PERSIAPAN PSMS menghadapi laga keduanya kontra PSBL Langsa, Minggu (28/4) mendatang diawali dengan pengurusan alih status enam pemain muda yang sebelumnya belum rampung. Pasalnya tenaga mereka sangat dibutuhkan pada laga tersebut.
Mereka adalah Muhammad Antoni, Patriz Khan, Agung Prasetyo, Edy Syahputra, Safri Koto dan Luis Irsandi. Sebelumnya mereka terganjal perizinan sehingga tidak dapat diturunkan menghadapi PSSB Bireuen. Akibat pelatih Edy Syahputra tak punya banyak opsi.
Lalu apa yang menjadi masalah hingga kondisi ini bisa terjadi di hari pertandingan? Apakah perizinan tidak diurus? CEO PSMS LPIS, Wimvi Tri Hadi membantahnya. Ia mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakbecusan operator kompetisi, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang mempersulit terbitnya alih status.
“Sudah diurus. Bahkan surat alih status itu sudah ditandatangani Sekjend PSSI. Tapi kendalanya fax tidak bisa dikirim ke sekretariat panpel di Bireuen karena tidak adanya email dan fax disana. Jadi mau tidak mau harus konfirmasi panpel lewat telepon. Tapi pihak LPIS sebagai yang berwenang malah tidak mau menelpon panpel,” jelas Wimvi.
Kondisi ini sempat memancing emosi Wimvi. Jelang kick off dia sempat mengancam bakal menarik mundur timnya. “Saya bahkan sudah sempat telpon bang Edy (pelatih-red) supaya tidak main. Sebagai bentuk protes. Tapi Ketua PSSI pak Djohar telpon saya dan tetap melanjutkan pertandingan,” ujar Wimvi.
Yang aneh sebenarnya sebagian pemain yang dipermasalahkan statusnya itu tak lagi berstatus amatir. Seperti Antoni, Patriz Khan dan Luis Irsandi yang musim lalu memperkuat PSMS ISL. Mereka bahkan sudah diturunkan dan di lapangan. Namun entah kenapa karena beda operator, ketiganya disebut kembali berstatus amatir. Berbeda dengan para pemain PON Sumut yang harus beralih status ke amatir. (don)