26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Anak Pedagang Kelapa Juara II Junior Grand Prix 2018

JUARA: M Satria (kiri) bersama pasangannya, M Heikel Zaki menyabet Juara II pada Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Grand Prix 2018, di USM Semarang Fyapower, baru-baru ini. (ist)

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Anak Medan menorehkan prestasi membanggakan di bidang bulu tangkis nasional. Adalah Muhammad Satria, remaja 15 tahun yang berhasil menjadi runner up pada dua bidang pertandingan Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Grand Prix 2018.

Kejuaraan yang melibatkan 19 negara tersebut diadakan mulai 16 April sampai 21 April 2018 di USM Semarang Fyapower. Lebih membanggakan lagi, Satria merupakan anak pedagang kelapa yang saban hari berjualan di Pasar Petisah Medan, Suwarno dan Yatimah . Ia sungguh-sungguh ingin mewujudkan mimpi menjadi atlet nasional sejak kecil.

Gelar tersebut ia raih bersama pasangannya, Muhammad Haikel Zaki. Mereka merupakan pasangan ganda. Sebelum melaju sampai ke final, Satria-Haikel berhasil mengalahkan lawan-lawannya pada kategori campuran dan ganda putra.

Atas prestasi besar anaknya itu, Suwarno mengaku bangga dan mengucap syukur kepada Allah SWT. Ia menceritakan, sejak kecil anak ketiganya itu sudah menyukai olahraga Bulu Tangkis. Bahkan saat masih sekolah di Medan, M Satria kata dia sempat berlatih di Sekolah Bulu Tangkis Jalan Merak Jingga.

“Kemudian melanjutkan lagi ke Sekolah Bulu Tangkis di Jalan Malibo. Tekad Satria untuk menjadi atlet Bulu Tangkis dibuktikannya dengan banyak meraih juara di setiap pertandingan yang diikuti. Terakhir anak saya itu berhasil meraih juara pertama pada kejuaraan U2SM dan dia wajib dikirim ke Jakarta. Namun, kita tidak tahu birokrasi di Kota Medan ini sehingga nama anak saya tersebut tidak masuk,” katanya pria yang akrab disapa Bang Warno, saat ditemui Sumut Pos di Pasar Petisah, Senin (23/4).

Satria juga pernah ikut audisi di Sekolah Bulu Tangkis Mutiara Bandung, namun belum beruntung masuk. Atas saran dari beberapa teman, akhirnya Satria disekolahkan keluarga di Pusdiklat Jaya Raya Bintaro, Jakarta. Selama 2,5 tahun, Bang Warno membiayai anaknya belajar dan berlatih di sana. Apalagi di tempat tersebut sudah banyak menelurkan atlet-atlet berprestasi dunia.

“Karena banyak prestasi yang sudah diraih anak saya, akhirnya Pemerintah DKI Jakarta menggratiskan uang sekolah dan pelatihan lainnya,” ungkap ayah empat anak itu.

Ia berharap, ke depan Satria dapat masuk Pelatihan Nasional (Pelatnas) karena sejak kecil sudah menjadi cita-cita anaknya. Apalagi kata Suwarno, di tempatnya sekarang ini menjadi pabrik melahirkan atlet-atlet badminton berprestasi Indonesia.

“Saya berdoa agar Satria bisa mengikuti jejak Susi Susanti, Rudi Hartono dan atlet Indonesia hebat lainnya. Semoga dia selalu membanggakan keluarga, masyarakat Medan dan juga Indonesia di masa mendatang,” pungkasnya. (prn)

 

JUARA: M Satria (kiri) bersama pasangannya, M Heikel Zaki menyabet Juara II pada Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Grand Prix 2018, di USM Semarang Fyapower, baru-baru ini. (ist)

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Anak Medan menorehkan prestasi membanggakan di bidang bulu tangkis nasional. Adalah Muhammad Satria, remaja 15 tahun yang berhasil menjadi runner up pada dua bidang pertandingan Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Grand Prix 2018.

Kejuaraan yang melibatkan 19 negara tersebut diadakan mulai 16 April sampai 21 April 2018 di USM Semarang Fyapower. Lebih membanggakan lagi, Satria merupakan anak pedagang kelapa yang saban hari berjualan di Pasar Petisah Medan, Suwarno dan Yatimah . Ia sungguh-sungguh ingin mewujudkan mimpi menjadi atlet nasional sejak kecil.

Gelar tersebut ia raih bersama pasangannya, Muhammad Haikel Zaki. Mereka merupakan pasangan ganda. Sebelum melaju sampai ke final, Satria-Haikel berhasil mengalahkan lawan-lawannya pada kategori campuran dan ganda putra.

Atas prestasi besar anaknya itu, Suwarno mengaku bangga dan mengucap syukur kepada Allah SWT. Ia menceritakan, sejak kecil anak ketiganya itu sudah menyukai olahraga Bulu Tangkis. Bahkan saat masih sekolah di Medan, M Satria kata dia sempat berlatih di Sekolah Bulu Tangkis Jalan Merak Jingga.

“Kemudian melanjutkan lagi ke Sekolah Bulu Tangkis di Jalan Malibo. Tekad Satria untuk menjadi atlet Bulu Tangkis dibuktikannya dengan banyak meraih juara di setiap pertandingan yang diikuti. Terakhir anak saya itu berhasil meraih juara pertama pada kejuaraan U2SM dan dia wajib dikirim ke Jakarta. Namun, kita tidak tahu birokrasi di Kota Medan ini sehingga nama anak saya tersebut tidak masuk,” katanya pria yang akrab disapa Bang Warno, saat ditemui Sumut Pos di Pasar Petisah, Senin (23/4).

Satria juga pernah ikut audisi di Sekolah Bulu Tangkis Mutiara Bandung, namun belum beruntung masuk. Atas saran dari beberapa teman, akhirnya Satria disekolahkan keluarga di Pusdiklat Jaya Raya Bintaro, Jakarta. Selama 2,5 tahun, Bang Warno membiayai anaknya belajar dan berlatih di sana. Apalagi di tempat tersebut sudah banyak menelurkan atlet-atlet berprestasi dunia.

“Karena banyak prestasi yang sudah diraih anak saya, akhirnya Pemerintah DKI Jakarta menggratiskan uang sekolah dan pelatihan lainnya,” ungkap ayah empat anak itu.

Ia berharap, ke depan Satria dapat masuk Pelatihan Nasional (Pelatnas) karena sejak kecil sudah menjadi cita-cita anaknya. Apalagi kata Suwarno, di tempatnya sekarang ini menjadi pabrik melahirkan atlet-atlet badminton berprestasi Indonesia.

“Saya berdoa agar Satria bisa mengikuti jejak Susi Susanti, Rudi Hartono dan atlet Indonesia hebat lainnya. Semoga dia selalu membanggakan keluarga, masyarakat Medan dan juga Indonesia di masa mendatang,” pungkasnya. (prn)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/