26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PSMS LPIS Tak Mau Bubar

MEDAN- PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) telah menjalani laga terakhir sebelum libur lebaran kontra PSBL Langsa, Kamis (4/7) lalu. Selanjutnya nasib PSMS dengan kompetisi yang kian tidak jelas endingnya masih dipertanyakan. Meskipun jajaran manajemen dan pelatih masih bersikeras untuk melanjutkan kiprah tim di Divisi Utama.

Sebelum laga kontra PSBL, para pemain sempat mempertanyakan kelanjutan nasib tim. Apalagi sudah jelas tertera dalam surat keputusan Kongres tertanggal 17 Maret jika PSMS IPL tak termasuk skenario peserta Divisi Utama musim depan. Rapat internal pun digelar antar pemain, pelatih serta manajer tim, Syukri Wardi. Dari situ diputuskan manajer tetap tak mau membubarkan tim dan memilih melanjutkan kompetisi.
Pelatih kepala PSMS LPIS, Edy Syahputra mengatakan awalnya sempat terkejut dengan pemberitaan di media jika PSMS IPL tak dianggap PSSI pasca penyatuan.

“Memang kami sempat terkejut dan merasa dibohongi dengan hal itu. Karena itu pemain dikumpulkan manajer. Tapi manajer bilang tidak apa-apa karena kelanjutan PSMS musim depan itu tergantung PT yang kini tengah digodok bersama klub-klub anggota PSMS. Jadi siapapun yang akan memimpin PSMS musim depan harus lewat restu PT. Jadi dia tidak masalah untuk melanjutkan tim,” ujar Edy saat berbincang kemarin.

Meskipun secara performa tim besutan Edy cukup apik dengan menghuni posisi dua klasemen namun tak dibarengi dengan finansial yang mendukung. Sisa delapan laga kandang dan tandang membutuhkan kocek yang tak sedikit. Belum lagi gaji pemain yang sampai sekarang juga belum jelas. Pemain saat ini hanya menerima pinjaman dari kocek pribadi manajer seorang. Termasuk saat panpel mengalami minus saat menggelar laga kandang, pun harus meminta bantuan dari Syukri. Pengurus sendiri sudah tak bisa diandalkan pasca bendera putih yang dilambaikan ketua umum Benny Sihotang.
Lalu untuk apa dilanjutkan jika memang finansial tak mendukung? Edy mengatakan saat ini penggodokan PT tengah berjalan dan dalam upaya menggalang sponsorship untuk bisa membantu.

“Jadi nanti jika sudah ada pemasukan sponsor pemain akan kembali dinego ulang dan dikontrak ulang. Karena kontrak sebelumnya dengan CEO (Wimvi) yang sudah lari.

Jadi kalaupun nanti usaha melobi PSSI dan LPIS agar jatah 4 tim IPL tak berhasil diubah, tim ini tetap dilanjut dan dianggaplah untuk persiapan musim depan. Jadi kompetisi ini bisa menjadi uji coba,” beber pelatih berlisensi A nasional ini.

Pemain sendiri juga masih bingung dengan keadaan tim yang statusnya terombang ambing ini. Gelandang PSMS, Donny Fernando Siregar mengatakan pemain sampai saat ini hanya dijejali komitmen kelanjutan tim. Tapi sayangnya hal itu tak diikuti dengan kejelasan pembayaran hak pemain.
“Iya kami memang kumpul sebelum main. Membahas masa depan tim ini. Kata manajer lanjut. Tapi kami gak tahu apa nantinya ada gaji atau tidak. Katanya uangpun menunggu sponsor. Iya kalau ada. Kalau tidak bagaimana?” keluh Donny.

Donny mengatakan pada pertemuan tersebut manajer menjanjikan negosiasi ulang dan kontrak baru dengan catatan ada sponsorship yang masuk.
“Ya begitu sponsor masuk, pemain langsung nego ulang dan teken kontrak. Ya kalau belum ya begini-begini saja,” jelas pemain berusia 29 tahun ini.
Sejauh ini pemain hanya mengharapkan kucuran dana dari pinjaman manajer. Namun pinjaman yang dimaksud pun sudah lama tak diterima pemain. Terakhir pemain hanya menerima bonus kemenangan pasca kemenangan atas PSSB Bireuen dan PSBL Langsa sebesar Rp10 juta yang dibagi rata untuk seluruh pemain. “Ya memang ada bonus. Tapi janjinya sama kami sebelum main ada pinjaman biar ada pegangan sebelum puasa. Sampai sekarang belum ada,” pungkas mantan pemain PSIS ini. (don)

MEDAN- PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) telah menjalani laga terakhir sebelum libur lebaran kontra PSBL Langsa, Kamis (4/7) lalu. Selanjutnya nasib PSMS dengan kompetisi yang kian tidak jelas endingnya masih dipertanyakan. Meskipun jajaran manajemen dan pelatih masih bersikeras untuk melanjutkan kiprah tim di Divisi Utama.

