29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Sejarah Hyeon Chung Berlanjut

Hyeon Chung

MELBOURNE, SUMUTPOS.CO  -Tidak ada yang menyangka, saran dokter keluarga Seok-jin Chung, yang menyarankan anak kedua keluarga tersebut, Hyeon Chung, untuk fokus melihat berbagai hal berwarna hijau demi mereduksi gangguan penglihatan astigmatisme mengantarkan bocah itu menemukan talenta besar yang dia miliki.

Di usia 21 tahun, Chung kini tercatat sebagai petenis Korea Selatan (Korsel) terbesar dalam sejarah. Dialah orang Korsel pertama yang mampu menembus semifinal grand slam. Sebelumnya, capaian petenis Korsel terbaik dalam sejarah adalah menembus babak 16 besar yang dilakukan oleh
Lee Duk-hee dan Le Hyun-taik.

Chung kemarin memastikan hal tersebut pasca menumbangkan petenis Amerika Serikat (AS) Tennys Sandgren dalam straight set 6-4, 7-6(5), 6-3 di perempat final. Pertandingan berlangsung di center court Rod Laver Arena selama 2 jam 28 menit.

Di semifinal, Chung bakal menantang juara bertahan sekaligus pemilik gelar grand slam terbanyak dalam sejarah yakni Roger Federer. Legenda Swiss tersebut kemarin memastikan tiket semifinal pasca menumbangkan Tomas Berdych 7-6(1), 6-3, 6-4.

Lepas dari apapun hasil yang akan diraih Chung di semifinal besok, dia sudah mencatatkan sejarah besar. Sebagai ranking 58 dunia, Chung tercatat sebagai petenis dengan peringkat terendah yang mampu menembus semifinal Australia Terbuka dalam 14 tahun terakhir. Itu terhitung sejak petenis Rusia Marat Safin menembus semifinal pada 2004 dengan ranking 86 dunia.

Di juga tercatat sebagai petenis termuda yang menembus semifinal grand slam dalam delapan tahun terakhir. Terhitung sejak Marin Cilic menembus semifinal Australia terbuka 2010 di usia 22 tahun. “Saya hanya ingin bermain. Tidak peduli siapa yang akan menjadi lawan,” ucap Hyeon mengomentari partai semifinal yang bakal dia hadapi.

Namun siapa sangka, Chung muda sempat akan menggeluti olahraga lain yakni Taekwondo. Pasalnya, dia juga berprestasi di olahraga yang lebih populer di Korsel tesebut saat masih sekolah. Backround keluarga yang juga merupakan petenis membuat Chung akhirnya lebih memilih bermain tenis.

Hyeon Chung

MELBOURNE, SUMUTPOS.CO  -Tidak ada yang menyangka, saran dokter keluarga Seok-jin Chung, yang menyarankan anak kedua keluarga tersebut, Hyeon Chung, untuk fokus melihat berbagai hal berwarna hijau demi mereduksi gangguan penglihatan astigmatisme mengantarkan bocah itu menemukan talenta besar yang dia miliki.

Di usia 21 tahun, Chung kini tercatat sebagai petenis Korea Selatan (Korsel) terbesar dalam sejarah. Dialah orang Korsel pertama yang mampu menembus semifinal grand slam. Sebelumnya, capaian petenis Korsel terbaik dalam sejarah adalah menembus babak 16 besar yang dilakukan oleh
Lee Duk-hee dan Le Hyun-taik.

Chung kemarin memastikan hal tersebut pasca menumbangkan petenis Amerika Serikat (AS) Tennys Sandgren dalam straight set 6-4, 7-6(5), 6-3 di perempat final. Pertandingan berlangsung di center court Rod Laver Arena selama 2 jam 28 menit.

Di semifinal, Chung bakal menantang juara bertahan sekaligus pemilik gelar grand slam terbanyak dalam sejarah yakni Roger Federer. Legenda Swiss tersebut kemarin memastikan tiket semifinal pasca menumbangkan Tomas Berdych 7-6(1), 6-3, 6-4.

Lepas dari apapun hasil yang akan diraih Chung di semifinal besok, dia sudah mencatatkan sejarah besar. Sebagai ranking 58 dunia, Chung tercatat sebagai petenis dengan peringkat terendah yang mampu menembus semifinal Australia Terbuka dalam 14 tahun terakhir. Itu terhitung sejak petenis Rusia Marat Safin menembus semifinal pada 2004 dengan ranking 86 dunia.

Di juga tercatat sebagai petenis termuda yang menembus semifinal grand slam dalam delapan tahun terakhir. Terhitung sejak Marin Cilic menembus semifinal Australia terbuka 2010 di usia 22 tahun. “Saya hanya ingin bermain. Tidak peduli siapa yang akan menjadi lawan,” ucap Hyeon mengomentari partai semifinal yang bakal dia hadapi.

Namun siapa sangka, Chung muda sempat akan menggeluti olahraga lain yakni Taekwondo. Pasalnya, dia juga berprestasi di olahraga yang lebih populer di Korsel tesebut saat masih sekolah. Backround keluarga yang juga merupakan petenis membuat Chung akhirnya lebih memilih bermain tenis.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/