25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Utang Rp9,8 Miliar Tanggung Jawab Idris

Rapat Anggota Luar Biasa PSMS versi Pengurus harian di Hotel Santika Dyandra, Minggu (21/10) kemarin tidak hanya mengagendakan pemilihan ketua umum. Namun juga memaparkan laporan pertanggung jawaban pengurus lama. Terutama laporan keuangan yang menyisakan utang miliaran rupiah dari manajemen PSMS ISL musim lalu.

Idris SE//file
Idris SE//file

Forum memberi kesempatan kepada CEO PSMS ISL, Idris SE yang juga Sekretaris Umum PSMS untuk  menyampaikan laporannya. Total Rp9.878.121.822 utang PSMS yang harus dibayar. Jumlah ini merupakan akumulasi dari utang pada pihak ketiga Rp1.391.322.122, utang kepada rumah sakit Rp64.954.200, utang hotel Rp71.229.500, utang travel/tiket Rp472.484.900, utang gaji pemain, pelatih, staf Rp7.378.380.300, utang catering Rp233.775.000 dan utang lain-lain Rp265.975.800.

Jumlah itu kebanyakan didominasi pengeluaran PSMS saat menjalani kompetisi ISL 2011/2012. Pemasukan yang timpang diakui Idris membuat PSMS dililit utang. Pemasukan antara lain dari pihak  Rp6.430.000.000 penerimaan dari sponsor dengan perincian penerimaan dari PT Liga Indonesia sebanyak Rp1.850.000.000, PT Liga Indonesia U-21 (tuan rumah grup D) Rp180 juta dan PT Bakrie Sumatera Plantation Rp4,4 miliar. Jumlah penerimaan dari lain-lain senilai Rp2.125.409.418, sehingga total penerimaan Rp8.555.409.418.

Perdebatan terjadi karena Idris menganggap ini utang organisasi yang harusnya juga menjadi beban kepengurusan terpilih. “Utang ini tetap dipikul organisasi secara keseluruhan, karena ini bukan pribadi saya. Ini tidak akan dibebankan kepada klub-klub tapi secara organisasi,” ujar Idirs.
Namun peserta rapat yang terdiri dari perwakilan 25 klub tidak sepakat. Mereka menganggap ini merupakan kewajiban manajemen ISL musim lalu. Dan sebagai CEO, Idris paling bertanggung jawab.

Hasballah dari PS Kesawan Putra meminta ketegasan agar utang PSMS jangan dibebankan ke anggota. Dia juga mengungkapkan, jika dibebankan ke pengurus PSMS baru, maka akan jadi rancu. “Yang mau menanggulangi pengurus PSMS yang mana, karena saat ini masih ada dua. Apakah kita mau jadi korban kisruh PSSI lagi,” tukasnya.

Idris yang awalnya bersikeras akhirnya tak mampu berbuat banyak. Ia tersudutkan. Dengan nada sedikit emosi ia menyatakan kekecewaannya atas beban yang harus ditanggungnya.

“Belum ada satu klub di PSMS membantu klub untuk pendanaan, termasuk tidak ada membantu bola untuk latihan. Sudah enggak mau bantu, yang korban saya pribadi Idris,” bebernya.(don)

Rapat Anggota Luar Biasa PSMS versi Pengurus harian di Hotel Santika Dyandra, Minggu (21/10) kemarin tidak hanya mengagendakan pemilihan ketua umum. Namun juga memaparkan laporan pertanggung jawaban pengurus lama. Terutama laporan keuangan yang menyisakan utang miliaran rupiah dari manajemen PSMS ISL musim lalu.

Idris SE//file
Idris SE//file

Forum memberi kesempatan kepada CEO PSMS ISL, Idris SE yang juga Sekretaris Umum PSMS untuk  menyampaikan laporannya. Total Rp9.878.121.822 utang PSMS yang harus dibayar. Jumlah ini merupakan akumulasi dari utang pada pihak ketiga Rp1.391.322.122, utang kepada rumah sakit Rp64.954.200, utang hotel Rp71.229.500, utang travel/tiket Rp472.484.900, utang gaji pemain, pelatih, staf Rp7.378.380.300, utang catering Rp233.775.000 dan utang lain-lain Rp265.975.800.

Jumlah itu kebanyakan didominasi pengeluaran PSMS saat menjalani kompetisi ISL 2011/2012. Pemasukan yang timpang diakui Idris membuat PSMS dililit utang. Pemasukan antara lain dari pihak  Rp6.430.000.000 penerimaan dari sponsor dengan perincian penerimaan dari PT Liga Indonesia sebanyak Rp1.850.000.000, PT Liga Indonesia U-21 (tuan rumah grup D) Rp180 juta dan PT Bakrie Sumatera Plantation Rp4,4 miliar. Jumlah penerimaan dari lain-lain senilai Rp2.125.409.418, sehingga total penerimaan Rp8.555.409.418.

Perdebatan terjadi karena Idris menganggap ini utang organisasi yang harusnya juga menjadi beban kepengurusan terpilih. “Utang ini tetap dipikul organisasi secara keseluruhan, karena ini bukan pribadi saya. Ini tidak akan dibebankan kepada klub-klub tapi secara organisasi,” ujar Idirs.
Namun peserta rapat yang terdiri dari perwakilan 25 klub tidak sepakat. Mereka menganggap ini merupakan kewajiban manajemen ISL musim lalu. Dan sebagai CEO, Idris paling bertanggung jawab.

Hasballah dari PS Kesawan Putra meminta ketegasan agar utang PSMS jangan dibebankan ke anggota. Dia juga mengungkapkan, jika dibebankan ke pengurus PSMS baru, maka akan jadi rancu. “Yang mau menanggulangi pengurus PSMS yang mana, karena saat ini masih ada dua. Apakah kita mau jadi korban kisruh PSSI lagi,” tukasnya.

Idris yang awalnya bersikeras akhirnya tak mampu berbuat banyak. Ia tersudutkan. Dengan nada sedikit emosi ia menyatakan kekecewaannya atas beban yang harus ditanggungnya.

“Belum ada satu klub di PSMS membantu klub untuk pendanaan, termasuk tidak ada membantu bola untuk latihan. Sudah enggak mau bantu, yang korban saya pribadi Idris,” bebernya.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/