PSMS vs Persibo
LUBUKPAKAM- Nasib PSMS di Indonesian Premier League (IPL) 2011/2012 tak kalah pahitnya dengan PSMS yang berlaga di ISL. Skuad besutan Fabio Lopez itu pun dipastikan terdegradasi mengikuti jejak PSMS ISL.
Keterpurukan itu tersaji di Stadion Baharoedin Siregar Lubukpakam, Selasa (17/7) lalu, dengan dipermalukannya PSMS 0-1 oleh Persibo Bojonegoro. Gol tunggal Alexandro Leke di menit 86 membunuh asa PSMS yang dipastikan menempati juru kunci dengan koleksi 10 angka. Bersama Bontang FC, PSMS turun kasta.
Tidak perlu lagi bicara soal pengurangan nilai yang masih diperdebatkan PSMS pasca-kalah WO dari Persebaya. Pasalnya, PSMS tak mampu menyelamatkan nasibnya sendiri.
Sepanjang laga, PSMS terus menekan tapi tak mampu menyelesaikan dengan baik peluang-peluang yang dihasilkan. Berbanding terbalik dengan lawan yang praktis hanya memiliki empat peluang di sepanjang laga.
“Ada 10 peluang lebih yang kami ciptakan, tapi kami harus menerima kekalahan ini. Tapi tidak saat ini harusnya tim ini diselamatkan. Sudah terlambat,” ujar Pelatih PSMS, Fabio Lopez saat konfrensi pers.
Terutama di babak kedua, PSMS terus mengurung pertahanan Persibo. Namun performa gemilang kiper Persibo, Adith turut andil membuat serangan PSMS buntu. Peluang Niko di menit 53 dan beberapa kali tendangan Sutrisno dari luar kotak penalti mampu diselamatkannya dengan baik oleh kiper plontos itu.
Sampai akhirnya skuad PSMS mendapat sebuah serangan sporadis dari Laskar Angling Dharma di menit 86. Berawal dari Jajang Paliama yang lepas dari hadangan Vagner, ia memberikan umpan kepada Iskandar yang menyodorkan umpan matang kepada Lekke di muka gawang. Tanpa ampun ia menaklukkan Decky Ardian.
Sejatinya, masih ada peluang. Wasit menunjuk titik putih pasca benturan terhadap Azuan oleh Didik Bagus di saat injury time. Namun Julio Al Corse gagal sebagai eksekutor. Tembakannya melambung. Ia pun hanya bisa menjatuhkan diri ke tanah tanda menyesal sambil menutup mukanya. Skuadnya dipastikan turun kasta.
“Dia striker dan dia harus mencetak gol. Seorang Roberto Baggio juga pernah gagal. Tapi saya pikir satu poin pun tidak cukup. Saya tidak tahu ada apa dengan komdis yang tiba-tiba sudah mengurangi nilai kami menjadi tinggal 10 poin. Saat ini PSMS hanya saya dan pemain. Manajemen dan lain-lainnya tidak kelihatan. Inilah kenyataan yang kami alami,” katanya.
Suasana dressing room PSMS pun lesu. Namun Fabio berharap kondisi ini menjadi pelajaran bagi skuadnya. “Saya katakan kepada pemain untuk belajar. Saya bilang maaf kepada pemain. Tapi sebagai pelatih saya bertanggung jawab atas penampilan tim. Ketika tim menang, itu karena pemainnya bagus. Tapi kalau kalah itu karena pelatihnya. Biasanya saya datang menyelamatkan tim. Karena itu banyak yang mengatakan saya Magic Lopez. Tapi disini beda,” katanya.
Pelatih kelahiran Roma ini pun bersiap kembali ke tanah kelahirannya, Italia. “Besok saya kembali ke italia. Dari Italia selama seminggu mungkin ke Ukraina. Mungkin di dunia masih ada manajemen bodoh yang mau memakai saya,” ujarnya merendah.(mag-18)