Pemain Bukan Pilihan Pelatih
MEDAN-Abdurrahman Gurning mengaku gerah dengan pemberitaan di satu koran lokal terbitan Medan beberapa waktu lalu. Pada berita tersebut dinyatakan dirinya tak profesional dengan tindakan yang dilakukannya, yakni tak mau melatih PSMS.
Atas hal ini, ia membantah keras pemberitaan tersebut. Karena menurutnya, ada alasan yang sangat mendasar menyebabkan hal tersebut terjadi. Yakni perekrutan pemain seleksi bukan darinya. Jadi, ia merasa kesepakatan pada pembicaraan awal dengan pengurus yang diwakili Idris saat itu telah dilanggar.
Kesepakatan awal, pengurus hanya merekomendasikan 4 hingga 5 pemain. Dan pelatih kepala mempunyai wewenang penuh menentukan pemain-pemain yang bakal mengisi skuad PSMS pada musim yang segera bergulir ini. Dan hingga saat ini hanya satu pemain bawaan Gurning yang mengikuti seleksi di PSMS dan saat ini pemain itu juga telah pergi, yakni kiper Dede Sulaiman.
Gurning menegaskan harusnya saat ia dipercaya menjadi pelatih, maka kerangka tim yang baku sudah dipersiapkannya. Sedikitnya ada 15 pemain inti yang wajib berasal dari ISL, termasuk pemain asing. Sedangkan 10 pemain lainnya ialah empat rekomendasi pengurus dan pemain muda lokal Medan untuk regenerasi.
“Pokok persoalan bukan soal gaji atau kontrak seperti yang selama ini dipermasalahkan. Namun, saya bisa memaklumi, karena ini manual liga (Pedoman klub, Red) belum ada. Saya ingin PSMS berprestasi bukan sekedar numpang lewat. Kita harus manfaatkan durian runtuh lolosnya PSMS bisa ke ajang ISL. Jujur, saya tak berani pegang tim dengan materi seleksi yang ada saat ini,” tegas Gurning saat ditemui wartawan di Gedung Mantan Pemain PSMS Medan, Selasa (4/10).
Ia juga menjelaskan, sudah dua kali pertemuan dilakukan dengan pengurus, dengan hasil deal nominal kontrak dan wewenang penentuan pemain. Namun, Gurning mengaku terkejut saat seleksi perdana, karena pemain sudah ada dan di luar kesepakatan. “Jadi, bukan saya yang tak mau di PSMS. Tapi PSMS yang tak menerima saya,” tuturnya.
Gurning malah menunjukkan keseriusannya untuk membesut PSMS dengan menolak pinangan resmi Persija versi Hadi Basalamah, Arema versi M Nur, Persikabo dan Persitara. “Saya diberi kontrak di bawah nilai kontrak di PSPS.
Selisihnya ratusan juta rupiah. Namun, saya memilih PSMS karena saya cinta PSMS. Saya terima, saya ikhlas,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, siap dengan keputusan pengurus yang ingin meninjau ulang posisinya. Gurning hanya berniat meluruskan tudingan miring yang ditujukan kepadanya. Yakni dituduh tak profesional dengan mengutamakan finansial dari pada pengabdian. “Intinya ada miss komunikasi,” ujar Gurning.
Di kesempatan lain, Sekum PSMS Idris tak setuju jika dikatakan terjadi miss komunikasi. Terkait pemain proyeksi, tetap diberikan kepada pelatih kepala. Masuknya pemain yang bukan bawaan Gurning, bisa dilakukan evaluasi oleh pelatih kepala.
“Kami sudah dua kali bertemu, saya anggap itu final. Dia tidak datang untuk melatih, itu menunjukkan dia tidak komit di PSMS. Pemain seleksi yang tak masuk penilaiannya kan bisa didepak. Tidak masalah. Saya lihat saat ini ada 17 pemain berkelas di tim seleksi,” ungkapnya.
Idris mengaku kecewa dengan pernyataan Gurning yang menyebutkan ‘Mourinho saja tak bisa, melatih pemain saat ini,’ pernyataan itu diklaim pesimistis olehnya. “Seharusnya tidak begitu. Kenapa dia tidak percaya wewenang sepenuhnya kita berikan padanya. Kan hanya tunjuk mana pemain layak atau tidak. Intinya, saya anggap Gurning tak mau latih PSMS,” ujarnya. (saz)