Di babak delapan besar, performa PSMS semakin baik. Djanur meramu PSMS semakin matang hingga akhirnya lolos ke semifinal dan final. Menurut mantan pemain PSMS era Perserikatan, Amrustian, salah satu kunci sukses Djanur di PSMS adalah dia mampu menghadirkan suasana yang nyaman bagi pemain.
“Saya lihat dia membuat pemain merasa lebih enjoy dan tidak terbebani dalam latihan. Walaupun memang tetap serius. Suasana itu yang dibutuhkan pemain dan tidak dirasakan sebelumnya,” kata Amrustian, Minggu (26/11).
Kini Djanur sudah lega. Menurutnya final nanti menjadi bonus bagi PSMS setelah target tercapai. “Target kami ke Liga 1. Ini kerja keras pemain seluruhnya yang sudah berjuang. Tapi kalau bisa menjadi juara itu menjadi bonus bagi kami,” beber pria 53 tahun ini.
Nasib Djajang sendiri ke depannya belum dipastikan. Namun dia sudah memberikan sinyal kepada manajemen PSMS untuk bertahan. Apalagi dia menantikan duel lawan Persib.
“Mulai dari sekarang saya akan berbicara serius lagi dengan Manajemen PSMS. Apakah ke depan saya tetap di sini atau bahakan saya akan berlabuh ke tim lain. Karena musim 2018 nanti akan banyak tim-tim yang mulai persiapan untuk turnamen pra-kompetisi,” ungkapnya.
Skuad PSMS sendiri diliburkan sehari dan kembali berlatih Senin (27/4) hari ini untuk mempersiapkan diri menghadapi Persebaya. “Insha Allah kami bisa merebut gelar juara Liga 2. Tapi terpenting target kami ke Liga 1 sudah tercapai,” kata Suhandi, pemain PSMS.
Di sisi lain euforia kelolosan PSMS tidak hanya dirasakan di GBLA, namun juga di Medan. Sejumlah suporter yang tidak ikut ke Bandung memilih nonton bareng di halaman depan stadion Teladan Medan, Sabtu (25/11). Setelah harap-harap cemas menunggu hampir 120 menit, sorak sorai pun pecah menyambut gol Choiril dan Dimas Drajad. Mereka bernyanyi dan membakar flare untuk menyemarakkan keadaan. Dilanjutkan dengan konvoi dengan menggunakan angkot.
“Kami senang sekali PSMS bisa lolos ke Liga 1. Akhirnya PSMS berada di tempat yang seharusnya. Sekarang Medan waktunya berpesta. Kalau jadi juara lebih bagus lagi,” ujar Eri, salah seorang suporter. (don)
Di babak delapan besar, performa PSMS semakin baik. Djanur meramu PSMS semakin matang hingga akhirnya lolos ke semifinal dan final. Menurut mantan pemain PSMS era Perserikatan, Amrustian, salah satu kunci sukses Djanur di PSMS adalah dia mampu menghadirkan suasana yang nyaman bagi pemain.
“Saya lihat dia membuat pemain merasa lebih enjoy dan tidak terbebani dalam latihan. Walaupun memang tetap serius. Suasana itu yang dibutuhkan pemain dan tidak dirasakan sebelumnya,” kata Amrustian, Minggu (26/11).
Kini Djanur sudah lega. Menurutnya final nanti menjadi bonus bagi PSMS setelah target tercapai. “Target kami ke Liga 1. Ini kerja keras pemain seluruhnya yang sudah berjuang. Tapi kalau bisa menjadi juara itu menjadi bonus bagi kami,” beber pria 53 tahun ini.
Nasib Djajang sendiri ke depannya belum dipastikan. Namun dia sudah memberikan sinyal kepada manajemen PSMS untuk bertahan. Apalagi dia menantikan duel lawan Persib.
“Mulai dari sekarang saya akan berbicara serius lagi dengan Manajemen PSMS. Apakah ke depan saya tetap di sini atau bahakan saya akan berlabuh ke tim lain. Karena musim 2018 nanti akan banyak tim-tim yang mulai persiapan untuk turnamen pra-kompetisi,” ungkapnya.
Skuad PSMS sendiri diliburkan sehari dan kembali berlatih Senin (27/4) hari ini untuk mempersiapkan diri menghadapi Persebaya. “Insha Allah kami bisa merebut gelar juara Liga 2. Tapi terpenting target kami ke Liga 1 sudah tercapai,” kata Suhandi, pemain PSMS.
Di sisi lain euforia kelolosan PSMS tidak hanya dirasakan di GBLA, namun juga di Medan. Sejumlah suporter yang tidak ikut ke Bandung memilih nonton bareng di halaman depan stadion Teladan Medan, Sabtu (25/11). Setelah harap-harap cemas menunggu hampir 120 menit, sorak sorai pun pecah menyambut gol Choiril dan Dimas Drajad. Mereka bernyanyi dan membakar flare untuk menyemarakkan keadaan. Dilanjutkan dengan konvoi dengan menggunakan angkot.
“Kami senang sekali PSMS bisa lolos ke Liga 1. Akhirnya PSMS berada di tempat yang seharusnya. Sekarang Medan waktunya berpesta. Kalau jadi juara lebih bagus lagi,” ujar Eri, salah seorang suporter. (don)