34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

PSMS is Back

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Dimas Drajad (tengah), pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (25/11/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO Datang dengan status eks pelatih Persib, Djajang Nurjaman sempat diragukan. Karena Djanur datang hanya dua hari jelang 16 besar bergulir. Namun garis takdir menuliskan Djanur yang akhirnya menjadi juru selamat PSMS lolos ke Liga 1.

Maka kelegaan pun terpancar dari wajahnya usai peluit panjang ditiupkan wasit Nuzur Fadillah ketika dua gol di babak tambahan kedua lewat Choiril Hidayat dan Dimas Drajad membungkam PSIS di Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (25/11). Djanur digendong para pemain dan ofisial. Pasca itu Djanur langsung bersimpuh ke tanah dan bersujud syukur.

Djanur tersenyum puas. Dua pencapaian telah dilakukannya. Memenuhi target meloloskan PSMS ke Liga 1, sekaligus memulihkan lagi nama baiknya. Ya, usai dituntut mundur di Persib, pria kelahiran Majalengka ini membuktikan kualitasnya di PSMS.

Menariknya, sejarah itu dibuatnya di Bandung, di tanah kelahirannya sendiri. Karena itu Djanur terus tersenyum sumringah usai laga.

“Misi saya membantu PSMS ke Liga 1 akhirnya tercapai. Memang sejak awal saya diminta Manajemen PSMS untuk mengantarkan PSMS ke Liga 1 dan alhamdulillah kami ke Liga 1. Saya buat sejarah baru di sini, bisa mengantarkan PSMS ke Liga 1 dan tempat bersejarah ini juga di Bandung,” ujarnya, Minggu (26/11).

Perjuangan Djanur tak mulus. Di awal penunjukannya, Djanur mengakui dirinya menanggung beban yang tinggi. Kala itu dia menggantikan Mahruzar yang sukses meloloskan PSMS ke 16 besar hanya dua hari jelang pertarungan 16 besar. Artinya jika justru gagal, dirinya akan kehilangan muka dua kali. Djanur sempat harap-harap cemas saat PSMS gagal menang di tiga laga awal. Tumbang dari PSIS, imbang kontra Persita dan tumbang dari Persibat.

Apalagi Djanur tak punya banyak opsi pemain. Bahkan untuk sekadar menghafal nama pemain saja dia kesulitan. Mantan pemain Mercu Buana ini pun akhirnya merekrut tiga pemain baru. Roni Fatahillah dari Persibangga, I Made Wirahadi dari Bali United dan Elthon Maran dari Madura United. Dengan kemampuannya tiga pemain baru itu bak menjadi puzzle melengkapi pemain yang ada. PSMS pun lolos dari lubang jarum.

FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Dimas Drajad (tengah), pemain PSMS Medan melakukan selebrasi setelah berhasil menjebol gawang PSIS Semarang pada babak semifinal Liga 2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (25/11/2017).

MEDAN, SUMUTPOS.CO Datang dengan status eks pelatih Persib, Djajang Nurjaman sempat diragukan. Karena Djanur datang hanya dua hari jelang 16 besar bergulir. Namun garis takdir menuliskan Djanur yang akhirnya menjadi juru selamat PSMS lolos ke Liga 1.

Maka kelegaan pun terpancar dari wajahnya usai peluit panjang ditiupkan wasit Nuzur Fadillah ketika dua gol di babak tambahan kedua lewat Choiril Hidayat dan Dimas Drajad membungkam PSIS di Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (25/11). Djanur digendong para pemain dan ofisial. Pasca itu Djanur langsung bersimpuh ke tanah dan bersujud syukur.

Djanur tersenyum puas. Dua pencapaian telah dilakukannya. Memenuhi target meloloskan PSMS ke Liga 1, sekaligus memulihkan lagi nama baiknya. Ya, usai dituntut mundur di Persib, pria kelahiran Majalengka ini membuktikan kualitasnya di PSMS.

Menariknya, sejarah itu dibuatnya di Bandung, di tanah kelahirannya sendiri. Karena itu Djanur terus tersenyum sumringah usai laga.

“Misi saya membantu PSMS ke Liga 1 akhirnya tercapai. Memang sejak awal saya diminta Manajemen PSMS untuk mengantarkan PSMS ke Liga 1 dan alhamdulillah kami ke Liga 1. Saya buat sejarah baru di sini, bisa mengantarkan PSMS ke Liga 1 dan tempat bersejarah ini juga di Bandung,” ujarnya, Minggu (26/11).

Perjuangan Djanur tak mulus. Di awal penunjukannya, Djanur mengakui dirinya menanggung beban yang tinggi. Kala itu dia menggantikan Mahruzar yang sukses meloloskan PSMS ke 16 besar hanya dua hari jelang pertarungan 16 besar. Artinya jika justru gagal, dirinya akan kehilangan muka dua kali. Djanur sempat harap-harap cemas saat PSMS gagal menang di tiga laga awal. Tumbang dari PSIS, imbang kontra Persita dan tumbang dari Persibat.

Apalagi Djanur tak punya banyak opsi pemain. Bahkan untuk sekadar menghafal nama pemain saja dia kesulitan. Mantan pemain Mercu Buana ini pun akhirnya merekrut tiga pemain baru. Roni Fatahillah dari Persibangga, I Made Wirahadi dari Bali United dan Elthon Maran dari Madura United. Dengan kemampuannya tiga pemain baru itu bak menjadi puzzle melengkapi pemain yang ada. PSMS pun lolos dari lubang jarum.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/