba Balikpapan.

Menyoal hasil tes fisik yang dilakukan, Suwanda menilai melihat potensi yang besar dari anak-anak Kwarta U-17. Dari hasil tes fisik yang digelarnya Senin (18/4) lalu, dia melihat xhasil yang cukup baik. “Kalau saya lihat anak-anak U-17 ini cukup lumayan kondisi fisiknya. Dari hasil tes VO2 Max mereka rata-rata 50. Apalagi mereka hanya latihan tiga kali seminggu tapi bisa mencapai nilai seperti itu. Mereka ini rata-rata usianya di bawah kelahiran 99,” kata Suwanda kemarin.

Menurut Suwanda kondisi fisik para pemain Burung Sumatera Muda bisa lebih ditingkatkan hingga mencapai standar yang diinginkan. “Kalau mereka ini tentu masih bisa ditingkatkan lagi, bisa mencapai 55 atau 60. Itu semua tergantung bagaimana pola latihan nanti. Apakah nanti latihan setiap hari nanti di atur, juga apa yang mereka makan,” bebernya.

Suwanda siap meningkatkannya dengan membuat program agar para pemain Kwarta U-17 bisa lebih baik lagi kondisinya. “Ya saya nanti akan buatkan programnya, tapi akan saya bicarakan dulu dengan pelatih kepala. Karena program fisik ini harus sejalan dengan program teknis tim pelatih,” katanya.

Sementara itu Pelatih kepala Kwarta U-17, Slamet Riyadi menyambut positif kehadiran Suwandi dalam jajaran kepelatihan Kwarta. “Pastinya positiflah dengan masuknya dia ke Kwarta, karena kita bisa tahun di level mana pemain-pemain Kwarta untuk Vo2 Maxnya. Apalagi dia kan sudah ada standarisasi untuk pemain-pemain muda di timnas,” katanya.

Menurut Slamet, pihaknya akan berupaya agar pemain bisa punya nilai VO2 Max yang bagus. “Saya bisa koordinasikan dia untuk meningkatkan VO2 max anak-anak agar bisa seperti standar nasional. Jadi kalau VO2 Max anak-anak sesuai yang saya harapkan dengan sistem permainan kita yang punya intensitas tinggi, kita lebih leluasa menerapkannya dan gak takut soal kondisi anak-anak. Artinya mereka pasti bisa menjalankan instruksi kita,” beber Slamet.(don)

Foto: Istimewa Menghadapi Piala Soeratin 2016, Kwarta U-17 menunjuk eks pelatih fisik tim nasional U-19, Suwanda sebagai pelatih fisik tim.
Foto: Istimewa
Menghadapi Piala Soeratin 2016, Kwarta U-17 menunjuk eks pelatih fisik tim nasional U-19, Suwanda sebagai pelatih fisik tim.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kwarta U-17 tak main-main menghadapi Piala Soeratin 2016. Burung Sumatera Muda menunjuk eks pelatih fisik tim nasional U-19, Suwanda sebagai pelatih fisik tim. Suwanda langsung melakukan tes fisik untuk Bayu Teddi dkk di Lapangan Simpang Beo, Laudendang.

Suwanda mengatakan dirinya bergabung dengan Kwarta karena saat ini memang berdomisili di Medan. Selain itu dia melihat Kwarta cukup konsisten dengan pembinaan pemain muda. “Ya sekarang domisili di sini, karena juga sedang tidak ada tawaran klub. Tapi saya senang di sini mereka cukup aktif dengan pembinaan pemain muda. Kenapa tidak, sekalian saya menyalurkan ilmu kepelatihan saya,” kata Suwanda.

Suwanda menjadi pelatih fisik timnas U-19 saat berada di bawah asuhan Fachri Husaini. Kala itu tim sedang mempersiapkan diri menghadapi even AFF U-19. Namun seiring pembekuan PSSI timnas U-19 pun dibubarkan. Dia juga pernah menjadi asisten Eduard Tjong di Persiba Balikpapan.

Menyoal hasil tes fisik yang dilakukan, Suwanda menilai melihat potensi yang besar dari anak-anak Kwarta U-17. Dari hasil tes fisik yang digelarnya Senin (18/4) lalu, dia melihat xhasil yang cukup baik. “Kalau saya lihat anak-anak U-17 ini cukup lumayan kondisi fisiknya. Dari hasil tes VO2 Max mereka rata-rata 50. Apalagi mereka hanya latihan tiga kali seminggu tapi bisa mencapai nilai seperti itu. Mereka ini rata-rata usianya di bawah kelahiran 99,” kata Suwanda kemarin.

Menurut Suwanda kondisi fisik para pemain Burung Sumatera Muda bisa lebih ditingkatkan hingga mencapai standar yang diinginkan. “Kalau mereka ini tentu masih bisa ditingkatkan lagi, bisa mencapai 55 atau 60. Itu semua tergantung bagaimana pola latihan nanti. Apakah nanti latihan setiap hari nanti di atur, juga apa yang mereka makan,” bebernya.

Suwanda siap meningkatkannya dengan membuat program agar para pemain Kwarta U-17 bisa lebih baik lagi kondisinya. “Ya saya nanti akan buatkan programnya, tapi akan saya bicarakan dulu dengan pelatih kepala. Karena program fisik ini harus sejalan dengan program teknis tim pelatih,” katanya.

Sementara itu Pelatih kepala Kwarta U-17, Slamet Riyadi menyambut positif kehadiran Suwandi dalam jajaran kepelatihan Kwarta. “Pastinya positiflah dengan masuknya dia ke Kwarta, karena kita bisa tahun di level mana pemain-pemain Kwarta untuk Vo2 Maxnya. Apalagi dia kan sudah ada standarisasi untuk pemain-pemain muda di timnas,” katanya.

Menurut Slamet, pihaknya akan berupaya agar pemain bisa punya nilai VO2 Max yang bagus. “Saya bisa koordinasikan dia untuk meningkatkan VO2 max anak-anak agar bisa seperti standar nasional. Jadi kalau VO2 Max anak-anak sesuai yang saya harapkan dengan sistem permainan kita yang punya intensitas tinggi, kita lebih leluasa menerapkannya dan gak takut soal kondisi anak-anak. Artinya mereka pasti bisa menjalankan instruksi kita,” beber Slamet.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/