31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Masuk TKS Dishub, Cukup Nyogok Rp3 Juta

Suap-Ilustrasi
Suap-Ilustrasi

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Masuk kerja sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Dinas Perhubungan (Dishub) Deli Serdang, bisa mulus asal bayar sogokan sebesar Rp3 Juta.

Kabar mengejutkan itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi B DPRD Deli Serdang, Senin (21/11). Rapat dihadiri oleh Jannes Manurung (Kadishub), MP Sagala (Kabid Perhubungan Darat).

Rapat digelar atas permintaan 5 orang TKS terminal Pancur Batu yang diberhentikan sekitar setahun lalu. Mereka adalah Candra Tarigan (25), Datang Surbakti (20), Roy Sanjaya (21), Fajar Darman (27), Ardi Bitner Sembiring (25).

Di hadapan Ketua Komisi B, Rusmani Manurung, Tahan sembiring (sekretaris), Datang Surbakti mengungkap jika dirinya memberi uang sogok sebesar Rp3 juta makanya bisa diterima menjadi TKS. Uang diserahkannya langsung kepada Kepala Terminal Pancur Batu, IL.

Terkejut, MP Sagala meminta Surbakti menunjukkan bukti penyerahan uang. Namun Surbakti langsung menjawab kalau bukti tertulisnya tidak ada. “Namanya juga uang sogok, tidak bakal pernah ada kwitansi,” sebutnya.

Masih dalam RDP, 10 orang TKS tidak digaji. TKS hanya dapat honor dari sisa kutipan yang ditarget sebesar Rp500 ribu per hari.

“Jika sehari kami dapat kutipan Rp1 juta, maka sisanya sebesar Rp 500 ribu kami bagi sepuluh. Angkot Sampri tidak bisa kami kutip karena sudah memberikan Rp1 juta per bulan. KPUM A97 Rp200 ribu sebulan. Angkutan umum Rajawali Rp1 juta sebulan. Kami hanya ngutip diluar yang sudah ada bulanannya,” sebut Candra Tarigan, yang sudah 7 tahun menjadi TKS di terminal Pancur Batu.

Sialnya, jika target tidak dapat, para TKS lah yang mengganti kekurangannya. Karena Kepala Terminal tidak mau tahu yang penting target harus dapat setiap hari.

“Kadang kami menjual daun ubi agar kami bisa makan. Sepatu dinas saja kami sendiri yang membelinya. Kepala terminal masuk hanya meminta setoran kutipan saja. Kami minta dipekerjakan kembali,” sebut Candra Tarigan.

Menanggapi keluhan para TKS itu, MP Sagala menyataan sulit untuk membuktikan uang sogok itu karena tidak ada bukti. Pun begitu, pihaknya akan tetap menyelidiki soal uang sogok itu.

Terkait pemintaan dipekerjakan kembali, MP Sagala menyebutkan jika kondisi saat ini sangat sulit mempekerjakan TKS kembali. “Kita sudah tekankan kepada kepala terminal agar tidak ada lagi kutipan. Karena saat ini pemerintah sedang giatnya melaksanakan program sapu bersih pungutan liar. Ada kepala terminal yang mau mengundurkan diri disaat situasi saat ini, tapi masih dipertimbangkan,” sebut MP Sagala. (man/ras)

Suap-Ilustrasi
Suap-Ilustrasi

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Masuk kerja sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Dinas Perhubungan (Dishub) Deli Serdang, bisa mulus asal bayar sogokan sebesar Rp3 Juta.

Kabar mengejutkan itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi B DPRD Deli Serdang, Senin (21/11). Rapat dihadiri oleh Jannes Manurung (Kadishub), MP Sagala (Kabid Perhubungan Darat).

Rapat digelar atas permintaan 5 orang TKS terminal Pancur Batu yang diberhentikan sekitar setahun lalu. Mereka adalah Candra Tarigan (25), Datang Surbakti (20), Roy Sanjaya (21), Fajar Darman (27), Ardi Bitner Sembiring (25).

Di hadapan Ketua Komisi B, Rusmani Manurung, Tahan sembiring (sekretaris), Datang Surbakti mengungkap jika dirinya memberi uang sogok sebesar Rp3 juta makanya bisa diterima menjadi TKS. Uang diserahkannya langsung kepada Kepala Terminal Pancur Batu, IL.

Terkejut, MP Sagala meminta Surbakti menunjukkan bukti penyerahan uang. Namun Surbakti langsung menjawab kalau bukti tertulisnya tidak ada. “Namanya juga uang sogok, tidak bakal pernah ada kwitansi,” sebutnya.

Masih dalam RDP, 10 orang TKS tidak digaji. TKS hanya dapat honor dari sisa kutipan yang ditarget sebesar Rp500 ribu per hari.

“Jika sehari kami dapat kutipan Rp1 juta, maka sisanya sebesar Rp 500 ribu kami bagi sepuluh. Angkot Sampri tidak bisa kami kutip karena sudah memberikan Rp1 juta per bulan. KPUM A97 Rp200 ribu sebulan. Angkutan umum Rajawali Rp1 juta sebulan. Kami hanya ngutip diluar yang sudah ada bulanannya,” sebut Candra Tarigan, yang sudah 7 tahun menjadi TKS di terminal Pancur Batu.

Sialnya, jika target tidak dapat, para TKS lah yang mengganti kekurangannya. Karena Kepala Terminal tidak mau tahu yang penting target harus dapat setiap hari.

“Kadang kami menjual daun ubi agar kami bisa makan. Sepatu dinas saja kami sendiri yang membelinya. Kepala terminal masuk hanya meminta setoran kutipan saja. Kami minta dipekerjakan kembali,” sebut Candra Tarigan.

Menanggapi keluhan para TKS itu, MP Sagala menyataan sulit untuk membuktikan uang sogok itu karena tidak ada bukti. Pun begitu, pihaknya akan tetap menyelidiki soal uang sogok itu.

Terkait pemintaan dipekerjakan kembali, MP Sagala menyebutkan jika kondisi saat ini sangat sulit mempekerjakan TKS kembali. “Kita sudah tekankan kepada kepala terminal agar tidak ada lagi kutipan. Karena saat ini pemerintah sedang giatnya melaksanakan program sapu bersih pungutan liar. Ada kepala terminal yang mau mengundurkan diri disaat situasi saat ini, tapi masih dipertimbangkan,” sebut MP Sagala. (man/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/