28 C
Medan
Monday, December 15, 2025

PSMS Akhiri Penantian

PSMS akan kembali diperkuat dua pemain pilarnya yang sempat absen di babak delapan besar karena akumulasi. Roni Fatahillah akan kembali berduet dengan Wanda Syahputra sebagai double stoper di belakang. Kehadiran Roni menjadi garansi PSMS tangguh di bola-bola udara. Sementara dua full back akan diisi Gusti di kiri dan Fredyan Wahyu di kanan.

PSMS juga tak boleh membiarkan PSIS menguasai lini tengah. Menjadi tugas bagi kapten tim, Legimin Raharjo dan Alwi Slamet mengimbanginya. Sementara Suhandi lebih berkonsentrasi untuk membantu serangan mendukung trio I Made Wirahadi, Frets Butuan dan Elthon Maran.

Namun PSMS berharap laga bisa dituntaskan dalam waktu normal. Karena jika adu penalti, sudah dewi fortuna yang berperan. “Target kami adalah berusaha keras memenangkan pertandingan lewat pertandingan normal. Karena kami tidak mau pemenang dari babak ini ditentukan lewat adu penalti,” ucapnya.

Karena merasa tim sudah lebih siap dan terlihat begitu percaya diri, pelatih yang akrab disapa Djanur tersebut hanya memberikan latihan ringan kepada Legimin Raharjo dan kawan-kawan saat menjalani coba lapangan di venue pertandingan. Meski begitu, dia tetap memanfaatkan 15 menit terakhir untuk melakukan simulasi tendangan penalti.

Dalam perkembangan yang sama, Subangkit, pelatih PSIS lebih memosisikan skuadnya sebagai tim underdog. Performa tim besutannya yang sedang turun naik dan harus lolos dengan susah payah dari babak 8 besar membuat Subangkit harus memilih realistis. Apalagi, salah satu pilar mereka, Achmad Agus Setia Budi harus absen karena akumulasi kartu kuning.

“Kami sudah banya belajar dari penampilan tidak konsisten kami selama di babak 8 besar lalu,” ucap Subangkit. “Intinya kami akan habis-habisan di pertandingan semifinal, karena kami juga ingin lebih dulu mengamankan tiket ke Liga 1,” harap mantan pelatih Sriwijaya FC itu.

Lantas bagaimana dengan kekuatan tim lawan, pria asal Pasuruan, Jawa Timur itu mengakui bahwa, semenjak dikendalikan oleh Djanur, PSMS telah berubah menjadi tim yang solid dan kuat di segala lini. “Terutama pergerakan dua sayap mereka yang selalu bekerja disiplin. Tapi, pada prinsipnya kami harus mengantisipasi semua pemain mereka,” beber dia.

Sama dengan Persebaya dan Martapura yang sudah saling jumpa di babak penyisihan grup, PSMS dan PSIS juga sudah saling tahu kekuatan lawan karena pernah saling mengalahkan di babak 16 besar lalu. Ketika itu, PSIS menang dengan skor 2-1 di kandang dan kalah 1-3 saat melawat ke markas PSMS di Stadion Teladan, Medan. (don/jpnn/ben/adz)

PSMS akan kembali diperkuat dua pemain pilarnya yang sempat absen di babak delapan besar karena akumulasi. Roni Fatahillah akan kembali berduet dengan Wanda Syahputra sebagai double stoper di belakang. Kehadiran Roni menjadi garansi PSMS tangguh di bola-bola udara. Sementara dua full back akan diisi Gusti di kiri dan Fredyan Wahyu di kanan.

PSMS juga tak boleh membiarkan PSIS menguasai lini tengah. Menjadi tugas bagi kapten tim, Legimin Raharjo dan Alwi Slamet mengimbanginya. Sementara Suhandi lebih berkonsentrasi untuk membantu serangan mendukung trio I Made Wirahadi, Frets Butuan dan Elthon Maran.

Namun PSMS berharap laga bisa dituntaskan dalam waktu normal. Karena jika adu penalti, sudah dewi fortuna yang berperan. “Target kami adalah berusaha keras memenangkan pertandingan lewat pertandingan normal. Karena kami tidak mau pemenang dari babak ini ditentukan lewat adu penalti,” ucapnya.

Karena merasa tim sudah lebih siap dan terlihat begitu percaya diri, pelatih yang akrab disapa Djanur tersebut hanya memberikan latihan ringan kepada Legimin Raharjo dan kawan-kawan saat menjalani coba lapangan di venue pertandingan. Meski begitu, dia tetap memanfaatkan 15 menit terakhir untuk melakukan simulasi tendangan penalti.

Dalam perkembangan yang sama, Subangkit, pelatih PSIS lebih memosisikan skuadnya sebagai tim underdog. Performa tim besutannya yang sedang turun naik dan harus lolos dengan susah payah dari babak 8 besar membuat Subangkit harus memilih realistis. Apalagi, salah satu pilar mereka, Achmad Agus Setia Budi harus absen karena akumulasi kartu kuning.

“Kami sudah banya belajar dari penampilan tidak konsisten kami selama di babak 8 besar lalu,” ucap Subangkit. “Intinya kami akan habis-habisan di pertandingan semifinal, karena kami juga ingin lebih dulu mengamankan tiket ke Liga 1,” harap mantan pelatih Sriwijaya FC itu.

Lantas bagaimana dengan kekuatan tim lawan, pria asal Pasuruan, Jawa Timur itu mengakui bahwa, semenjak dikendalikan oleh Djanur, PSMS telah berubah menjadi tim yang solid dan kuat di segala lini. “Terutama pergerakan dua sayap mereka yang selalu bekerja disiplin. Tapi, pada prinsipnya kami harus mengantisipasi semua pemain mereka,” beber dia.

Sama dengan Persebaya dan Martapura yang sudah saling jumpa di babak penyisihan grup, PSMS dan PSIS juga sudah saling tahu kekuatan lawan karena pernah saling mengalahkan di babak 16 besar lalu. Ketika itu, PSIS menang dengan skor 2-1 di kandang dan kalah 1-3 saat melawat ke markas PSMS di Stadion Teladan, Medan. (don/jpnn/ben/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru