30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Bentuk Komite Penyatuan PSMS

MEDAN- Nasib dua PSMS musim ini tertatihtatih menjalani kompetisi beda versi. Baik itu PSMS versi PT Liga Indonesia maupun PSMS yang berlaga di Divisi Utama LPIS. Peran ketua umum juga dipertanyakan dalam menanggung jawabi perjalanan tim masing-masing. Merasa tidak sanggup, Benny Sihotang pun menyatakan mundur dari kursi Ketua umum PSMS LPIS.

Hal itu disampaikan Benny saat rapat internal pengurus dan manajemen PSMS LPIS di Sekretariat Kebun Bunga Sabtu (1/6) kemarin. Rapat itu juga dirangkai dengan rencana penyatuan duo PSMS. “Saya menyatakan sudah gagal dan tidak sanggup lagi sebagai ketua umum PSMS LPIS. Jadi secara lisan saya sudah nyatakan mundur. Tapi secara resminya akan saya sampaikan kepada pengurus dan klub-klub pemilik PSMS Medan pada musyarah yang akan digodok nanti. Jadi harus secara tertulis juga dan saya bertanggung jawab membawa PSMS ke arah penyatuan itu,” ujar Benny.

Sejak tim memulai kompetisi Divisi Utama LPIS, Benny memang sudah menyatakan tidak sanggup. Karena itu pendanaan tim saat ini hadir dari kocek pribadi sang manajer, Syukri Wardi. Baik itu pembiayaan tim kandang dan tandang juga gaji. “Selanjutnya tim ini tetap berjalan hingga akhir kompetisi dibiayai Pak Syukri ini,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga sudah merumuskan satu hal untuk perubahan. Musyarawarah bersama 40 klub nantinya tak lagi memilih sosok ketua umum. Namun Direktur PSMS. Wacana profesionalitas yang selama ini hanya sekedar konsep tanpa aktualisasi kembali diusung. “Jadi harus ada AD/ART yang dirubah. Sekarang ini zamannya sepakbola moder. Tidak ada lagi peran ketua umum. Kita butuh lompatan besar,” ujarnya.

Sejauh ini wacana penyatuan bukan kabar baru. Sudah beberapa kali upaya dilakukan namun mentok. Penyebabnya tidak adanya kesepakatan antar dua kubu. (don)

MEDAN- Nasib dua PSMS musim ini tertatihtatih menjalani kompetisi beda versi. Baik itu PSMS versi PT Liga Indonesia maupun PSMS yang berlaga di Divisi Utama LPIS. Peran ketua umum juga dipertanyakan dalam menanggung jawabi perjalanan tim masing-masing. Merasa tidak sanggup, Benny Sihotang pun menyatakan mundur dari kursi Ketua umum PSMS LPIS.

Hal itu disampaikan Benny saat rapat internal pengurus dan manajemen PSMS LPIS di Sekretariat Kebun Bunga Sabtu (1/6) kemarin. Rapat itu juga dirangkai dengan rencana penyatuan duo PSMS. “Saya menyatakan sudah gagal dan tidak sanggup lagi sebagai ketua umum PSMS LPIS. Jadi secara lisan saya sudah nyatakan mundur. Tapi secara resminya akan saya sampaikan kepada pengurus dan klub-klub pemilik PSMS Medan pada musyarah yang akan digodok nanti. Jadi harus secara tertulis juga dan saya bertanggung jawab membawa PSMS ke arah penyatuan itu,” ujar Benny.

Sejak tim memulai kompetisi Divisi Utama LPIS, Benny memang sudah menyatakan tidak sanggup. Karena itu pendanaan tim saat ini hadir dari kocek pribadi sang manajer, Syukri Wardi. Baik itu pembiayaan tim kandang dan tandang juga gaji. “Selanjutnya tim ini tetap berjalan hingga akhir kompetisi dibiayai Pak Syukri ini,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga sudah merumuskan satu hal untuk perubahan. Musyarawarah bersama 40 klub nantinya tak lagi memilih sosok ketua umum. Namun Direktur PSMS. Wacana profesionalitas yang selama ini hanya sekedar konsep tanpa aktualisasi kembali diusung. “Jadi harus ada AD/ART yang dirubah. Sekarang ini zamannya sepakbola moder. Tidak ada lagi peran ketua umum. Kita butuh lompatan besar,” ujarnya.

Sejauh ini wacana penyatuan bukan kabar baru. Sudah beberapa kali upaya dilakukan namun mentok. Penyebabnya tidak adanya kesepakatan antar dua kubu. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/