26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Awas Kurang Gizi Suplai Makanan Distop, Tono dkk Beli Pecal

MEDAN- Kebutuhan gizi skuad PSMS yang mentas di Divisi Utama Liga Indonesia terancam. Aktivitas dapur di Mess Kebun Bunga sejak Jumat (8/2) lalu terhenti karena tak ada bahan makanan untuk dimasak. Krisis keuangan membuat skuad PSMS makan sembarangan.

TANDING: Skuad PSMS saat melakoni pertandingan perdana Divisi Utama melawan PS Bengkulu. //AMINOER RASYID/SUMUT POS
TANDING: Skuad PSMS saat melakoni pertandingan perdana Divisi Utama melawan PS Bengkulu. //AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sebagai tim profesional, aktivitas makan skuad selayaknya diperhatikan. Kandungan gizi mutlak dibutuhkan seorang atlet. Tak hanya pengganjal lapar, makanan atlet mesti memenuhi unsur-unsur gizi memadai. Dan itu tak berlaku di PSMS Medan.

Pantauan Sumut Pos di Mess Kebun Bunga, Senin (11/2) kemarin, ruangan makan yang biasanya dipenuhi pemain setiap makan siang terlihat sepi. Di meja yang biasanya menjadi tempat hidangan nasi dan lauk pauk terlihat kosong.

Begitupun di halaman belakang gedung tempat TC skuad besutan Suimin Diharja ini yang biasa menjadi dapur. Tak ada aktivitas masak memasak. Tim dapur hanya terlihat duduk-duduk. Tidak ada terlihat bahan makanan untuk dimasak.

Akibatnya para pemain, tim pelatih maupun official tak lagi bisa melahap konsumsi. Baik itu sarapan, makan siang dan malam yang biasanya rutin tersedia. Pemain lalu memutuskan makan ke luar. Ada juga yang memilih membeli nasi bungkus untuk dibawa ke mess.

Bek PSMS PT LI, Hardiantono dan beberapa pemain lainnya bahkan memilih melahap mi pecal yang biasa nongkrong di mess Kebun Bunga setiap sore. “Buat ganjal-ganjal aja nih bang,” ujarnya.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak Jumat (8/2) lalu. Sehari sebelum laga kontra PS Bengkulu, pemain sempat disediakan konsumsi. Namun usai laga konsumsi kembali menghilang.

Menurut sumber yang tak ingin namanya disebutkan, selama ini pendanaan konsumsi ditanggung dengan dana pribadi kepala dapur, Hj Misnawati yang merupakan istri ketua Panpel, H Saryono. Padahal untuk pendanaan konsumsi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Bagaimana mungkin jika tidak ada suplai dari pengurus. Selama ini konsumsi ditanggung sendiri Bu Haji. Sudah lebih dari sebulan dan mana mungkin terus-terusan seperti ini,” ujar sumber tersebut.

Selain itu Senin (11/2) kemarin, sesi latihan pagi ditiadakan. Mungkin saja ini dampak dari ketiadaan konsumsi memadai.

Pelatih kepala Suimin Diharja enggan berkomentar. “Kemarin memang niatnya evaluasi sekaligus ada shadow game di lapangan. Tapi terakhir kami hanya membuat evaluasi dengan pemain di ruangan,” jelasnya.

Dokter tim, Roriwansyah Pane mengatakan tidak adanya suplai makanan membuat kondisi fisik pemain drop sehingga tak mungkin dipaksa latihan.
Kondisi ini jelas sangat ironis. Sebelumnya Ketua Umum Indra Sakti Harahap sempat mengoarkan jika pendanaan sudah safety untuk empat bulan awal kompetisi. Namun saat laga baru berjalan sekali, keuangan sudah morat-marit. Kemampuan Indra Sakti memimpin PSMS pun diragukan.