Sebelum laga kontra PSBL, para pemain sempat mempertanyakan kelanjutan nasib tim. Apalagi sudah jelas tertera dalam surat keputusan Kongres tertanggal 17 Maret jika PSMS IPL tak termasuk skenario peserta Divisi Utama musim depan. Rapat internal pun digelar antar pemain, pelatih serta manajer tim, Syukri Wardi. Dari situ diputuskan manajer tetap tak mau membubarkan tim dan memilih melanjutkan kompetisi.
Pelatih kepala PSMS LPIS, Edy Syahputra mengatakan awalnya sempat terkejut dengan pemberitaan di media jika PSMS IPL tak dianggap PSSI pasca penyatuan.

“Memang kami sempat terkejut dan merasa dibohongi dengan hal itu. Karena itu pemain dikumpulkan manajer. Tapi manajer bilang tidak apa-apa karena kelanjutan PSMS musim depan itu tergantung PT yang kini tengah digodok bersama klub-klub anggota PSMS. Jadi siapapun yang akan memimpin PSMS musim depan harus lewat restu PT. Jadi dia tidak masalah untuk melanjutkan tim,” ujar Edy saat berbincang kemarin.

Meskipun secara performa tim besutan Edy cukup apik dengan menghuni posisi dua klasemen namun tak dibarengi dengan finansial yang mendukung. Sisa delapan laga kandang dan tandang membutuhkan kocek yang tak sedikit. Belum lagi gaji pemain yang sampai sekarang juga belum jelas. Pemain saat ini hanya menerima pinjaman dari kocek pribadi manajer seorang. Termasuk saat panpel mengalami minus saat menggelar laga kandang, pun harus meminta bantuan dari Syukri. Pengurus sendiri sudah tak bisa diandalkan pasca bendera putih yang dilambaikan ketua umum Benny Sihotang.
Lalu untuk apa dilanjutkan jika memang finansial tak mendukung? Edy mengatakan saat ini penggodokan PT tengah berjalan dan dalam upaya menggalang sponsorship untuk bisa membantu.

“Jadi nanti jika sudah ada pemasukan sponsor pemain akan kembali dinego ulang dan dikontrak ulang. Karena kontrak sebelumnya dengan CEO (Wimvi) yang sudah lari.

Jadi kalaupun nanti usaha melobi PSSI dan LPIS agar jatah 4 tim IPL tak berhasil diubah, tim ini tetap dilanjut dan dianggaplah untuk persiapan musim depan. Jadi kompetisi ini bisa menjadi uji coba,” beber pelatih berlisensi A nasional ini.

Pemain sendiri juga masih bingung dengan keadaan tim yang statusnya terombang ambing ini. Gelandang PSMS, Donny Fernando Siregar mengatakan pemain sampai saat ini hanya dijejali komitmen kelanjutan tim. Tapi sayangnya hal itu tak diikuti dengan kejelasan pembayaran hak pemain.
“Iya kami memang kumpul sebelum main. Membahas masa depan tim ini. Kata manajer lanjut. Tapi kami gak tahu apa nantinya ada gaji atau tidak. Katanya uangpun menunggu sponsor. Iya kalau ada. Kalau tidak bagaimana?” keluh Donny.

Donny mengatakan pada pertemuan tersebut manajer menjanjikan negosiasi ulang dan kontrak baru dengan catatan ada sponsorship yang masuk.
“Ya begitu sponsor masuk, pemain langsung nego ulang dan teken kontrak. Ya kalau belum ya begini-begini saja,” jelas pemain berusia 29 tahun ini.
Sejauh ini pemain hanya mengharapkan kucuran dana dari pinjaman manajer. Namun pinjaman yang dimaksud pun sudah lama tak diterima pemain. Terakhir pemain hanya menerima bonus kemenangan pasca kemenangan atas PSSB Bireuen dan PSBL Langsa sebesar Rp10 juta yang dibagi rata untuk seluruh pemain. “Ya memang ada bonus. Tapi janjinya sama kami sebelum main ada pinjaman biar ada pegangan sebelum puasa. Sampai sekarang belum ada,” pungkas mantan pemain PSIS ini. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/