25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Pemain Liga Ogah ‘Murah’

MEDAN- Minimnya tawaran harga kontrak dari manajemen PSMS berdampak buruk pada macetnya proses negosiasi terhadap calon pemain PSMS di Bank Mandiri Medan, Jumat (24/1) kemarin. Dominasi pemain menolak harga yang ditawarkan pengurus. Terutama para pemain liga.

Ya, maksimal pemain hanya ditawarkan gaji Rp 10 juta per bulan. Atau jika lazimnya 10 bulan masa durasi kontrak mereka hanya memperoleh Rp 100 juta per musim. Tentu saja hal ini sangat mengecewakan para pemain yang punya patokan harga di atas yang ditawarkan PT PeSeMeS. Negosiasi pun berjalan alot.

MACET: Negosiasi terhadap Irwanto dkk macet karena tidak adanya kesepakatan harga.
MACET: Negosiasi terhadap Irwanto dkk macet karena tidak adanya kesepakatan harga.

Satu persatu pemain dipanggil masuk ke ruangan untuk mendengarkan tawaran dari PT PeSeMeS yang dipimpin Syukri Wardi. Dari 24 pemain yang ditawarkan hanya Zulkarnain yang tak hadir. Sekitar 15 menit lamanya pemain masuk ke ruangan untuk mencocokkan harga. Namun rata-rata pemain keluar dengan tertunduk lesu.

Salah satu pemain yang tidak ingin disebutkan namanya tak menyangka jika pengurus menawarkan harga kepadanya serendah itu. Padahal dia yakin dengan pengalamannya sebagai pemain professional pengurus punya harga yang lebih rasional. “Berangkat dari rumah saya sempat bilang kepada orang tua saya kalau kontrak ini pasti besar. Saya sampai ngutang di kedai untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Karena saya sudah janji pulang nego pasti ada uang. Saya kecewa dengan tawaran yang diberikan mereka, saya di kontrak Rp4,5 juta perbulan untuk jangka kontrak 10 bulan,”ungkapnya.

Menurutnya pengurus harusnya menawarkan harga sesuai klasifikasi pemain. Para pemain non liga atau amatir tentunya berbeda dengan kontrak pemain liga yang sudah mengecap pengalaman berkompetisi. “Sebelumnya mereka bilang dibagi berdasarkan kelas A dan kelas B. Masa di samakan antara pemain yang baru masuk liga dan sudah pernah liga. Saya hanya minta nambah sedikit saja. Tapi belum ada kata sepakat,”ujarnya.

Senada, pemain liga lainnya juga mendapatkan tawaran harga yang sama. Namun pemain hanya mendapat tanda jadi merata Rp 1 juta. Padahal biasanya panjar kontrak minimal 10 persen dari harga yang ditawarkan. “Kami masih diberi Rp1 juta untuk tanda jadi kata mereka. Tapi, yang kami kecewakan kontrak gaji kami di luar harapan hanya Rp4,5 juta perbulan untuk jangka waktu 10 bulan. Padahal, saya berfikir pengurus yang baru ini bisa memberikan lebih,”ujarnya.

Bahkan beberapa pemain senior seperti Donny Fernando Siregar dan Affan Lubis sudah mengambil ancang-ancang hengkang. Apalagi mereka tidak hanya diincar PSMS. “Ya saya paham kalau PSMS memang tidak banyak uangnya. Tapi harganya yang sepantasnya. Saya belum ada mencapai kata sepakat. Tidak ada kenaikan harga dari penawaran yang sebelumnya. Sekarang saya belum putuskan karena ada juga tawaran dari klub lain juga” ujar Donny.

Sementara, Direktur PT PeSeMeS Medan, Syukri Wardi mengaku uang sebesar Rp 1 juta itu hanya sebatas tanda jadi. Apalagi pemain juga belum disodori kontrak yang disaksikan notaris. Bahkan menurutnya uang tersebut tak dipaksakan. “Ya, itu kan hanya tanda jadi saja, kalau pemain tidak mau ya silahkan saja,” ujarnya.

Soal nilai kontrak yang terlampau kecil, Syukri enggan menanggapi. “Ya gak enaklah, takutnya nanti saat dibaca ada pemain yang murah diberikan atau kemahalan orang protes dengan nilai tersebut,”ucapnya.