Selama ini biaya operasional memang banyak menggunakan uang pribadi dari H Saryono dan Manajer tim, Sarwono. Bahkan usai kemenangan kemarin, Indra tak memberikan bonus hanya memberikan ceramah. Bonus justru datang dari istri Sarwono. Ironisnya lagi, tim pelatih juga belum digaji sebulan. (don)

MEDAN- Kebutuhan gizi skuad PSMS yang mentas di Divisi Utama Liga Indonesia terancam. Aktivitas dapur di Mess Kebun Bunga sejak Jumat (8/2) lalu terhenti karena tak ada bahan makanan untuk dimasak. Krisis keuangan membuat skuad PSMS makan sembarangan.

TANDING: Skuad PSMS saat melakoni pertandingan perdana Divisi Utama melawan PS Bengkulu. //AMINOER RASYID/SUMUT POS
TANDING: Skuad PSMS saat melakoni pertandingan perdana Divisi Utama melawan PS Bengkulu. //AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sebagai tim profesional, aktivitas makan skuad selayaknya diperhatikan. Kandungan gizi mutlak dibutuhkan seorang atlet. Tak hanya pengganjal lapar, makanan atlet mesti memenuhi unsur-unsur gizi memadai. Dan itu tak berlaku di PSMS Medan.

Pantauan Sumut Pos di Mess Kebun Bunga, Senin (11/2) kemarin, ruangan makan yang biasanya dipenuhi pemain setiap makan siang terlihat sepi. Di meja yang biasanya menjadi tempat hidangan nasi dan lauk pauk terlihat kosong.

Begitupun di halaman belakang gedung tempat TC skuad besutan Suimin Diharja ini yang biasa menjadi dapur. Tak ada aktivitas masak memasak. Tim dapur hanya terlihat duduk-duduk. Tidak ada terlihat bahan makanan untuk dimasak.

Akibatnya para pemain, tim pelatih maupun official tak lagi bisa melahap konsumsi. Baik itu sarapan, makan siang dan malam yang biasanya rutin tersedia. Pemain lalu memutuskan makan ke luar. Ada juga yang memilih membeli nasi bungkus untuk dibawa ke mess.

Bek PSMS PT LI, Hardiantono dan beberapa pemain lainnya bahkan memilih melahap mi pecal yang biasa nongkrong di mess Kebun Bunga setiap sore. “Buat ganjal-ganjal aja nih bang,” ujarnya.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak Jumat (8/2) lalu. Sehari sebelum laga kontra PS Bengkulu, pemain sempat disediakan konsumsi. Namun usai laga konsumsi kembali menghilang.

Menurut sumber yang tak ingin namanya disebutkan, selama ini pendanaan konsumsi ditanggung dengan dana pribadi kepala dapur, Hj Misnawati yang merupakan istri ketua Panpel, H Saryono. Padahal untuk pendanaan konsumsi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Bagaimana mungkin jika tidak ada suplai dari pengurus. Selama ini konsumsi ditanggung sendiri Bu Haji. Sudah lebih dari sebulan dan mana mungkin terus-terusan seperti ini,” ujar sumber tersebut.

Selain itu Senin (11/2) kemarin, sesi latihan pagi ditiadakan. Mungkin saja ini dampak dari ketiadaan konsumsi memadai.

Pelatih kepala Suimin Diharja enggan berkomentar. “Kemarin memang niatnya evaluasi sekaligus ada shadow game di lapangan. Tapi terakhir kami hanya membuat evaluasi dengan pemain di ruangan,” jelasnya.

Dokter tim, Roriwansyah Pane mengatakan tidak adanya suplai makanan membuat kondisi fisik pemain drop sehingga tak mungkin dipaksa latihan.
Kondisi ini jelas sangat ironis. Sebelumnya Ketua Umum Indra Sakti Harahap sempat mengoarkan jika pendanaan sudah safety untuk empat bulan awal kompetisi. Namun saat laga baru berjalan sekali, keuangan sudah morat-marit. Kemampuan Indra Sakti memimpin PSMS pun diragukan.

Selama ini biaya operasional memang banyak menggunakan uang pribadi dari H Saryono dan Manajer tim, Sarwono. Bahkan usai kemenangan kemarin, Indra tak memberikan bonus hanya memberikan ceramah. Bonus justru datang dari istri Sarwono. Ironisnya lagi, tim pelatih juga belum digaji sebulan. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/