31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

PSMS Harus Tetap Satu

Joint Committee Legalkan Dua Kompetisi

MEDAN- Kisruh di tubuh PSMS yang terus berlanjut, memungkinkan klub kebanggaan masyarakat Medan ini kembali mengulangi dualisme pada musim kompetisi mendatang. Namun, sejumlah pemain yang sampai saat ini masih meletakkan harapannya bermain di PSMS musim depan, mengharapkan PSMS tetap satu, meski hasil rapat Joint Committee melegalkan dua kompetisi.

Kondisi PSMS saat ini memang mengarah ke dualisme dengan keberadaan kepengurusan PSMS  yang diketuai Indra Sakti Harahap dengan RULB Hotel Candi yang lebih dulu digelar Agustus. Sementara pengurus harian yang dimotori Iswanda Ramli juga tengah mempersiapkan RULB.

Keduanya juga kini punya jalan masing-masing untuk memilih dualisme liga. Indra cs mengarahkan ke KPSI sementara kepengurusan versi pengurus harian yang baru akan menentukan ketua umum akhir September, PSMS diyakini punya haluan ke PSSI, atau LPIS.

Donny F Siregar, gelandang kelahiran Balige ini mengaku kurang puas dengan keputusan JC. “Kalau menurut saya pribadi, hasil JC itu masih kurang memuaskan. Karena, bagaimanapun, kami (pemain) menginginkan satu kompetisi,” ujar pemain yang musim lalu merumput bersama PSIS Semarang ini.

“Harapan saya, IPL dan ISL menyatu tahun ini, supaya liga kita lebih berbobot dan sponsorpun mau mendanai tim. Kondisi dua-duanya legal, nanti PSMS punya tim dua lagi, lalu kami (pemain) mau main ke PSMS yang mana. Itu yang menjadi tanda tanya. PSMS satu saja susah berjaya, apalagi dua kan? Penyakit lama akan tetap seperti musim lalu, tunggakan gaji, sponsor minim, dan lain-lain,” tegasnya.

Sedangkan, Jecky Pasarela yang musim lalu mengenakan kostum PSMS IPL, menambahkan, satu sisi dua kompetisi yang dilegalkan bisa menguntungkan pemain. “Kalau sebagai pemain memang menguntungkan, karena secara tidak langsung menambah lapangan kerja. Kami kan main bola ini sudah seperti kerjaan,” ucapnya.

Namun, mantan pemain PSM Makassar ini punya keinginan agar meski dua liga tapi PSSI tetap satu. Ini menurutnya, agar pemain-pemain ada tempat perlindungan. “Karena kami berkaca pada persoalan liga musim kemarin. Banyak tim permasalahannya finansial. Ya enggak usah jauh-jauh, PSMS (IPL dan ISL) sama-sama punya masalah gaji. Jadi pemain tahu mau mengadukan nasibnya ke mana dan bisa langsung ditindaklanjuti,” pungkasnya. (don)

Joint Committee Legalkan Dua Kompetisi

MEDAN- Kisruh di tubuh PSMS yang terus berlanjut, memungkinkan klub kebanggaan masyarakat Medan ini kembali mengulangi dualisme pada musim kompetisi mendatang. Namun, sejumlah pemain yang sampai saat ini masih meletakkan harapannya bermain di PSMS musim depan, mengharapkan PSMS tetap satu, meski hasil rapat Joint Committee melegalkan dua kompetisi.

Kondisi PSMS saat ini memang mengarah ke dualisme dengan keberadaan kepengurusan PSMS  yang diketuai Indra Sakti Harahap dengan RULB Hotel Candi yang lebih dulu digelar Agustus. Sementara pengurus harian yang dimotori Iswanda Ramli juga tengah mempersiapkan RULB.

Keduanya juga kini punya jalan masing-masing untuk memilih dualisme liga. Indra cs mengarahkan ke KPSI sementara kepengurusan versi pengurus harian yang baru akan menentukan ketua umum akhir September, PSMS diyakini punya haluan ke PSSI, atau LPIS.

Donny F Siregar, gelandang kelahiran Balige ini mengaku kurang puas dengan keputusan JC. “Kalau menurut saya pribadi, hasil JC itu masih kurang memuaskan. Karena, bagaimanapun, kami (pemain) menginginkan satu kompetisi,” ujar pemain yang musim lalu merumput bersama PSIS Semarang ini.

“Harapan saya, IPL dan ISL menyatu tahun ini, supaya liga kita lebih berbobot dan sponsorpun mau mendanai tim. Kondisi dua-duanya legal, nanti PSMS punya tim dua lagi, lalu kami (pemain) mau main ke PSMS yang mana. Itu yang menjadi tanda tanya. PSMS satu saja susah berjaya, apalagi dua kan? Penyakit lama akan tetap seperti musim lalu, tunggakan gaji, sponsor minim, dan lain-lain,” tegasnya.

Sedangkan, Jecky Pasarela yang musim lalu mengenakan kostum PSMS IPL, menambahkan, satu sisi dua kompetisi yang dilegalkan bisa menguntungkan pemain. “Kalau sebagai pemain memang menguntungkan, karena secara tidak langsung menambah lapangan kerja. Kami kan main bola ini sudah seperti kerjaan,” ucapnya.

Namun, mantan pemain PSM Makassar ini punya keinginan agar meski dua liga tapi PSSI tetap satu. Ini menurutnya, agar pemain-pemain ada tempat perlindungan. “Karena kami berkaca pada persoalan liga musim kemarin. Banyak tim permasalahannya finansial. Ya enggak usah jauh-jauh, PSMS (IPL dan ISL) sama-sama punya masalah gaji. Jadi pemain tahu mau mengadukan nasibnya ke mana dan bisa langsung ditindaklanjuti,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/