25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Aman Dari Sanksi, Tapi Harus Antisipasi

JAKARTA-PSSI bisa bernafas lega meski terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh suporter pada laga uji coba kontra Belanda Jumat (7/6) malam lalu. Pasalnya, AFC sudah mengkonfirmasi jika laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu tidak masukd alam hitungan pertandingan resmi AFC.

Kepastian itu didapat setelah AFC mengirimkan surat kepada PSSI beberapa saat sebelum laga dimulai. Dalam surat bernomor AFC/7711/legal/Ij itu, AFC memberikan penjelasan terkait putusan Komisi disiplin AFC  memberi sanksi PSSI denda USD 15 ribu dan ancaman hukuman jika pelanggaran kembali diulang.

”Keputusan hanya berlaku untuk kompetisi resmi AFC dan bukan laga persahabatan yang digelar oleh asosiasi (PSSI),” jelas salah satu penggalan isi surat tersebut.

Dengan keputusan ini, Indonesia masih bisa menggelar laga dengan penonton saat menghadapi Tiongkok pada lanjutan Pra Piala Asia 2015, 15 Oktober mendatang.

Sebelumnya, pada laga lawan Belanda Flare (cerawat) dinyalakan oleh suporter di tribun atas SUGBK. Padahal, pada putusan Komdis AFC,  sudah mewanti-wanti agar itu tak terulang atau Indonesia mendapat sanksi menggelar laga tanpa penonton di pertandingan resmi terdekat.

Foreign affairs officer PSSI Azwan Karim menjelaskan bahwa tidak adanya sanksi bukan lantas membuat PSSI tenang. Sebab, meski sudah dijelaskan dan dikhawatirkan, suporter Indonesia ternyata tetap saja bebal dan tak bisa bersikap dewasa.

”Sangat disayangkan Flare tetap saja dinyalakan. Kalau kejadian semalam terjadi pada kompetisi AFC< dipastikan sanksi itu sudah dimplementasikan,” ujarnya.

Jika disanksi, maka bisa dipastikan TImnas yang merugi. Selain suporter yak bisa memberikan dukungan langsung, Timnas pun bakal kehilangan pemain ke-12 nya. Padahal, dukungan suporter ini bisa menjadi penyemangat  tersendiri bagi Timnas.

Melihat kondisi ini, lanjut Azwan, hanya ada dua langkah yang bisa mencegah kejadian ini terulang di laga berikutnya. Pertama, pengetatan dari sisi keamanan.  Kedua, kesadaran dari suporter bahwa hal itu dilarang oleh kode disiplin pertandingan.

Pernyataan Azwan itu memang cukup rasional. Sebab, dari pantauan Jawa Pos (Grup Sumut Pos), lolosnya cerawat itu karena petugas keamanan tak melakukan screening yang ketat saat penonton masuk ke Stadion. Sebaliknya, penonton masih berusaha dengan berbagai cara agar bawaannya lolos.
Jawa Pos mengamati, jika penjagaan ketat hanya dilakukan oleh petugas di awal-awal penonton masuk. Tapi, saat pertandingan sudah dimulai dan sebagian besar penonton sudah masuk, penjagaan melemah dan ala kadarnya. Disinilah penonton akhirnya bisa lolos membawa barang yang dilarang berada di dalam area stadion tersebut. (aam/jpnn)

JAKARTA-PSSI bisa bernafas lega meski terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh suporter pada laga uji coba kontra Belanda Jumat (7/6) malam lalu. Pasalnya, AFC sudah mengkonfirmasi jika laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu tidak masukd alam hitungan pertandingan resmi AFC.

Kepastian itu didapat setelah AFC mengirimkan surat kepada PSSI beberapa saat sebelum laga dimulai. Dalam surat bernomor AFC/7711/legal/Ij itu, AFC memberikan penjelasan terkait putusan Komisi disiplin AFC  memberi sanksi PSSI denda USD 15 ribu dan ancaman hukuman jika pelanggaran kembali diulang.

”Keputusan hanya berlaku untuk kompetisi resmi AFC dan bukan laga persahabatan yang digelar oleh asosiasi (PSSI),” jelas salah satu penggalan isi surat tersebut.

Dengan keputusan ini, Indonesia masih bisa menggelar laga dengan penonton saat menghadapi Tiongkok pada lanjutan Pra Piala Asia 2015, 15 Oktober mendatang.

Sebelumnya, pada laga lawan Belanda Flare (cerawat) dinyalakan oleh suporter di tribun atas SUGBK. Padahal, pada putusan Komdis AFC,  sudah mewanti-wanti agar itu tak terulang atau Indonesia mendapat sanksi menggelar laga tanpa penonton di pertandingan resmi terdekat.

Foreign affairs officer PSSI Azwan Karim menjelaskan bahwa tidak adanya sanksi bukan lantas membuat PSSI tenang. Sebab, meski sudah dijelaskan dan dikhawatirkan, suporter Indonesia ternyata tetap saja bebal dan tak bisa bersikap dewasa.

”Sangat disayangkan Flare tetap saja dinyalakan. Kalau kejadian semalam terjadi pada kompetisi AFC< dipastikan sanksi itu sudah dimplementasikan,” ujarnya.

Jika disanksi, maka bisa dipastikan TImnas yang merugi. Selain suporter yak bisa memberikan dukungan langsung, Timnas pun bakal kehilangan pemain ke-12 nya. Padahal, dukungan suporter ini bisa menjadi penyemangat  tersendiri bagi Timnas.

Melihat kondisi ini, lanjut Azwan, hanya ada dua langkah yang bisa mencegah kejadian ini terulang di laga berikutnya. Pertama, pengetatan dari sisi keamanan.  Kedua, kesadaran dari suporter bahwa hal itu dilarang oleh kode disiplin pertandingan.

Pernyataan Azwan itu memang cukup rasional. Sebab, dari pantauan Jawa Pos (Grup Sumut Pos), lolosnya cerawat itu karena petugas keamanan tak melakukan screening yang ketat saat penonton masuk ke Stadion. Sebaliknya, penonton masih berusaha dengan berbagai cara agar bawaannya lolos.
Jawa Pos mengamati, jika penjagaan ketat hanya dilakukan oleh petugas di awal-awal penonton masuk. Tapi, saat pertandingan sudah dimulai dan sebagian besar penonton sudah masuk, penjagaan melemah dan ala kadarnya. Disinilah penonton akhirnya bisa lolos membawa barang yang dilarang berada di dalam area stadion tersebut. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/