RIO DE JANEIRO, SUMUTPOS.CO – Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) akhirnya resmi menunjuk Dunga kemarin (22/7). Kapten Selecao “sebutan Brasil” saat menjuarai Piala Dunia 1994 tersebut menggantikan Luiz Felipe Scolari yang gagal mengantarkan tim asuhannya menjuarai Piala Dunia 2014.
Penunjukan tersebut berarti ini periode kedua kepelatihan Dunga di Selecao. Era pertama berlangsung antara 2006-2010, yang menghasilkan gelar Copa America 2007 dan Piala Konfederasi 2009 tapi kandas di perempat final Piala Dunia 2010.
Beberapa media terkemuka Brasil pun ramai-ramai mengabarkan kembalinya Dunga sebagai headline. O Globo, misalnya, mereka menurunkan berita di halaman depan judul “Era Baru: Kembalinya Dunga.”
“Dalam momen ketika tim nasional kehilangan identitas, federasi menyelamatkan simbol sepak bola melalui Dunga,” tulisnya seperti dilansir Associated Press.
Apa yang diturunkan media Brasil itu setidaknya menunjukkan betapa besar harapan publik Brasil kepada pelatih 50 tahun tersebut. Ekspektasi mereka, pria bernama lengkap Carlos Caetano Bledorn Verri itu bisa mengembalikan nama besar juara dunia lima kali yang hancur setelah dihajar Jerman 7-1 di semifinal Piala Dunia 2014 tersebut.
Dunga terpilih setelah menyisihkan kandidat yang sebelumnya lebih difavoritkan dan memiliki jam terbang kepelatihan lebih tinggi. Yakni, Adenor Leonardo Bacchi alias Tite dan Muricy Ramalho.
Penunjukkan Dunga, tampaknya, tak lepas dari peram Direktur Teknik CBF Gilmar Rinaldi. Keduanya berkawan dekat dan sama-sama anggota skuad Brasil di Piala Dunia 1994.
Beberapa pihak pun memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait dengan dipilihnya Dunga. Salah satu yang mendukung keputusan tersebut adalah mantan legenda Brasil Jose Macia atau yang akrab disapa Pepe.
Menurut pemain yang membawa Brasil juara dunia pada edisi 1958 serta 1962 tersebut, keputusan CBF dalam memilih Dunga sudah tepat. “Dunga memiliki kepribadian seorang pria sejati. Saya rasa penunjukkan tersebut akan membuahkan hasil,” ungkapnya seperti dilansir Folha de Sao Paulo.
Senada dengan Pepe, mantan pemain lainnya Jairzinho juga mendukung keputusan tersebut. “Dia mempunyai pengalaman serta kemampuan dalam menerapkan hal itu. Dia adalah pelatih yang sangat berkualitas,” papar pemain yang mengantarkan Brasil meraih gelar pada 1970. (apu/ttg)