26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Menantang Medan-Samosir

FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS Dari kiri: Edwin Djunaedhy Rachman, John Boemihardjo, Azrul Ananda, Rasditya Permana, Siswo Wardojo, dan Francesco Bruno memacu kecepatan di tanjakan Pusuk Pass, Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam Jawa Pos Cycling Lombok Audax 2014.
FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Dari kiri: Edwin Djunaedhy Rachman, John Boemihardjo, Azrul Ananda, Rasditya Permana, Siswo Wardojo, dan Francesco Bruno memacu kecepatan di tanjakan Pusuk Pass, Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam Jawa Pos Cycling Lombok Audax 2014.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Danau Toba selalu menjadi jujukan utama wisata di Sumatera Utara. Tidak terkecuali para cyclist. Sebanyak 70 pesepeda mulai hari ini mengikuti ajang bersepeda bareng Jawa Pos Cycling Toba Audax. Rute kali ini sangat menantang. Yakni, bersepeda berkeliling Danau Toba selama tiga hari dengan jarak tempuh total 450 km.

Jarak 450 km tersebut dibagi dalam tiga hari (24-26 Oktober). Hari ini, cyclist akan bersepeda sepanjang 182 km dari Medan menuju Pulau Samosir. Mereka bakal melintasi Sibolangit, Berastagi, Merek, hingga Parapat. Dari Parapat, rombongan akan menyeberang ke Tuktuk, salah satu kawasan di Pulau Samosir. Tuk Tuk merupakan finis hari pertama Toba Audax.

Pada hari kedua (25/10), dari Samosir, peserta akan bergerak ke Tele, Sidikalang, dan finis di Taman Simalem. Total jarak yang ditempuh mencapai 144 km. Tantangan utama Toba Audax lebih banyak pada hari pertama dan kedua. Sebab, selama dua hari itu, para peserta akan terus menanjak menuju kawasan danau vulkanis tersebut untuk kemudian mengeksplorasi jalur-jalurnya.

Tiba di Pulau Samosir pun belum tentu bisa ‘santai’. Sebab, kegiatan bersepeda akan digelar di dataran tinggi (1.600 meter di atas permukaan laut). Akibatnya, siksaannya berlipat-lipat. Selain tanjakan, para peserta harus rela bersepeda dengan oksigen tipis, suhu drop hingga belasan derajat Celsius, plus hujan.

“Ya, meski sekarang musim panas, hampir setiap hari Danau Toba hujan,” kata salah seorang penggagas rute tersebut, Hendra Sammy, dalam acara technical meeting sekaligus dinner bareng peserta tadi malam di Medan. Presiden Audax Indonesia Axel Moeller dan Surya Ang dari komunitas sepeda Medan Gowes Group (MG2) ikut memimpin acara tersebut.

Dengan tantangan berat pada dua hari tersebut, praktis hari ketiga bakal menjadi hari bebas siksaan bagi para peserta. Sebab, dari Taman Simalem, mereka bakal berjalan menurun melintasi Merek, Berastagi, dan merampungkan Toba Audax dengan finis terakhir di Medan. “Meski menurun, tetap harus waspada. Handling harus baik. Jika tidak, bisa crash,” kata Hendra mengingatkan.

Dia menyatakan, Toba Audax tidak hanya menempatkan Danau Toba sebagai tantangan utama, tapi juga jalur menuju danau terbesar di Asia Tenggara tersebut. Sebab, pada hari pertama, setelah 19 km pertama, peserta sudah harus menghadapi tanjakan yang tidak pernah berhenti hingga ke daerah penyeberangan feri di Parapat. “Hari pertama langsung ampun-ampun,” ungkapnya.

