MEDAN-Mundurnya jadwal Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyambangi Medan untuk meminta keterangan langsung skuad PSMS PT Liga Indonesia (LI) sudah diketahui pemain dan pelatih serta official. Begitupun tim tidak mempermasalahkannya dan pasca Lebaran mereka siap memberi keterangan yang dibutuhkan Komdis.
“Kami siap kalau sudah diperintahkan pelatih untuk datang. Dan tentunya kami akan memberikan keterangan yang sebenarnya, sesuai yang dibutuhkan Komdis,” tutur Gelandang PSMS Riko Simanjuntak.
Senada, Kapten Tim Hardiantono, mengatakan, dirinya siap dipanggil kapan saja untuk membeberkan fakta yang ada. “Pemain pasti tidak takut karena kami tidak salah. Jadi kapan saja siap. Sehabis Lebaran pun lebih baik,” ungkap Tono, sapaan akrabnya.
Sementara, Pelatih Kepala PSMS Suharto AD, berharap Komdis mengabarkan kedatangannya tak melalui Ketua Umum PSMS LI Indra Sakti Harahap. “Ya sehabis Lebaran pun sudah bagus. Kalau bisa jangan kasih kabarnya ke Ketum, karena ia susah untuk dihubungi dan sulit memberi kabar. Memang lebih bagusnya kasih kabar itu ke seketaris tim saja. Seperti surat panggilan sidang dan kabar uang Rp50 juta itu juga tidak disampaikan ke kami,” ungkap Suharto.
Sekretaris Tim Fityan Hamdy, berharap Komdis mengkonfirmasikan lebih dulu kedatangannya ke Medan, minimal lima hari sebelum datang. Pasalnya tidak mudah mengumpulkan pemain saat kompetisi telah usai. Apalagi tidak semua pemain berdomisili di Medan. “Kami berharap ada rentang waktu yang diberikan. Satu minggu atau lima hari sebelum kedatangan Komdis ke Medan harusnya kami sudah dikasih kabar. Jadi kami bisa lebih mudah kumpulkan pemain. Kan tidak semua pemain itu asli Medan. Apalagi Lebaran ini kan banyak yang pulang kampung,” beber Fityan.
Kehadiran Komdis di Medan menurut Fityan hanya untuk memperjelas dan mendengar keterangan langsung dari pelatih maupun pemain. Menyusul data dan fakta yang dikirimkan lengkap bersama surat kronologis yang dikirim beserta alasan ketidakhadiran ke Jakarta mengikuti sidang. “Pak Hinca (Ketua Komdis, red) bilang sudah cukup lengkap kronologisnya. Jadi tinggal melengkapi saja keterangan pemain. Jadi saya harap pemain menceritakan secara terbuka fakta yang terjadi,” katanya.
Di sisi lain langkah skuad PSMS menuntut Ketumnya ke jalur hukum tertunda usai Lebaran. Pasalnya mereka menunda penunjukan kuasa hukum. “Kami kumpul Senin (5/8) malam lalu, untuk memutuskan siapa pengacara untuk menjadi penasehat hukum PSMS, tapi pelatih (Suharto, red) sudah pulang kampung, katanya mengantarkan anak-anaknya,” lanjut Fityan.
Ada beberapa pihak yang bakal ikut membantu menyiapkan pengacara. “Ada dua calon, yakni Novi Handriawan (pemain PSPS yang juga mantan pemain PSMS PT LPIS). Ia mengatakan akan memberikan pengacara kepada kami. Begitu juga dengan APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia). Tapi memang belum ada tindaklanjutnya,” tandas Fityan. (don)