25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Perseba Sentuh Final

JAKARTA – Pertandingan puncak liga amatir Indonesia musim ini menyisakan fakta unik. Di antara tiga Divisi, mulai dari Divisi I, II, dan III, semuanya selalu diikuti klub dari Jatim. Dan, di Gelanggang Olahraga” (GOR) Ciracas, Jakarta, Kamis  (23/1)  kemarin. Perseba Bangkalan meneruskan catatan apik klub Jatim.

Dalam laga di babak semifinal Divisi III Nasional menghadapi Persepar Pariaman, Perseba bisa memetik angka penuh. Perseba hanya butuh setengah jam untuk menentukan kemenangannya itu. Dimulai dari eksekusi penalti M Fahmi menit ke-63, diakumulasikan oleh Riki Hamsyah di menit ke-69, dan diakhiri Ridho Nurcahyo semenit jelang laga usai.

Skuad asuhan Hanafing tersebut sudah ditunggu Persintan Intan Jaya Papua. Pada semifinal di tempat yang sama sebelumnya, Persintan mengakhiri perlawanan Persikobi Kota Bima dengan skor tipis, 2-1. Raimond Jagani” menjadi pahlawan Persintan dengan dua golnya masing-masing pada menit ke-17 dan 66. Satu gol Persikobi dicetak Muhammad Ricky pada menit kesembilan.

Keunggulan stamina menjadi kunci kemenangan Perseba. Sebab, sepanjang laga, terutama dalam babak pertama, Persepar justru yang banyak mengambil inisiatif serangan. “Namun, dengan sisi stamina yang lebih unggul, kami bisa membalikkan keadaan dalam tempo 30 menit terakhir,” ujar Hanafing usai pertandingan.

Hanafing menyebut, kekuatan stamina anak asuhnya sebenarnya tidak terlalu apik. Secara person by person, kekuatan individual penggawa Perseba dari sisi VO2Max-nya hanya berkisar pada angka 45-48 ml/kg/menit. Hanya, kejelian untuk me-maintenance permainannya menjadi awal dari keunggulan itu.

Terlebih, Persepar yang main ngotot malah seakan kehabisan tenaga pada babak kedua. Terlepas dari kemenangan ini, permainan ngotot Persepar dijadikan mantan pelatih PSIM Jogjakarta ini sebagai pelajaran untuk final menghadapi Persintan. Sebab, Persintan yang notebene klub asal Tanah Papua punya karakter sedikit mirip dengan Persepar.

Bedanya, Persintan mempunyai kelemahan dari permainan kolektivitas individunya. “Dari situ akan kami coba meredam permainan mereka di pertandingan final. Yang jelas kami tidak akan meremehkan Persintan. Mereka tetap klub yang tangguh sejauh ini,” imbuhnya. Laga final itu sendiri akan dilangsungkan di tempat yang sama, besok.

Terpisah, pelatih Persintan, Jack Kobagau menyatakan bahwa klubnya tidak gentar menghadapi Perseba. Keberhasilan meraih laga puncak kali ini tidak akan dilepaskannya begitu saja. “Kami sudah jauh-jauh terbang dari Papua, masa kami harus menyerahkan kemenangan ke mereka. Di final, siapapun lawannya akan kami hadapi, sekalipun itu tim sekelas Perseba,” pungkasnya. (ren/jpnn)

JAKARTA – Pertandingan puncak liga amatir Indonesia musim ini menyisakan fakta unik. Di antara tiga Divisi, mulai dari Divisi I, II, dan III, semuanya selalu diikuti klub dari Jatim. Dan, di Gelanggang Olahraga” (GOR) Ciracas, Jakarta, Kamis  (23/1)  kemarin. Perseba Bangkalan meneruskan catatan apik klub Jatim.

Dalam laga di babak semifinal Divisi III Nasional menghadapi Persepar Pariaman, Perseba bisa memetik angka penuh. Perseba hanya butuh setengah jam untuk menentukan kemenangannya itu. Dimulai dari eksekusi penalti M Fahmi menit ke-63, diakumulasikan oleh Riki Hamsyah di menit ke-69, dan diakhiri Ridho Nurcahyo semenit jelang laga usai.

Skuad asuhan Hanafing tersebut sudah ditunggu Persintan Intan Jaya Papua. Pada semifinal di tempat yang sama sebelumnya, Persintan mengakhiri perlawanan Persikobi Kota Bima dengan skor tipis, 2-1. Raimond Jagani” menjadi pahlawan Persintan dengan dua golnya masing-masing pada menit ke-17 dan 66. Satu gol Persikobi dicetak Muhammad Ricky pada menit kesembilan.

Keunggulan stamina menjadi kunci kemenangan Perseba. Sebab, sepanjang laga, terutama dalam babak pertama, Persepar justru yang banyak mengambil inisiatif serangan. “Namun, dengan sisi stamina yang lebih unggul, kami bisa membalikkan keadaan dalam tempo 30 menit terakhir,” ujar Hanafing usai pertandingan.

Hanafing menyebut, kekuatan stamina anak asuhnya sebenarnya tidak terlalu apik. Secara person by person, kekuatan individual penggawa Perseba dari sisi VO2Max-nya hanya berkisar pada angka 45-48 ml/kg/menit. Hanya, kejelian untuk me-maintenance permainannya menjadi awal dari keunggulan itu.

Terlebih, Persepar yang main ngotot malah seakan kehabisan tenaga pada babak kedua. Terlepas dari kemenangan ini, permainan ngotot Persepar dijadikan mantan pelatih PSIM Jogjakarta ini sebagai pelajaran untuk final menghadapi Persintan. Sebab, Persintan yang notebene klub asal Tanah Papua punya karakter sedikit mirip dengan Persepar.

Bedanya, Persintan mempunyai kelemahan dari permainan kolektivitas individunya. “Dari situ akan kami coba meredam permainan mereka di pertandingan final. Yang jelas kami tidak akan meremehkan Persintan. Mereka tetap klub yang tangguh sejauh ini,” imbuhnya. Laga final itu sendiri akan dilangsungkan di tempat yang sama, besok.

Terpisah, pelatih Persintan, Jack Kobagau menyatakan bahwa klubnya tidak gentar menghadapi Perseba. Keberhasilan meraih laga puncak kali ini tidak akan dilepaskannya begitu saja. “Kami sudah jauh-jauh terbang dari Papua, masa kami harus menyerahkan kemenangan ke mereka. Di final, siapapun lawannya akan kami hadapi, sekalipun itu tim sekelas Perseba,” pungkasnya. (ren/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/