Sementara itu negosiasi pelatih sudah rampung dan mencapai kata sepakat. Hanya saja belum ada realisasi dari kontrak. Lebih lanjut ia mengatakan proses negosiasi ditargetkan rampung di akhir Januari.  (ban/don)

MEDAN- Minimnya tawaran harga kontrak dari manajemen PSMS berdampak buruk pada macetnya proses negosiasi terhadap calon pemain PSMS di Bank Mandiri Medan, Jumat (24/1) kemarin. Dominasi pemain menolak harga yang ditawarkan pengurus. Terutama para pemain liga.

Ya, maksimal pemain hanya ditawarkan gaji Rp 10 juta per bulan. Atau jika lazimnya 10 bulan masa durasi kontrak mereka hanya memperoleh Rp 100 juta per musim. Tentu saja hal ini sangat mengecewakan para pemain yang punya patokan harga di atas yang ditawarkan PT PeSeMeS. Negosiasi pun berjalan alot.

MACET: Negosiasi terhadap Irwanto dkk macet karena tidak adanya kesepakatan harga.
MACET: Negosiasi terhadap Irwanto dkk macet karena tidak adanya kesepakatan harga.

Satu persatu pemain dipanggil masuk ke ruangan untuk mendengarkan tawaran dari PT PeSeMeS yang dipimpin Syukri Wardi. Dari 24 pemain yang ditawarkan hanya Zulkarnain yang tak hadir. Sekitar 15 menit lamanya pemain masuk ke ruangan untuk mencocokkan harga. Namun rata-rata pemain keluar dengan tertunduk lesu.

Salah satu pemain yang tidak ingin disebutkan namanya tak menyangka jika pengurus menawarkan harga kepadanya serendah itu. Padahal dia yakin dengan pengalamannya sebagai pemain professional pengurus punya harga yang lebih rasional. “Berangkat dari rumah saya sempat bilang kepada orang tua saya kalau kontrak ini pasti besar. Saya sampai ngutang di kedai untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Karena saya sudah janji pulang nego pasti ada uang. Saya kecewa dengan tawaran yang diberikan mereka, saya di kontrak Rp4,5 juta perbulan untuk jangka kontrak 10 bulan,”ungkapnya.

Menurutnya pengurus harusnya menawarkan harga sesuai klasifikasi pemain. Para pemain non liga atau amatir tentunya berbeda dengan kontrak pemain liga yang sudah mengecap pengalaman berkompetisi. “Sebelumnya mereka bilang dibagi berdasarkan kelas A dan kelas B. Masa di samakan antara pemain yang baru masuk liga dan sudah pernah liga. Saya hanya minta nambah sedikit saja. Tapi belum ada kata sepakat,”ujarnya.

Senada, pemain liga lainnya juga mendapatkan tawaran harga yang sama. Namun pemain hanya mendapat tanda jadi merata Rp 1 juta. Padahal biasanya panjar kontrak minimal 10 persen dari harga yang ditawarkan. “Kami masih diberi Rp1 juta untuk tanda jadi kata mereka. Tapi, yang kami kecewakan kontrak gaji kami di luar harapan hanya Rp4,5 juta perbulan untuk jangka waktu 10 bulan. Padahal, saya berfikir pengurus yang baru ini bisa memberikan lebih,”ujarnya.

Bahkan beberapa pemain senior seperti Donny Fernando Siregar dan Affan Lubis sudah mengambil ancang-ancang hengkang. Apalagi mereka tidak hanya diincar PSMS. “Ya saya paham kalau PSMS memang tidak banyak uangnya. Tapi harganya yang sepantasnya. Saya belum ada mencapai kata sepakat. Tidak ada kenaikan harga dari penawaran yang sebelumnya. Sekarang saya belum putuskan karena ada juga tawaran dari klub lain juga” ujar Donny.

Sementara, Direktur PT PeSeMeS Medan, Syukri Wardi mengaku uang sebesar Rp 1 juta itu hanya sebatas tanda jadi. Apalagi pemain juga belum disodori kontrak yang disaksikan notaris. Bahkan menurutnya uang tersebut tak dipaksakan. “Ya, itu kan hanya tanda jadi saja, kalau pemain tidak mau ya silahkan saja,” ujarnya.

Soal nilai kontrak yang terlampau kecil, Syukri enggan menanggapi. “Ya gak enaklah, takutnya nanti saat dibaca ada pemain yang murah diberikan atau kemahalan orang protes dengan nilai tersebut,”ucapnya.

Sementara itu negosiasi pelatih sudah rampung dan mencapai kata sepakat. Hanya saja belum ada realisasi dari kontrak. Lebih lanjut ia mengatakan proses negosiasi ditargetkan rampung di akhir Januari.  (ban/don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/