SUMUTPOS.CO — Perjuangan tim nasional Indonesia di Piala AFF 2016 turut menjadi sorotan para legenda tim nasional Indonesia. Para mantan penggawa timnas yang lebih dulu mengecap ajang prestisius sepak bola Asia Tenggara itu seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Sugiantoro berharap yang terbaik untuk Merah Putih.
Kurniawan Dwi Yulianto, turut memprediksi laga timnas menghadapi Filipina di Philippine Sports Stadium, Selasa (22/11). Menurutnya timnas Indonesia berpeluang besar meraih kemenangan dalam laga nanti.
Laga ini memang bak hidup dan mati bagi Indonesia. Menang, bisa mempermudah jalan mereka ke semifinal. Sebaliknya, jika kalah, maka peluang timnas Indonesia ke fase berikutnya menipis.
Untuk itu, Kurniawan yang juga pernah hadapi Filipina angkat suara. Dia yakin timnas bisa meredam skuat Filipina yang kini bak sebuah klub lantaran diisi banyaknya pemain naturalisasi.
“Pastinya harus menang. Saya rasa Filipina akan kewalahan hadapi kecepatan pemain Indonesia. Namun, saya ingatkan, Indonesia harus perbaiki lini pertahanan,” kata Kurniawan Dwi Yulianto kepada JawaPos.com.
Pernyataan sosok yang ketika bermain dipanggil Si Kurus ini cukup beralasan. Sebab, saat kalah 2-4 lawan Thailand, bek Indonesia sangat riskan untuk ditembus. “Maka itu, saya rasa komunikasi dan koordinasi barisan pertahanan harus lebih diperhatikan. Karena bikin kesalahan sedikit saja, bisa berakibat fatal,” ujar dia.
Mengenai hasil pertandingan nanti, Kurniawan tak mau muluk-muluk. “Yang penting Indonesia menang,” tandas dia.
Si Kurus sendiri pernah melawan Filipina pada Piala AFF 2000 silam. Kala itu, bersama Aji Santoso sukses menang 3-0 di Stadion 700th Anniversary, Chiang Mai, Thailand. Kurniawan sukses jadi pahlawan saat itu lewat golnya pada menit ke-58 yang melengkapi aksi Aji Santoso dan Eko Purdijianto.
Senada, eks bek timnas, Sugiantoro menyoroti lemahnya lini belakang. Koordinasi pertahanan menjadi PR bagi Riedl untuk dibenahi. “Terlepas Yanto melakukan dua kesalahan, dan Fachrudin juga punya andil atas kesalahan itu, mereka tampil bagus hingga timnas berhasil menyamakan kedudukan. Tapi, situasi kembali seperti sebelum kebobolan dua gol ketika skor sama,” jelas Sugiantoro.
Sugiantoro meyakini kekhawatiran berlebihan pemain belakang timnas menjadi faktor utama terciptanya dua gol tambahan yang dilesakkan striker senior Thailand, Teerasil Dangda. Hal itu sangat berbeda lantaran saat masih tertinggal, kedua pemain itu justru tampak lepas, bahkan kerap memenangi duel satu lawan satu dengan pemain Thailand.
Saya yakin mereka bisa, karena melawan Thailand saja, secara individu Timnas Indonesia tidak kalah. Konsentrasi juga harus diperbaiki, terutama di menit-menit awal dan akhir. Saya yakin, jika semua kelemahan itu ditingkatkan, kita bisa mencuri kemenangan dari tuan rumah kendati berat,” tutur Sugiantoro yang disetujui Nurul Huda. (ies/jpg/don)