Untuk mempermudah transportasi, kata Hendra, penyelenggara menyewa feri secara khusus. Kapal tersebut akan menyeberangkan para peserta dan mobil pendukung ke Pulau Samosir. Dengan begitu, para peserta tidak perlu mengantre bersama kendaraan umum lainnya. “Apalagi ini long-weekend. Danau Toba sedang ramai-ramainya,” tegas Hendra. (aga/c5/fat/jpnn/rbb)

FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS Dari kiri: Edwin Djunaedhy Rachman, John Boemihardjo, Azrul Ananda, Rasditya Permana, Siswo Wardojo, dan Francesco Bruno memacu kecepatan di tanjakan Pusuk Pass, Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam Jawa Pos Cycling Lombok Audax 2014.
FOTO: HENDRA EKA/JAWA POS
Dari kiri: Edwin Djunaedhy Rachman, John Boemihardjo, Azrul Ananda, Rasditya Permana, Siswo Wardojo, dan Francesco Bruno memacu kecepatan di tanjakan Pusuk Pass, Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam Jawa Pos Cycling Lombok Audax 2014.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Danau Toba selalu menjadi jujukan utama wisata di Sumatera Utara. Tidak terkecuali para cyclist. Sebanyak 70 pesepeda mulai hari ini mengikuti ajang bersepeda bareng Jawa Pos Cycling Toba Audax. Rute kali ini sangat menantang. Yakni, bersepeda berkeliling Danau Toba selama tiga hari dengan jarak tempuh total 450 km.

Jarak 450 km tersebut dibagi dalam tiga hari (24-26 Oktober). Hari ini, cyclist akan bersepeda sepanjang 182 km dari Medan menuju Pulau Samosir. Mereka bakal melintasi Sibolangit, Berastagi, Merek, hingga Parapat. Dari Parapat, rombongan akan menyeberang ke Tuktuk, salah satu kawasan di Pulau Samosir. Tuk Tuk merupakan finis hari pertama Toba Audax.

Pada hari kedua (25/10), dari Samosir, peserta akan bergerak ke Tele, Sidikalang, dan finis di Taman Simalem. Total jarak yang ditempuh mencapai 144 km. Tantangan utama Toba Audax lebih banyak pada hari pertama dan kedua. Sebab, selama dua hari itu, para peserta akan terus menanjak menuju kawasan danau vulkanis tersebut untuk kemudian mengeksplorasi jalur-jalurnya.

Tiba di Pulau Samosir pun belum tentu bisa ‘santai’. Sebab, kegiatan bersepeda akan digelar di dataran tinggi (1.600 meter di atas permukaan laut). Akibatnya, siksaannya berlipat-lipat. Selain tanjakan, para peserta harus rela bersepeda dengan oksigen tipis, suhu drop hingga belasan derajat Celsius, plus hujan.

“Ya, meski sekarang musim panas, hampir setiap hari Danau Toba hujan,” kata salah seorang penggagas rute tersebut, Hendra Sammy, dalam acara technical meeting sekaligus dinner bareng peserta tadi malam di Medan. Presiden Audax Indonesia Axel Moeller dan Surya Ang dari komunitas sepeda Medan Gowes Group (MG2) ikut memimpin acara tersebut.

Dengan tantangan berat pada dua hari tersebut, praktis hari ketiga bakal menjadi hari bebas siksaan bagi para peserta. Sebab, dari Taman Simalem, mereka bakal berjalan menurun melintasi Merek, Berastagi, dan merampungkan Toba Audax dengan finis terakhir di Medan. “Meski menurun, tetap harus waspada. Handling harus baik. Jika tidak, bisa crash,” kata Hendra mengingatkan.

Dia menyatakan, Toba Audax tidak hanya menempatkan Danau Toba sebagai tantangan utama, tapi juga jalur menuju danau terbesar di Asia Tenggara tersebut. Sebab, pada hari pertama, setelah 19 km pertama, peserta sudah harus menghadapi tanjakan yang tidak pernah berhenti hingga ke daerah penyeberangan feri di Parapat. “Hari pertama langsung ampun-ampun,” ungkapnya.

Untuk mempermudah transportasi, kata Hendra, penyelenggara menyewa feri secara khusus. Kapal tersebut akan menyeberangkan para peserta dan mobil pendukung ke Pulau Samosir. Dengan begitu, para peserta tidak perlu mengantre bersama kendaraan umum lainnya. “Apalagi ini long-weekend. Danau Toba sedang ramai-ramainya,” tegas Hendra. (aga/c5/fat/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/