30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Ayo Beto!

MEDAN- Permasalahan di lini depan PSMS sudah berlangsung sebelum kompetisi dimulai. Karena itu dengan tambahan amunisi legiun asing, ekspektasi tinggi sempat dialamatkan kepada striker asal Paraguay Alberto “Beto” Sosa Morel.

Dari beberapa pemain impor yang melamar, Beto yang paling memenuhi kriteria yang ditetapkan pelatih. Namun empat laga sudah dilalui PSMS, namun belum sekalipun ia menjebol gawang lawan.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Beto mengatakan di dua laga awal dia sempat diganggu dengan kondisi yang tidak fit. “Di awal melawan (PS Bengkulu-Red) saya juga sempat mengalami gangguan di perut. Selanjutnya di pertandingan kedua (PS Bangka-Red) saya mengalami gangguan di bahu. Karena itu di awal saya tidak fit,” ujarnya.

Pada dua laga tersebut Eks striker Persijap itu hanya diturunkan selama total 60 menit. Akumulasi dari 31 menit di laga perdana dan 29 menit pada laga kedua. Namun saat melawat ke markas PSAP Sigli, Beto diberi kesempatan tampil 90 menit. Namun ia juga belum mampu menjaringkan gol.

Beto juga mengaku kesulitan karena kerap dipasang sendirian di depan. Dalam skema 4-2-3-1 yang menjadi pakem di tiga laga awal, Beto memang didaulat sebagai ujung tombak tunggal. “Saya sulit kalau sendirian di depan. Memang ada tiga gelandang di belakang saya yang mendukung. Tapi saya kesulitan ketika harus berhadapan sendirian,” katanya beralasan.

Striker berusia 26 tahun itu lebih suka jika ia diduetkan dengan striker lain. “Lebih mudah bagi saya jika ada teman saya yang berdiri di sebelah saya. Jadi saya punya rekan duet,” bebernya.

Ketika laga kontra Persih, Sabtu (9/3) lalu yang berakhir imbang 1-1 Beto tak sendirian. Skema 3-4-3 yang dipakai PSMS membuatnya ditemani dua striker sekaligus.

Ada Riko Simanjuntak dan Safrial Irfandi di sisinya. Namun saat itu ia masuk sebagai pemain pengganti di menit 27. Satu pemakluman karena Beto juga sudah tidak lagi berlatih selama dua pekan sebelumnya bersama tim karena urusan Kitas yang membuatnya baru tiba di Medan sehari sebelum laga.

Karena itu pada latihan sesi kemarin, Beto dipoles dengan latihan yang lebih keras. Laga kontra Persisko Tanjabar Kamis (14/3) nanti menjadi pertaruhan terakhir di kandang yang juga menjadi laga penutup musim harus dimenangkan.

Bersama pemain asing lainnya, Edgar, ia di-drill untuk menajamkan naluri mencetak gol. Dan Beto tampak bekerja keras untuk bisa mengatasi masalahnya.

“Beto sebenarnya punya finishing-finishing yang bagus. Sayangnya dia mau shooting waktu betul-betul free. Naluri seorang strikernya yang masih kurang,” komentar pelatih Suimin Diharja.

Namun pria berjuluk pelatih kampung itu melihat progres yang diharapkan dapat direalisasikan pada laga nanti“Sekarang dia sudah berani tendang dari jarak jauh. Kemarin cuma putar sana putar sini. Edgar bisa jadi pelayan dan bisa jadi eksekutor. Kalau Beto harga matinya harus jadi eksekutor,” pungkas Suimin. (don)

MEDAN- Permasalahan di lini depan PSMS sudah berlangsung sebelum kompetisi dimulai. Karena itu dengan tambahan amunisi legiun asing, ekspektasi tinggi sempat dialamatkan kepada striker asal Paraguay Alberto “Beto” Sosa Morel.

Dari beberapa pemain impor yang melamar, Beto yang paling memenuhi kriteria yang ditetapkan pelatih. Namun empat laga sudah dilalui PSMS, namun belum sekalipun ia menjebol gawang lawan.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Beto mengatakan di dua laga awal dia sempat diganggu dengan kondisi yang tidak fit. “Di awal melawan (PS Bengkulu-Red) saya juga sempat mengalami gangguan di perut. Selanjutnya di pertandingan kedua (PS Bangka-Red) saya mengalami gangguan di bahu. Karena itu di awal saya tidak fit,” ujarnya.

Pada dua laga tersebut Eks striker Persijap itu hanya diturunkan selama total 60 menit. Akumulasi dari 31 menit di laga perdana dan 29 menit pada laga kedua. Namun saat melawat ke markas PSAP Sigli, Beto diberi kesempatan tampil 90 menit. Namun ia juga belum mampu menjaringkan gol.

Beto juga mengaku kesulitan karena kerap dipasang sendirian di depan. Dalam skema 4-2-3-1 yang menjadi pakem di tiga laga awal, Beto memang didaulat sebagai ujung tombak tunggal. “Saya sulit kalau sendirian di depan. Memang ada tiga gelandang di belakang saya yang mendukung. Tapi saya kesulitan ketika harus berhadapan sendirian,” katanya beralasan.

Striker berusia 26 tahun itu lebih suka jika ia diduetkan dengan striker lain. “Lebih mudah bagi saya jika ada teman saya yang berdiri di sebelah saya. Jadi saya punya rekan duet,” bebernya.

Ketika laga kontra Persih, Sabtu (9/3) lalu yang berakhir imbang 1-1 Beto tak sendirian. Skema 3-4-3 yang dipakai PSMS membuatnya ditemani dua striker sekaligus.

Ada Riko Simanjuntak dan Safrial Irfandi di sisinya. Namun saat itu ia masuk sebagai pemain pengganti di menit 27. Satu pemakluman karena Beto juga sudah tidak lagi berlatih selama dua pekan sebelumnya bersama tim karena urusan Kitas yang membuatnya baru tiba di Medan sehari sebelum laga.

Karena itu pada latihan sesi kemarin, Beto dipoles dengan latihan yang lebih keras. Laga kontra Persisko Tanjabar Kamis (14/3) nanti menjadi pertaruhan terakhir di kandang yang juga menjadi laga penutup musim harus dimenangkan.

Bersama pemain asing lainnya, Edgar, ia di-drill untuk menajamkan naluri mencetak gol. Dan Beto tampak bekerja keras untuk bisa mengatasi masalahnya.

“Beto sebenarnya punya finishing-finishing yang bagus. Sayangnya dia mau shooting waktu betul-betul free. Naluri seorang strikernya yang masih kurang,” komentar pelatih Suimin Diharja.

Namun pria berjuluk pelatih kampung itu melihat progres yang diharapkan dapat direalisasikan pada laga nanti“Sekarang dia sudah berani tendang dari jarak jauh. Kemarin cuma putar sana putar sini. Edgar bisa jadi pelayan dan bisa jadi eksekutor. Kalau Beto harga matinya harus jadi eksekutor,” pungkas Suimin. (don)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/