33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Wibisono dan Tumsila jadi Penasihat Teknis

Ada yang berbeda dari sesi latihan PSMS Jumat (15/6), pagi di Stadion Teladan. Usai latihan, dua pria paruh baya berdiri menyampaikan lontaran motivasi kepada pemain. Mereka adalah Wibisono dan Tumsila yang tak asing sebagai mantan pemain yang berjaya di era 70-an hingga 80-an.

Lantas, dalam rangka apa kehadiran mereka yang tiba-tiba itu? Ternyata manajemen memberi peran baru dalam tim. Keduanya menempati posisi penasihat teknis. CEO PSMS, Idris SE membenarkan hal itu.

“Ini semata-mata ide dan kesadaran beberapa mantan PSMS yang peduli dengan kondisi PSMS saat ini. Mereka ikut bersimpati dengan kondisi PSMS saat ini, namun ingin memberi dukungan lewat motivasi kepada pemain,” katanya saat dihubungi Jumat (15/6).

Namun, PSMS menyisakan lima laga lagi di pentas Indonesian Super League (ISL) 2011/2012. Hasil buruk yang dituai belakangan ini dan posisi PSMS yang semakin dekat ke zona degradasi, sepertinya menjadi pertimbangan manajemen untuk menunjuk posisi penasehat teknis. Namun mengapa baru sekarang dan tidak sedari awal musim?

“Ide itu datang dari mereka. Pengalaman mereka mungkin bermanfaat bagi tim untuk mengangkat moral pemain yang tengah terpuruk,” lanjut Idris.
Langkah PSMS ini mirip yang dilakukan Persib Bandung. 26 April lalu, Maung Bandung, julukan Persib menunjuk Indra Tohir yang sudah dianggap Legenda oleh publik kota kembang. Ia pemain dan pelatih yang pernah membawa tim Maung Bandung menjuarai kompetisi Perserikatan tahun 80-an dan Liga Indonesia I musim 1994/1995.

Lantas apa tanggapan Caretaker PSMS, Suharto? Pelatih berkepala plontos itu menyambut positif kehadiran dua mantan pemain ini. Apalagi menurutnya, mereka sangat berpengalaman dan bisa memberikan masukan-masukan kepada tim pelatih maupun pemain.

“Harus kita sambut positif. Apalagi banyak masukan dari mereka yang akan bermanfaat bagi kita. Mereka kan punya pengalaman,” ujar Suharto saat dihubungi kemarin.

Wibisono dan Tumsila bersinar sebagai pemain di era perserikatan. Keduanya juga sempat merumput di tim nasional. Sebagai pelatih, Wibisono juga berprestasi menorehkan juara Perserikatan tahun 1985 bersama Parlin Siagian dan Zulkarnain Pasaribu. (mag-18)

Ada yang berbeda dari sesi latihan PSMS Jumat (15/6), pagi di Stadion Teladan. Usai latihan, dua pria paruh baya berdiri menyampaikan lontaran motivasi kepada pemain. Mereka adalah Wibisono dan Tumsila yang tak asing sebagai mantan pemain yang berjaya di era 70-an hingga 80-an.

Lantas, dalam rangka apa kehadiran mereka yang tiba-tiba itu? Ternyata manajemen memberi peran baru dalam tim. Keduanya menempati posisi penasihat teknis. CEO PSMS, Idris SE membenarkan hal itu.

“Ini semata-mata ide dan kesadaran beberapa mantan PSMS yang peduli dengan kondisi PSMS saat ini. Mereka ikut bersimpati dengan kondisi PSMS saat ini, namun ingin memberi dukungan lewat motivasi kepada pemain,” katanya saat dihubungi Jumat (15/6).

Namun, PSMS menyisakan lima laga lagi di pentas Indonesian Super League (ISL) 2011/2012. Hasil buruk yang dituai belakangan ini dan posisi PSMS yang semakin dekat ke zona degradasi, sepertinya menjadi pertimbangan manajemen untuk menunjuk posisi penasehat teknis. Namun mengapa baru sekarang dan tidak sedari awal musim?

“Ide itu datang dari mereka. Pengalaman mereka mungkin bermanfaat bagi tim untuk mengangkat moral pemain yang tengah terpuruk,” lanjut Idris.
Langkah PSMS ini mirip yang dilakukan Persib Bandung. 26 April lalu, Maung Bandung, julukan Persib menunjuk Indra Tohir yang sudah dianggap Legenda oleh publik kota kembang. Ia pemain dan pelatih yang pernah membawa tim Maung Bandung menjuarai kompetisi Perserikatan tahun 80-an dan Liga Indonesia I musim 1994/1995.

Lantas apa tanggapan Caretaker PSMS, Suharto? Pelatih berkepala plontos itu menyambut positif kehadiran dua mantan pemain ini. Apalagi menurutnya, mereka sangat berpengalaman dan bisa memberikan masukan-masukan kepada tim pelatih maupun pemain.

“Harus kita sambut positif. Apalagi banyak masukan dari mereka yang akan bermanfaat bagi kita. Mereka kan punya pengalaman,” ujar Suharto saat dihubungi kemarin.

Wibisono dan Tumsila bersinar sebagai pemain di era perserikatan. Keduanya juga sempat merumput di tim nasional. Sebagai pelatih, Wibisono juga berprestasi menorehkan juara Perserikatan tahun 1985 bersama Parlin Siagian dan Zulkarnain Pasaribu. (mag-18)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/